Bisnis.com, JAKARTA — Konsep bisnis yang disebut sebagai wirausaha sosial kini makin berkembang di Indonesia dan diminati oleh kalangan milenial. Sejumlah pihak pun ikut memberikan dukungan terhadap hal tersebut.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh DBS Foundation dengan memberikan dana hibah melalui pendanaan DBS Foundation Social Enterprise (SE) Grant Programme 2021. Dalam hal ini, DBS memberikan dana hibah sebesar S$3 juta atau sekitar Rp32 miliar. Nilai ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan jumlah hibah tahun lalu kepada para wirausaha sosial.
Ini merupakan langkah terbaru DBS dalam mendukung wirausaha sosial sehingga dapat terus bertumbuh di masa pandemi dan dapat menciptakan dampak sosial positif.
Karen Ngui, Group Head, DBS Strategic Marketing and Communications dan Board Member, DBS Foundation, mengatakan dengan jumlah hibah lebih besar pada tahun ini, maka manajemen DBS berharap dapat mendukung lebih banyak wirausaha sosial di kawasan pada masa yang penuh tantangan ini.
DBS Foundation SE Grant Programme yang telah berlangsung selama 7 tahun, kini dirancang untuk menumbuhkan wirausaha sosial pemula, yakni bisnis yang berdampak positif bagi kehidupan sosial dan sekaligus menghasilkan keuntungan.
"Selain memberikan hibah masing-masing S$50,000 hingga S$250.000, wirausaha terpilih yang berasal dari negara-negara utama di mana Bank DBS beroperasi (Singapura, Hong Kong, Taiwan, China, India, dan Indonesia) akan mendapatkan manfaat dari serangkaian langkah dukungan holistik dari Bank DBS dan DBS Foundation. Dukungan itu di antaranya program peningkatan kapasitas, dan jaringan," ujarnya.
Manfaat ini juga mencakup akses ke komunitas wirausaha sosial DBS Foundation untuk potensi sinergi dengan ekosistem yang lebih luas, seperti pembelajaran sesama rekan wirausaha dan kerja sama lintas wirausaha sosial.
DBS Foundation akan bekerja sama dengan waralaba Bank DBS serta mitra dan platform ekosistem mapan di masing-masing negara ini untuk mengelola, memilih, dan merekomendasikan kandidat berpotensi. Bank DBS secara efektif memanfaatkan data dan jaringan pasar lokal untuk menjangkau wirausaha sosial menjanjikan.
Semua proposal yang diterima sebelum 15 Juni 2021, pukul 23:59 (waktu Singapura, GMT +8) akan dievaluasi mulai pertengahan Juni hingga September, dan permohonan yang diterima setelahnya akan dievaluasi dalam siklus hibah tahun berikutnya. Pengumuman penerima hibah dan penyerahan hibah akan berlangsung menjelang akhir tahun ini.
Selain membina wirausaha sosial pada tahap awal pertumbuhan, DBS Foundation juga melipatgandakan upaya untuk memberikan bimbingan dan dukungan khusus kepada wirausaha sosial berpotensi tinggi yang terpilih untuk mempercepat pertumbuhan mereka. DBS Foundation akan memilih wirausaha sosial inovatif yang menunjukkan potensi kuat untuk berkembang dan membantu mempercepat kemajuan mereka dengan menggabungkan layanan, keahlian, dan koneksi bank untuk memberikan dukungan yang disesuaikan, ditargetkan, dan holistik.
Hingga saat ini, DBS telah membina lebih dari 640 wirausaha sosial di kawasan melalui berbagai cara (termasuk pendanaan hibah dan bentuk dukungan modal lain, bootcamp, dan masterclass, serta peluang jaringan), dan terus berupaya untuk mengembangkan ekosistem wirausaha sosial yang lebih kuat.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia, mengatakan, “Sejak 2015, sebanyak 12 wirausaha sosial Indonesia telah berhasil menerima DBS Foundation Grant dengan total dana hibah sekitar IDR6,5 miliar. Dengan kembali diadakannya DBS Foundation SE Grant Programme tahun ini, kami berharap dapat mendukung lebih banyak wirausaha sosial di Indonesia.”
Salah satu penerima DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme 2020 dari Indonesia adalah wirausaha sosial Kita Hebat yang memiliki tujuan untuk berkontribusi dalam mewujudkan terciptanya kehidupan yang lebih sehat di lingkungan kota Medan. Melalui upaya pemberdayaan untuk mengatasi pengangguran, Kita Hebat berfokus pada mengolah sampah makanan menjadi produk ramah lingkungan, serta memberdayakan remaja putri, remaja berkebutuhan khusus, dan keluarga berpenghasilan rendah dan pada saat yang bersamaan menciptakan pekerjaan