Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Jadi Orang Terkaya Kedua Dunia, Posisinya Diramal Tak Bertahan Lama

Saat ini, Elon Musk mungkin berhasil mengeser Bill Gates sebagai orang terkaya kedua di dunia. Namun, bisnis mobil listrik Tesla diperkirakan akan menghadapi saingan jika brand otomotif besar mulai beralih ke teknologi ini.
Tesla Motors CEO Elon Musk./REUTERS
Tesla Motors CEO Elon Musk./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pekan lalu Elon Musk, CEO Tesla yang kerap digambarkan sebagai maverick, menjadi orang terkaya kedua di planet ini.

Lonjakan terakhir pada saham perusahaan pembuat mobil itu melipatgandakan kekayaannya hampir mencapai US$130 miliar.

Hal ini menjadikannya berada di antara Bill Gates, di posisi ketiga, dan Jeff Bezos, sebagai orang terkaya di dunia.

Saham Tesla telah meningkat enam kali lipat tahun ini. Pada saat artikel ini ditulis, saham Tesla berada pada US$563, sehingga nilai bisnisnya kini berada pada kisaran US$533 miliar.

Di tengah selebrasi ini, muncul satu sudut pandang baru, Elon Musk diperkirakan tidak akan menjadi orang terkaya kedua di dunia untuk waktu yang lama.

Evening Standard, seperti dilansir pada Senin (30/11/2020), menjelaskan alasannya karena saham Tesla dinilai overvalued.

"Harga saham bertumpu pada sistem kepercayaan, baik kepada manusia maupun mobil yang sebenarnya tidak lebih dari iPhone di atas roda," tulis artikel tersebut.

Jika Anda bertanya kepada Google berapa banyak mobil yang telah dijual Tesla, jawabannya bervariasi tetapi tampaknya mencapai sekitar satu juta unit sejak perusahaan didirikan pada tahun 2003.

Biasanya, konsumen atau jurnalis akan mengkonfirmasi data dengan tim pers korporasi, tetapi Tesla membubarkan Departemen Public Relations bulan lalu sebagai tanda terbaru dari kejeniusannya yang luar biasa.

Jika Anda membagi satu juta dengan nilai pasar US$533 miliar, maka nilai setiap mobil yang dijual menjadi US$533.000.

Tesla hampir selalu kehilangan uang, meskipun akhir-akhir ini memperoleh keuntungan kuartalan yang tidak cukup untuk menjustifikasi nilai bisnis perusahaan tersebut.

Alasan lonjakan saham, tentu saja, taruhan untuk masa depan. Investor telah memperhatikan bahwa mobil listrik cukup populer.

Perusahaan mobil tradisional tengah beralih dari mesin bensin ke alternatif yang lebih bersih, didorong oleh perubahan selera konsumen, seruan yang semakin mendesak untuk bertindak terhadap perubahan iklim, dan peraturan pemerintah yang menyusul.

Tesla unggul sejauh ini karena berada di depan kurva, dia telah menguasai pasar mobil listrik mewah sampai sekarang.

Mercedes, BMW, VW, dan lainnya sekarang mulai beraksi dan dapat belajar dari kesalahan dan keunggulan Tesla.

Perusahaan otomotif Jerman, Jepang, dan Amerika memang sudah ada sejak lama karena satu alasan. Mereka sangat pandai membuat mobil.

"Sebagai seorang pengemudi mobil, satu masalah dengan mobil Tesla, selain dari harganya adalah ini: mereka terlihat membosankan," kata Evening Standard.

Dari sudut pandang praktis, Tesla tidak punya cukup eksistensi di Eropa. Artinya, mereka kemungkinan akan mengalami berbagai masalah dengan pengangkutan barang dagangan mereka dan hingga isu tarif.

Jika Anda konsumen Tesla di benua lain selain Amerika dan mengalami kerusakan pada unit atau suku cadang, butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapatkannya.

Satu hal yang diuntungkan Tesla adalah aliran dana besar-besaran ke program dana ESG - dana yang diinvestasikan pada perusahaan yang memiliki kredensial lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

Favoritisme itu akan reda begitu Mercedes dan produsen mobil lainnya tidak lagi membuat kendaraan berbahan bakar bensin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper