Bisnis.com, JAKARTA - Modal tak menjadi persoalan utama bagi pelaku usaha yang ingin mulai berbisnis. Ada bermodal yang minim, tetapi bisa sukses dengan tekad dan kerja keras.
Ini pula yang dialami oleh Gibran Huzaifah, CEO dan Founder eFishery. Pria kelahiran 1989 ini mengaku pertama kali berkesempatan mengenal dan berinteraksi langsung dengan dunia perikanan saat dirinya masih duduk di bangku kuliah.
Ketika tengah mengambil mata kuliah akuakultur di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) Gibran disarankan oleh dosennya untuk menggarap budidaya ikan lele.
Saat memulai bisnis sebagai pembudidaya ikan lele, Gibran menggunakan uang tabungan sendiri sekitar Rp400.000 yang digunakan untuk menyewa kolam seukuran 50 m². Semua usaha dilakukan secara otodidak olehnya.
Tidak hanya budidaya lele, dia lantas mengembangkan usahanya ke bisnis hilir dan mengolah ikan-ikan tersebut menjadi makanan jadi, seperti abon dan nugget. Setelah beberapa tahun menjalankan usaha budidaya ikan dan pembuatan makanan olahan, dia menemukan permasalahan utama yang sering dihadapi para pembudidaya yaitu biaya pakan.
“Biaya pakan ini paling krusial karena memakan biaya produksi hingga 60 persen hingga 70 persen. Saya melihat bahwa pemberian pakan secara manual kurang efektif karena banyak yang tidak termakan ikan, akhirnya terendam dan justru mencemarkan perairan,” terangnya.
Baca Juga
Masalah itu pun ternyata tak hanya dihadapi oleh dirinya sendiri tetapi juga setiap petani yang menjalankan bisnis akuakultur. Dari situ, Gibran lantas terpikir untuk mencari solusi menyelesaikan persoalan dengan mengembangkan perangkat pemberian pakan ikan melalui sentuhan teknologi.
Dimulai dengan riset dia lantas mencari mitra sebagai co-founder yang memiliki visi sama. Keduanya lalu sepakat mendirikan usaha yang diberi nama eFishery pada 2012.
eFishery sendiri menyediakan solusi teknologi Internet of Things dalam bentuk alat pemberi pakan ikan secara otomatis dengan menggunakan sensor. Alat tersebut dapat mengukur nafsu makan ikan sesuai dosis yang dibutuhkan sehingga dapat menghemat dan meminimalkan pemborosan pemberian pakan.
Untuk membuat prototype pertamanya, Gibran merogoh kocek sekitar Rp2,5 juta yang didapatkan dari usaha sebelumnya. Saat mengembangkan eFishery dia mengaku telah mendapatkan pre-order dari customer sehingga dia optimistis bisnis tersebut akan berkembang mengingat pangsa pasarnya yang begitu besar tetapi belum tersentuh.
Setelah usahanya berjalan, Gibran mencoba peruntungan dengan mengikuti kompetisi Mandiri Young Technopreneur. Dia pun berhasil menyabet gelar juara sehingga hadiah tersebut diputar kembali untuk mengembangkan bisnis eFishery.
Selanjutnya, berturut-turut eFishery meraih berbagai prestasi baik di tingkat nasional hingga internasional seperti Best of the Best Young Entrepreneur dari Kementerian Koperasi dan UKM 2013, Global Winner of Get in The Ring 2014 dalam Olympiade for Startup di Rotterdam.
Selanjutnya Slush Global Winner 2014 di Helsinki, Seputar Indonesia Award 2015, Spark Fire Pitch on Global Entrepreneur Summit 2015 di Nairobi, Finalis Seedstarts World Global 2015 di Jenewa, Forbes 30 Under 30 Asia 2017, dan sederet penghargaan lainnya.
Penghargaan yang diperoleh, membuat nama eFishery semakin tenar, hingga memperoleh kepercayaan untuk mendapatkan pendanaan dari investor.
Kini, ribuan kolam sudah menggunakan eFisheryFeeder, ratusan pembudidaya ikan dan udang sudah merasakan manfaat dari produk eFishery yang kini telah hadir di lebih dari 120 kota di Indonesia.
eFishery juga terus berkembang, tak hanya menyediakan solusi berbasis teknologi untuk budidaya ikan dan udang saja, tetapi kini ada eFisheryFeed yang menghubungkan berbagai merek pakan ikan atau udang langsung kepada para pembudidaya.
Selain itu ada pula eFisheryFund yang memberikan akses para pembudidaya ke berbagai institusi keuangan, dan terakhir eFisheryFresh yang menyerap ikan dari para pembudidaya dan mendistribusikannya hingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Namun, capaiannya ini tidak selalu mulus. Bahkan di saat pertama berdiri, hanya untuk mendapatkan satu pengguna saja eFishery membutuhkan waktu 90 hari untuk meyakinkan pembudidaya untuk menggunakan produk kami.
Kini para pembudidaya sudah mengetahui manfaat dari berbagai produk eFishery sehingga mereka aktif mencari cara untuk menggunakan dan tergabung dengan komunitas tersebut. Tak heran bila dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan bisnis eFishery meningkat cukup signifikan.
“Pengguna naik hingga 3.000%, layanan kami sudah hadir di lebih dari 120 kota di Indonesia dan ratusan pembudidaya tergabung memanfaatkan layanan eFishery,” ujarnya.
Pada 2020 ini, di masa pandemi Covid-19, Gibran masih yakin bisnisnya akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya tren konsumsi ikan sebagai salah satu sumber protein yang dicari berbagai kalangan.
Apalagi saat ini, telah terjadi perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih aware terhadap kesehatan dan memilih untuk mengkonsumsi makanan bernutrisi tinggi, termasuk ikan.
Gibran juga menegaskan bahwa eFishery ingin membangun ekosistem akuakultur di Indonesia, yang tidak hanya menguntungkan seluruh stakeholders, tetapi juga berkelanjutan bagi pembudidaya ikan dan udang Indonesia.
Pasalnya, dalam mengembangkan bisnis ini, Gibran tak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai yaitu mengatasi permasalahan pangan melalui akuakultur, mengatasi masalah mendasar dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau, dan mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif.
PERKEMBANGAN USAHA
- Gibran memulai usaha ternak lele dengan modal Rp400.000
- Dia melihat pakan ternak sebagai persoalan karena memakan biaya produksi hingga 70%
- Gibran membuat inovasi bidang akuakultur untuk menyelesaikan persoalan tersebut di bawah usaha eFishery
- Gibran merogoh kocek Rp2,5 juta untuk membuat prototype eFishery pada 2012
- Dalam tiga tahun terakhir, pengguna eFishery bertumbuh hingga lebih dari 3.000%
- Pada tahun terakhir, jumlah pengguna feeder eFishery tubuh 1.996%
- Ratusan kelompok budidaya ikan dan udang mengembangkan bisnis bersama eFishery
- Ribuan unit eFisheryFeeder terpasang dan beroperasi di kolam pembudidaya ikan dan udang
- Jutaan ikan dan udang berbagai komoditas diberi makan melalui eFisheryFeeder
- Saat ini eFishery sudah ada di 23 provinsi dan 123 kota
PRODUK
- eFisheryFeeder Ikan dan udang yang mengatur waktu pemberian pakan ikan sesuai kebutuhan secara otomatis sehingga mampu mengoptimalkan pemberian pakan
- eFisheryFund yang memberikan akses para pembudidaya ke berbagai institusi keuangan
- eFisheryFresh yang menyerap ikan dari para pembudidaya dan mendistribusikannya hingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat
- eFisheryFeed yang menghubungkan berbagai merek pakan ikan atau udang langsung kepada para pembudidaya.