Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi virus corona (Covid-19) tidak selamanya menyisakan cerita duka. Sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah justru mampu meraup keuntungan di tengah awan kelam tengah menggelayut dunia akibat wabah.
Seperti halnya, dua pengusaha mebel dan furniture yang sukses mengekspor produknya ke berbagai negara di tengah pandemi Covid-19 yakni Supriyadi, pemilik PT Kharisma Rotan Mandiri dan Adi Dharma pengusaha mebel dengan merek usaha CV RIBKA.
Supriyadi yang akrab dipanggil Supri ini berhasil menduniakan produk-produk anyaman rotan berkualitas tinggi ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa (Jerman, Perancis, Belgia), Uni Emirat Arab dan Tiongkok.
Saat ini, produk- produk yang dihasilkan dari usaha kecilnya ini yang berlokasi di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini, 100 persen dijual ke luar negeri.
Supri mengakui selama masa pandemi ini, aliran ekspor produk mebelnya malah meningkat tajam hingga 50 persen dibandingkan dengan kondisi saat normal sebelum pandemi. “Selama wabah, permintaan mebel atau furniture saya malah meningkat,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Bisnis, Selasa (23/2/2021).
Saat ini, Supri yang masih memegang amanah sebagai Ketua DPP Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), periode 2020 – 2023 ini memiliki 300 karyawan yang membantunya dalam proses pengerjaan produk mebel dan furniture di workshopnya yang berada di atas lahan seluas 8.000 meter persegi.
Baca Juga
Kondisi serupa dialami oleh Adi Dharma yang mengembangkan produk mebel dan furniture di Sentra Industri Mebel dan Kerajinan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Menurutnya, saat ini 100 persen produknya yang berbasis kayu jati ini dijual ke Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, serta China.
Suksesnya Adi dengan usahanya ini menjadi tempat bergantung 200 karyawannya untuk tetap bertahan hidup di tengah Pandemi. Lokasi produksi yang menempati area seluas 5.000 meter persegi itu tetap bergairah.
Kesuksesan yang diraih oleh dua pengusaha mebel ini tidak lepas dari peran serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Seperti Supri yang sangat terbantu oleh BNI saat usahanya tengah membutuhkan dukungan sejak 1998, atau ketika krisis melanda nusantara.
Kala itu, BNI memberi Supri fasilitas pembiayaan berupa Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja dengan suku bunga yang kompetitif, juga memudahkan penggunaan fasilitas pendukung ekspor seperti Letter Of Credit (LC), Simpanan Valas, fasilitas Trade Finance, sehingga usaha dan ekspornya tetap moncer.
Pengelolaan keuangannya pun dibuat semakin mudah dengan adanya beragam solusi digital seperti BNI Direct (Cash Management) dan BNI Mobile Banking. Para pegawai pun menerima manfaat dengan adanya Consumer Product BNI seperti kartu kredit, BNI Griya (KPR), dan BNI Fleksi (kredit multiguna).
“Kami sangat mengapresiasi langkah BNI yang responsif cepat dan tanggap dalam mengakomodasi kebutuhan pelaku UKM yang membutuhkan solusi pembiayaan dan ekspor,” ujar Supri.
Begitu pun dengan Adi yang juga sangat terbantu oleh BNI yang secara proakif mendekatinya dan menawarkan berbagai solusi sehingga dapat lepas dari berbagai kesulitan yang dihadapi. Bahkan saat ini, baik Adi maupun Supri sering kali kewalahan memenuhi permintaan tersebut, sehingga harus menambah kapasitas produksi.
Penyaluran Kredit UMKM
Sementara itu, Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan bahwa BNI memiliki dua strategi dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UKM, yaitu penyaluran langsung ke pelaku UKM atau penyaluran secara tidak langsung melalui kerja sama strategis dengan lembaga keuangan bank dan non bank.
"Langkah yang dilakukan perseroan diharapkan dapat terus mengoptimalkan peluang ekspor produk UKM, sehingga ekspor Indonesia dapat kembali pulih dan tumbuh," katanya.
Menurut Iqbal, para pelaku UKM binaan perseroan akan memperoleh pembinaan, akses informasi, serta dukungan ekspor dan permodalan dari BNI, sehingga UKM dapat lebih produktif dan terus berkembang. Pengembangan yang diharapkan tidak hanya meliputi skala usaha, melainkan juga memiliki nilai tambah dan berorientasi ekspor.
Disamping pembinaan dan pendampingan bagi UKM, BNI juga terus mendorong geliat UKM melalui dukungan digitized loan process yang mampu memberdayakan UKM agar dapat naik kelas dan bernilai tambah. "Selaku BUMN, BNI berkomitmen penuh dalam mendukung program pemerintah khususnya sektor ekonomi, pemberdayaan UKM, digitalisasi dan ekspor," tuturnya.
BNI juga secara konsisten menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta mendukung program – program stimulus bagi nasabah yang terdampak Covid-19 untuk merestrukturisasi kredit yang telah diberikan, melakukan pendampingan, digitalisasi solusi perbankan, digitalisasi proses kredit, hingga inisiasi program-program terkait.
Penguatan dunia usaha menjadi salah satu syarat mutlak pemulihan perekonomian Indonesia pada tahun 2021 ini, seperti yang diharapkan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. Pemulihan para pengusaha yang berbasis ekspor menjadi salah satu lokomotif bersama dalam menstabilkan kembali perekonomian nasional.
Atas dasar inilah, BNI berkomitmen terus mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, agar terberdayakan hingga mampu menembus pasar global, meski di tengah pandemi.