Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Ratu Cimol Banyumas Gratiskan Waralaba Bagi Masyarakat Kurang Mampu

Sejak memulai bisnis cimol pada 2014, Resika Caeseria telah memiliki 600 mitra. Bisnis tersebut terus berkembang.
Ratu Cimol Banyumas./ilustrasi
Ratu Cimol Banyumas./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Setiap pengusaha pasti ingin mencari keuntungan. Namun, tak sedikit pula pengusaha yang bukan hanya ingin mencari keuntungan semata tetapi juga  memberikan dampak sosial sekaligus memberdayakan masyarakat, atau yang dikenal dengan istilah sociopreneur.

Resika Caeseria, pemilik brand Cimol Made Arizka ini merupakan salah satu pengusaha yang mengembangkan konsep misi sosial dalam pengembangan bisnisnya. Konsep ini tak lepas dari latar belakangnya saat pertama kali memulai usaha pada 2005 ketika dirinya masih duduk di bangku SMA.

Saat itu, wanita yang akrab disapa Cika ini sempat hampir putus sekolah karena sang ayah yang kala itu sudah lanjut usia haris berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang sopir karena faktor usia dan penglihatan yang terus menurun.

“Saat itu kakak saya bilang kalau saya harus terus sekolah. Dia mau membiayai uang masuk sekolah tetapi untuk SPP bulanan saya harus mencari sendiri,” ujar wanita yang kini lebih dikenal sebagai pemilik Ratu Cimol Banyumas ini.

Dalam kondisi tersebut, bungsu dari empat bersaudara ini berpikir untuk mencari cara agar tetap bersekolah. Cika kemudian sempat bertemu dengan saudara sang ayah yang berjualan batagor dan bersedia membagikan resepnya untuk keluarga Cika.

Dari sana dia kemudian belajar membuat batagor dengan modal awal Rp63.000 yang digunakan untuk membeli bahan baku. Saat awal memulai Cika juga pernah khawatir usahanya tidak akan laku. Dia bahkan sempat diledek oleh temannya ketika sekolah sambil berdagang.

Namun dengan semangat dia terus mengembangkan usahanya. Dari batagor, Cika lalu mengalihkan usahanya dengan berjualan cimol, setelah bertukar resep dengan salah seorang pedagang cimol yang ditemuinya saat berjualan.

Ternyata, cimol tersebut sangat laku dan menjadi tren jajanan baru di lingkungan tempat tinggalnya hingga akhirnya usaha yang dia jalankan terus melesat sampai dia bisa membeli motor, merenovasi rumah, serta melanjutkan kuliahnya.

Cika pun terus melakukan inovasi produk dengan menambah aneka varian rasa cimol mulai dari rasa pedas, jagung manis, balado, barbeque, keju, hingga pia. Usahanya pun meningkat dengan omzet mencapai Rp90 juta per bulan.

Dengan perjalanan bisnisnya yang panjang dan dimulai dari nol tersebut, membuat Cika berpikir untuk mengembangkan misi sosial di dalam usaha yang dijalankannya tersebut. Dia lantas mengembangkan konsep waralaba cimol d bawah brand usaha Cimol Made Arizka.

Namun, berbeda dengan waralaba pada umumnya, konsep yang ditawarkan Cika adalah waralaba gratis. Para mitra akan mendapatkan invetaris secara gratis mulai dari gerobak motor atau dorong beserta peralatan dan bahan baku. Namun untuk menjadi mitra ada persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan kriteria, terutama berasal dari masyarakat prasejahtera yang memiliki niat kuat untuk berusaha.

“Kalau sudah sesuai kriteria, maka mitra bisa mendapatkan permodalan gratis sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta berupa gerobak, perlengkapan, dan bahan baku awal,” tuturnya.

Lalu, jika semua diberikan gratis, bagaimana cara Cika mendapatkan keuntungan? Sebagai pebisnis tentu usaha harus memberikan keuntungan. Dalam hal ini Cika berfokus pada penjualan bahan baku. Semakin besar usaha yang dijalankan oleh mitra maka akan semakin besar pula omzet yang didapatkan Cika melalui penjualan bahan baku.

Dia pun menerapkan sistem gratis satu poin seharga Rp1.000 untuk setiap mitra usaha yang membeli cimol di atas Rp50.000. Cara ini menjadi salah satu strategi agar para mitra semakin semangat berjualan.

Nantinya setiap keuntungan yang didapatkan dibagi dua yakni 70 persen digunakan untuk pengembangan dan 30 persen lainnya digulirkan kembali untuk aksi sosial. Wanita kelahiran 5 Mei 1991 ini yakin dengan waralaba gratis ini bisa menjadi jalan da memberi kebermanfaatan untuk orang lain.

“Ketika melihat mitra yang umumnya berasal dari keluarga prasejahtera ini tersenyum dan tertolong, saya merasa sangat bahagia, bahwa waralaba gratis ini bisa memberdayakan orang lain meski hanya dengan modal dengkul dan kemauan saja,” ujarnya penuh haru.

Namun, meski niatnya tulus dan ikhlas, tetapi ada saja pihak-pihak tak bertanggung jawab yang justru malah memanfaatkan kebaikan tersebut. Bahkan ada mitra yang menjual gerobaknya atau memproduksi dan menjual sendiri cimol mereka.

Bagi Cika semua tantangan tersebut justru membuatnya semakin berkembang. Dia pun terus memperketat syarat kemitraan dengan surat perjanjian, membangun sistem manajemen yang baru serta merekrut tim survei untuk memastikan mitranya benar-benar berasal dari keluarga pra sejahtera.

Saat awal mulai mewaralabakan usahanya pada 2014, Cika baru memiliki sekitar 60 mitra dan terus bertambah hingga kini dia telah memiliki sekitar 600 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan juga pengangguran.

Para mitra yang bergabung bersamanya tak hanya diberikan modal dan gerobak semata tetapi juga mendapatkan pendampingan dan pembinaan sehingga usaha yang dijalankan dapat semakin berkembang.

Segala usaha dan semangat Cika dalam mengembangkan usaha dan juga memberdayakan masyarakat luas, mendapatkan apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia Awards 2014 bidang kewirausahaan saat dirinya masih berusia 23 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper