Bisnis.com, JAKARTA - Bersamaan dengan International Women's Day, dua pengusaha akuakultur Yeni Rahayu dan Mastria menceritakan kisah suksesnya (success story) dalam bisnis budidaya ikan dan udang.
Yeni Rahayu (40) merupakan seorang wanita karir yang akhirnya banting setir menjadi pelaku budidaya udang vaname.
Wanita yang tinggal di Jepara ini memang terlahir dari keluarga yang memiliki usaha di bidang tambak udang, namun sebelumnya ia lebih memilih untuk bekerja kantoran. Hingga pada 2017, ia memutuskan untuk mencoba profesi barunya sebagai pelaku budidaya udang, mengikuti jejak orang tuanya.
Dia mengatakan sudah 3 tahun menjadi pelaku usaha tambak. Sedangkan usaha tambak milik keluarganya sudah dimiliki sejak dia masih duduk di sekolah dasar.
Baca Juga
"Saya turut melibatkan eFishery melalui alat pemberi pakan pada udang yakni eFisheryFeeder Udang. Menurutnya, eFisheryFeeder Udang ini dapat membuat sistem pemberian pakan pada ternak udangnya menjadi lebih efisien," ujar Yeni memaparkan dikutip dari keterangan tertulisnya.
Dia mengatakan mulai pakai eFishery antara 2017 dan 2018, sejak budidaya udang, dari awal eFishery promosi itu kita pakai. Waktu dan tenaga kerja jadi efisien dan kita bisa mengontrol pengeluaran pakan.
Menurutnya, eFisheryFeeder Udang dapat membuat pemberian pakan menjadi lebih optimal. Alat ini merupakan pemberi pakan otomatis untuk udang yang penggunaannya dapat dikendalikan melalui ponsel pintar (smartphone).
Melalui alat ini, para pelaku budidaya dapat mengatur jadwal pemberian pakan secara lebih mudah melalui dosis pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan untuk proses pemantauan pemberian pakan, dapat dikendalikan melalui aplikasi yang telah terinstall pada ponsel pintarnya.
"Kita bisa menginstall aplikasi di telepon genggam, ukuran-ukurannya sudah saya hitung semua, tinggal saya klik saja, otomatis per berapa jam itu alatnya hidup semua dan mengeluarkan pakannya," jelasnya.
Dalam menjalankan usaha budidayanya, Yeni mengaku sangat terbantu dengan adanya eFisheryFeeder Udang ini. Ia pun berharap agar eFishery semakin meningkatkan teknologinya dalam mendorong peningkatan kualitas pada hasil produksi bidang akuakultur.
Menurut Yeni, penghasilan yang diperoleh dari berwirausaha sangat berbeda dengan gaji yang didapatkannya setiap bulan saat masih menjadi pegawai kantoran. Dengan berbudidaya udang, ia mampu meraup omset hingga Rp 1 miliar dalam satu kali panen, terutama dengan bantuan teknologi dari eFishery. Penggunaan feeder ini terbukti mampu menurunkan angka FCR (feed conversion rate) dan meningkatkan ADG (average daily growth) sehingga siklus panen menjadi lebih singkat.
Yeni memandang penting untuk mengatur pakan ternak udangnya melalui pemanfaatan eFisheryFeeder Udang. Ia berpendapat jika pemberian pakan dilakukan secara manual, sebaran pakan menjadi tidak merata dan pakan yang tenggelam dapat menjadi amoniak yang kemudian mencemari air kolam.
Buruknya kualitas air seringkali menjadi penyebab berbagai penyakit pada udang, seperti White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disesase (AHPND). Seringkali petambak pun harus mengalami kerugian hingga ratusan juta apabila tambak udangnya terserang penyakit. Hal inilah yang membuat Yeni terus berupaya untuk menjaga kualitas air pada tambak dan mengendalikan pemberian pakan agar tidak berlebihan.
Selain feeder, eFishery diketahui juga memiliki produk Disease Prevention System yang mampu meningkatkan ketahanan udang budidaya terhadap penyakit tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.
Sementara itu, Mastria, pembudidaya ikan lele dari Cirebon telah menekuni usaha tersebut sejak tahun 1998, jauh sebelum menggunakan eFisheryFeeder Ikan. Kehadiran eFisheryFeeder Ikan pun, menurut Mastria, sangat membantu dalam mengefisienkan waktu serta jumlah pakan yang diberikan pada ternak ikan lelenya.
"Biasanya 1 kuintal pakan diberikan langsung sekaligus, tapi dengan alat eFishery pakannya bisa dibagi 4 bagian, jadi ikan nggak terlalu kenyang, tapi kayak ngemil aja. Ini yang membuat ikan nggak mudah terkena penyakit, sementara kalau pakai manual hanya bisa dibagi sampai 2 bagian," pungkasnya.
Saat ini, ia menilai teknologi digital dari eFishery sudah sangat baik sehingga dirinya bisa mengelola kolam lelenya secara efisien. "Ya sangat membantu sekali, efisien waktu, karyawan juga cuma isi pakan ke tabung alatnya, nanti alat eFishery ini otomatis memberikan pakan, saya memantau lewat aplikasi saja. Jadi bisa menghemat karyawan juga," jelas Mastria.
Merintis usaha sejak 23 tahun silam, Mastria menegaskan taraf hidupnya meningkat sejak menjadi pelaku usaha budidaya ikan lele. Ia pun mengaku dapat menyekolahkan 4 orang anaknya hingga mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Mastria pun berharap eFishery dapat terus mengembangkan teknologi digitalnya, sehingga pelaku budidaya ikan seperti dirinya semakin memperoleh manfaat yang baik dan meningkatkan kualitas produksinya.
Pengaplikasian alat ini di kolam budidaya terbukti mampu mengefisienkan penggunaan jumlah pakan dan mempercepat siklus panen sehingga pendapatan pembudidaya pun meningkat. Kini produk eFishery telah mendukung puluhan ribu kolam ikan di lebih dari 180 kota, yang berpusat di 24 provinsi di seluruh Indonesia. Ribuan unit eFisheryFeeder telah tersebar dan memberikan manfaat bagi pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia.