Bisnis.com, JAKARTA -- Akhir tahun lalu, Forbes merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia dan salah satunya merupakan pemilik perusahaan yang dilaporkan sebagai perusahaan cat domestik terbesar kedua di Indonesia.
Kakak beradik Hermanto dan Wijono Tanoko menguasai PT Avia Avian yang memproduksi Cat Avian dan No Drops yang didirikan tahun 1978 oleh ayah mereka, Soetikno Tanoko.
Bersama-sama, kedua saudara itu memiliki kekayaan sekitar US$700 juta, menurut Forbes. Di sini, Hermanto memiliki peran khusus dalam mengembangkan bisnis keluarga ke pasar FMCG, properti, dan ritel yang lebih luas.
Lelaki kelahiran Malang tahun 1962 ini beberapa kali berbagi cerita masa kecilnya yang sederhana, jauh dengan apa yang sudah dia capai sekarang.
Orang tua Hermanto sebelumnya bekerja sebagai petani palawija sebelum beralih profesi membuka toko cat yang bahkan cukup sukses pada masanya.
Dia sendiri sudah belajar bisnis sejak dia berusia 5 tahun. Waktu kecil angpao yang diterima ketika perayaan Imlek akan diarahkan oleh orang tuanya untuk dibelanjakan kebutuhan dapur.
Pada usia 14 tahun, Hermanto pernah mengelola apotek di kota Malang sebelum ikut bekerja di toko cat milik sang ayah sejak 1983.
Setelah bergabung di Avian, dia mulai melakukan beberapa perubahan dengan membentuk tim riset dan pengembangan serta membangun laboratorium.
Bisnis cat yang digagas oleh ayahnya tersebut berkembang pesat. Tahun 2018, pertumbuhan PT Avia Avian bahkan mencapai 20 persen.
Bakat dan kecintaan Hermanto pada dunia bisnis dia salurkan dengan mendirikan perusahaan holding, Tancorp, pada 2015 yang menaungi delapan bidang usaha inti seperti Tanbiz (manufacturing), Tanobel (makanan dan minuman), Tanrise (properti), Tanly (hotel & hospitality), Tanworld (network & ritel), Tanlife (kecantikan & kesehatan), Tanlink (distribusi), dan Trancreasion (resto & kafe).
Jika ditelusuri, kepemilikan perusahaan Hermanto tidak berhenti di Avian dan Tancrop saja. Dia diketahui memiliki total 77 perusahaan dengan lebih dari 300 brand dan 15.000 karyawan.
Ekspansi bisnisnya terus bertambah, salah satunya dengan membangun hotel bintang 5, Vasa Hotel Surabaya, pada pertengahan 2018 dengan nilai investasi Rp1,8 triliun yang merupakan proyek kemitraan dengan Tung Desem Waringin.
Figur yang dijuluki sebagai 'crazy rich' Surabaya itu dipercaya untuk meneruskan bisnis keluarga dan bertekad menjadikan Avian sebagai pabrik cat nasional terbesar di Indonesia.
Lebih dari 20 tahun sejak mengendalikan bisnis keluarga dan mendirikan perusahaannya sendiri, ada banyak yang dapat dipetik dari perjalanan karir Hermanto.
Beberapa waktu lalu, dia menekankan bahwa selain kondisi keuangan, faktor yang menjadi penentu nasib perusahaan atau bisnis adalah sumber daya manusianya.
Baginya mengelola perusahaan juga termasuk mengelola orang-orang dengan visi yang sama untuk mengembangkan bisnis. Karenanya dia menaruh perhatian besar pada strategi pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan budaya organisasi.
Bisnis keluarga ini nantinya juga akan diwariskan kepada empat anaknya yang akan mengelola perusahaan holding, Tanicorp, dan Grup Avian dengan keahlian pada bidang masing-masing.