Bisnis.com, JAKARTA - Ketika dunia belum juga pulih dari pandemi, harapan untuk mempercepat vaksinasi salah satunya disematkan pada Serum Institute of India, produsen vaksin terbesar sejagat. Di balik masifnya produksi Serum, ada sosok sang pendiri, Cyrus Poonawalla.
Dikenal luas sebagai raja vaksin dari India, Poonawalla berhasil melipatgandakan kekayaannya hampir 5 kali lipat dalam satu dekade. Menurut Bloomberg Billionaires Index, Kamis (26/8/2021), Poonawalla memiliki total kekayaan US$14,1 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Pune, India, itu meraup keuntungan 59 miliar rupee (US$840 juta) pada tahun fiskal yang brakhir 31 Maret 2020. Aset miliuner itu termasuk lahan peternakan dan properti di Mumbai dan Pune.
Meski pertumbuhan kekayaan Poonawalla terus melaju, Serum dikenal dengan harga vaksinnya yang terjangkau. Beberapa vaksin Serum dihargai lebih murah dari secangkir teh di India.
Serum bermitra dengan AstraZeneca Plc. menargetkan produksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 pada tahun lalu untuk penyuntikkan di India. Serum dan AstraZeneca selanjutnya akan memproduksi satu miliar dosis lainnya.
Dilansir Business Insider, Poonawalla mendirikan Serum Institute of India pada 1966, dengan modal US$12.000. Idenya adalah mengembangkan vaksin dengan mengekstrak serum dari kuda. SII menjadi pembuat vaksin terbesar di dunia dan menjual 1,5 miliar dosis secara global.
Strategi vaksin yang terjangkau memungkinkan perusahaan berkembang pesat selama bertahun-tahun. Di fasilitas vaksin terbesar di dunia yang diberi nama Poonawalla Biotech Park di Manjri, miliuner itu menginvestasikan US$4,1 miliar.
Namun demikian, menjadi pebisnis vaksin yang kompleks bukanlah ide pertama Cyrus Poonawalla. Pada usia 20 tahun, ia berharap untuk memproduksi mobil balap. Dia bahkan membangun prototipe seharga US$120 yang dimodelkan pada Jaguar D-Type. Namun dia segera menyadari bahwa itu tidak mungkin.
Pertemuan yang tak disengaja dengan seorang dokter hewan yang bekerja di peternakan pejantan keluarganya, memicu ide untuk memproduksi vaksin yang terjangkau.
Sejak sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Serum telah memasok vaksin lembaga internasional seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Pan Amerika. Ekspor vaksin berkontribusi 85 persen dari pendapatan perusahaan. Pada 2022 perusahaan menargetkan valuasi senilai 100 miliar rupee.
Untuk menghasilkan vaksin yang sangat terjangkau, perusahaan telah memangkas margin sebesar 20 persen hingga 30 persen setiap tahun karena tender berubah menjadi kompetitif. Namun, Serum mempertahankan beberapa pelanggan terbesarnya seperti pemerintah India, WHO, UNICEF dan GAVI.
Serum juga berjanji untuk menurunkan harga vaksin penta-valent sebesar 60 persen. Vaksin itu melindungi terhadap penyakit seperti difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dan dihargai hampir US$1,75. Di sisi lain, Serum Institute berencana meluncurkan vaksin baru berbiaya rendah untuk demam berdarah dan pneumonia.
Adar Poonawalla, putra Cyrus Poonawalla melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah ke sektor keuangan. Dia mendirikan Poonawalla Finance yang menawarkan pinjaman pribadi tanpa jaminan kepada konsumen berpenghasilan rendah dan menengah dan juga untuk usaha kecil. Dalam waktu empat bulan beroperasi, perusahaan telah memantapkan kehadirannya di 23 kota, meminjamkan US$110 juta.
Keluarga Poonawalla memiliki peternakan pejantan terbesar di India, yang mereka bangun pada 1946. Ketika Cyrus Poonawalla tidak sibuk memimpin Serum Institute of India, ia terlihat bermain dengan kuda-kuda di peternakan pejantan milik keluarga.
SANG TAIPAN: Cyrus Poonawalla, Raja Vaksin Murah dari India
Simak profil Sang Taipan, Cyrus Poonawalla. Pendiri Serum Institute of India sekaligus pencipta vaksin Covid-19 murah asal India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Reni Lestari
Editor : Feni Freycinetia Fitriani
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu