Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis bioskop, menjadi salah satu ceruk bisnis yang terdampak cukup parah selama pandemi corona.
Pasalnya, mereka harus menutup berbulan-bulan bisnisnya karena aturan PSBB dan menjaga jarak. Ditambah lagi, adanya keyakinan virus corona juga menyebar lewat udara atau airborne sehingga berisiko besar tertular di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik.
Padahal, keberadaan bioskop di tanah air terus bertambah dan dilengkapi dengan teknologi tercanggih. Namun, dengan adanya pandemi ini, akankah merontokkan usaha hiburan itu?
Gedung bioskop paling awal di Jakarta adalah Alhamra di Sawah Besar yang didirikan pada tahun 1931. Gedung bioskop tua lainnya di Jakarta adalah Astoria, Grand, Metropole, Rex, Capitol, Rivoli, Central, Orion, dan lain lain.
Di era modern para penikmat film tanah air pasti sudah tidak asing dengan beberapa bioskop kenamaan yang menampilkan film mulai dari box office yang banyak ditunggu hingga film-film garapan sineas lokal.
Per 2018, terdapat sekitar 1700 layar di Indonesia, yang diperkirakan akan mencapai 3000 pada tahun 2020.
Cinema 21, CGV Cinemas dan Cinépolis saat ini mendominasi industri bioskop di Indonesia dengan masing-masing 1.024, 331 dan 239 layar.
Saat ini, jaringan bioskop terbesar di Indonesia adalah Cinema 21, yang memiliki bioskop yang tersebar di tiga puluh kota di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Perusahaan ini memiliki tiga brand terpisah untuk menargetkan pasar yang berbeda, yaitu Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere. Sejak 2012, gerai Cinema 21 secara bertahap direnovasi menjadi Cinema XXI.
Jaringan bioskop lainnya adalah Blitzmegaplex, yang membuka lokasi pertamanya pada tahun 2006. Pada tahun 2017, nama mereknya diubah menjadi CGV.
Bioskop di Indonesia sebagian besar tergabung dalam Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia, antara lain:
1. Cinema 21
Di bawah naungan PT. Nusantara Sejahtera Raya (Cineplex 21 Group), Cinema 21 merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987.
Didirikan oleh Sudwikatmono yang bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana, jaringan bioskop yang berawal dari Studio 21 pertama di Jalan MH Thamrin telah berkembang menjadi ratusan bioskop yang tersebar di seluruh negeri.
Sampai dengan Januari 2020, Cinema 21 memiliki total 1.182 layar tersebar di 52 kota di 218 lokasi di seluruh Indonesia.
2. CJ CGV Cinemas Indonesia
PT. Graha Layar Prima, Tbk juga dikenal sebagai CJ CGV Cinemas (atau sebelumnya dikenal sebagai Blitz Megaplex) adalah jaringan bioskop yang pertama kali didirikan pada tahun 2004 dan membuka bioskop pertamanya di Paris Van Java, Bandung pada tahun 2006.
Jaringan bioskop dari Korea Selatan ini memutarkan berbagai macam jenis film dari berbagai Negara seperti India, Korea, Jepang, dan konten lokal dari dalam negeri.
Hingga kini CJ CGV Cinemas telah memiliki 50 bioskop dengan 314 layar yang tersebar di 23 kota dan 11 propinsi di seluruh Indonesia dan berencana terus membuka lokasi baru hingga mencapai 360 layar melalui 7 bioskop di seluruh Indonesia di tahun ini.
3. Cinépolis
Dahulu bernama Cinemaxx, jaringan bioskop yang diluncurkan oleh Brian Riady dari Lippo Group yang membuka bioskop pertamanya di The Plaza Semanggi pada 17 Agustus 2014.
Saat ini Cinépolis mengoperasikan 48 bioskop dengan lebih dari 239 layar di Indonesia. Diharapkan dapat membuka 300 bioskop dengan 2.000 layar yang tersebar di 85 kota dalam sepuluh tahun ke depan.
Cinépolis merupakan jaringan bioskop dari Meksiko yang pertama kali didirikan pada 1971 dan sekarang hadir di 17 negara dengan 5.609 layar di seluruh dunia.
Pada 2018, Cinépolis membeli sebagian kecil saham Cinemaxx untuk mendorong bisnis bioskop itu. Persentase kepemilikan sahamnya naik menjadi 40% pada 2019 dan pada saat yang sama perusahaan mengakuisisi Cinemaxx.
4. Dakota Cinema
Didirikan pada 2017 di Cilacap, Dakota Cinema merupakan hasil inisiasi Djonny Syafruddin sebagai Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Indonesia dan Julius Lianto sebagai investor bisnis bioskop dari perusahaan properti Petra Global Utama.
Sekarang, dengan 11 layar yang tersedia, operasional jaringan bioskop independen ini telah tersebar di empat wilayah lainnya di Indonesia yakni Cilacap kota dan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah; Sengkang, Sulawesi Selatan, dan Rancaekek, Jawa Barat.
5. Platinum Cineplex
Jaringan bioskop milik raja sinetron Raam Punjabi, Platinum Cineplex, pertama kali hadir di Indonesia pada 2012 di bawah naungan PT Platinum Sinema.
Anak usaha dari perusahaan hiburan Tripar Multivision Plus itu berkembang cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dengan 34 layar yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan bioskop Indonesia pertama yang berekspansi di kawasan Asia Tenggara seperti Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam.
Menampilkan film-film lokal dan Hollywood, bioskop Platinum Cineplex melayani penikmat sinema di luar Jakarta. Di Indonesia, Platinum Cineplex tersebar di sepuluh wilayah, yakni Lahat, Baturaja, Cibinong, Sidoarjo, Surakarta, Magelang,Palopo, Bitung, Kolaka, dan Ambon.
6. New Star Cineplex
New Star Cineplex adalah jaringan bioskop independen yang didirikan pada 2013 oleh PT Karya Media Jaya Bersama oleh berpusat di Jawa Timur.
New Star Cineplex terus berkembang dengan 26 lokasi bioskop di wilayah Pulau Jawa, Madura,dan Kalimantan dan cakupan 42 layar.