Bisnis.com, JAKARTA -- Lo Kheng Hong kerap disandingkan dengan investor kawakan dunia, Warren Buffett karena kepiawaiannya mendulang cuan di pasar modal.
Satu ilmu yang sering dipakai keduanya adalah value investing. Sederhananya, menemukan saham yang kemurahan. Kemudian saham dijual kembali ketika berada di harga normal.
Konsep ini, membuat Warren Buffett menjadi konglomerat dunia. Di Indonesia, Lo Kheng Hong seringkali menyebut dirinya pengikut jalan investasi tersebut.
Mengutip artikel Bisnis.com pada 2018, LKH, panggilan akrab Lo Kheng Hong bangun pukul 6 pagi, duduk di taman, minum kopi, baca 4 koran, lalu telepon perusahaan sekuritas langganan, pesan saham yang ingin dibeli. Sesekali, dia melayani undangan berbicara di beberapa forum atau jalanjalan ke luar negeri.
Sebagai orang yang telah cuan ratusan kali dengna nilai fantastis di dunia pasar modal, LKH adalah pribadi yang independen dalam banyak hal. Dia tidak memiliki kantor, tidak memiliki karyawan, tidak memiliki bos, dan tidak punya utang.
Mantan bankir ini tercatat telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai investor saham. Tidak heran namanya begitu harum dan pernyataannya sangat berharga bagi banyak investor maupun trader.
Belum ada yang mengetahui secara pasti nilai porotofolio saham LKH. Namun tidak sedikit yang memperkirakan mantan bankir di PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk. memiliki aset dalam bentuk saham sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.
Ada beberapa momen penting dalam perjalanan LKH sebagai investor saham. Satu di antara kisah LKH yang telah melegenda terjadi beberapa tahun setelah krisis 1998.
Kalau itu dia mengoleksi saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan harga Rp250. Kemudian menjualnya beberapa tahun kemudian pada harga Rp15.000 per saham.
Beberapa waktu lalu, dia juga mengaku membeli saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) pada harga Rp1.000 lalu melepasnya dengan harga Rp11.000. Lalu LKH memborong saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) saat masih pada level Rp100. Padahal kala itu nilai buku emiten ini Rp1.600 Sekitar tahun 2016, LKH melepas saham INDY pada level Rp4.500.
Aksi teranyar Lo Kheng Hong adalah memborong saham PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL). Harga saham perusahan ban yang masih merugi ini pun langsung melesat dan terkena auto reject atas (ARA) pada Jumat pekan lalu.
Tentu kisah LKH tidak selalu manis. Ilmu investasi yang kini dia miliki adalah tempaan kegagalan. Satu di antaranya ketika portofolio sahamnya melorot hingga tersisa 15 persen pada krisis 1998. Satu hal yang membuatnya bertahan adalah modal investasi yang dia taruh di pasar modal bukan berasal dari utang.