Bisnis.com, JAKARTA - Dampak dari pandemi terhadap kegiatan usaha mempengaruhi penggunaan teknologi pada usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.
Menurut sebuah survei yang dilakukan terhadap 1.000 UKM di Asean oleh United Overseas Bank (UOB), Accenture dan Dun & Bradstreet, teknologi merupakan prioritas investasi yang paling utama bagi 65% UKM, termasuk UKM yang masih memiliki kekhawatiran terhadap arus kas mereka.
Riset ini menyimpulkan bahwa para pelaku bisnis di Indonesia tidak segan untuk berinvestasi dalam teknologi walaupun 91 persen dari industri UKM tersebut diprediksi akan mengalami
penurunan pendapatan pada tahun ini.
"Kendati adanya sejumlah tantangan yang dihadapi, mayoritas responden survei di Indonesia, sekitar 57%, menyatakan mereka tetap optimis perekonomian akan membaik setelah pandemi ini berakhir sehingga mereka siap untuk memanfaatkan teknologi dalam mendorong daya saing serta keberlanjutan mereka," seperti dikutip melalui siaran pers, Senin (28/9)
Paul Kan, Head of Business Banking, UOB Indonesia mengatakan bahwa UKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dan COVID-19 telah membawa dampak yang besar bagi banyak
industri UKM serta menghambat peluang pertumbuhan.
Investasi dalam teknologi akan dimanfaatkan untuk membangun kemampuan digital dalam hal penjualan dan layanan (85%), pemasaran secara digital dan media sosial (76%), serta pengelolaan jaringan dan teknologi (64%).
Selain berinvestasi dalam teknologi, industri UKM di Indonesia juga tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi pada tanah, bangunan, mebel dan peralatan atau perbaikan terkait (49%) serta keahlian pekerja (43%).
UKM di seluruh Tanah Air sudah mulai memanfaatkan teknologi sebagai cara untuk menjamin model bisnis yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Mereka juga menyadari bahwa teknologi juga dapat membantu mereka mengelola arus kas dengan lebih baik.
8 dari 10, atau sekitar 88% UKM di Indonesia menyatakan pemanfaatan solusi digital adalah metode pengelolaan arus kas yang paling mereka minati.
UKM di Indonesia juga dapat mengurangi tekanan dalam arus kas dengan cara mengurangi biaya yang berkaitan dengan pemasaran dan menunda penggantian peralatan seperti laptop, desktop dan mesin, di mana sekitar 79% sudah menerapkan hal ini.
73% dari mereka juga menyatakan keinginan untuk meningkatkan modal kerja melalui skema pembiayaan yang terkait COVID-19.
"Untuk membantu mereka mengurangi dampak pandemi ini, kami berupaya untuk memberikan bantuan kepada UKM, termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi dalam rangka mendorong perbaikan performa bisnis. Misalnya, melalui UOB BizSmart yang merupakan solusi pengelolaan usaha terintegasi yang berbasis cloud," ujar Paul.
Dukungan lain yang diberikan UOB Indonesia kepada nasabahnya termasuk keringanan kredit untuk menyediakan bantuan likuiditas bagi usaha kecil.