Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden AS Donald Trump terlempar dari daftar 400 orang terkaya di Amerika Serikat sejak pandemi corona tahun lalu yang membuat perusahaannya merugi hingga US$ 600 juta. Akibatnya kekayaan Trump melorot US$400 juta.
Untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, Trump tak lagi ada di jajaran 400 orang terkaya AS. Valuasi kekayaan bersih Trump saat ini ditaksir mencapai US$2,5 miliar.
Sementara itu, Trump diperkirakan bisnisnya kini berutang sekitar US$1,3 miliar atau Rp18,4 triliun, yakni hampir US$200 juta lebih banyak daripada saat dirinya meninggalkan kantor Gedung Putih.
Namun, hal ini tidak berarti dirinya berada di bawah tekanan finansial yang besar. Bahkan samapi saat ini, neraca Trump masih berada kondisi yang lebih baik dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.
Hal ini dikarenakan JPMorgan Chase yang membantu meminjamkan US$1,2 miliar terhadap kompleks perkatoran San Fransisco di mana Trump memegang sebanyak 30 persen kepemilikan minoritas. Demikian dilansir dari Forbes.
Trump memang tidak akan bertanggung jawab secara pribadi atas utang itu jika terjadi wanprestasi dikarenakan sebagai mitra terbatas.
Baca Juga
Namun hal ini masih memberikan efek yang besar pada keuangannya, dengan fakta pinjaman tersebut memungkinkan Trump dan mitra bisnisnya yakni Vornado Realty Trust yang diperdagangkan secara publik untuk membayar kembali utang mereka sebelumnya terhadap gedung, yang jatuh tempo bulan lalu dan mengekstraksi sekitar US$616 juta tunai atau setara dengan Rp8,7 triliun
Dengan refinancing, maka dapat meningkatkan utang pada properti namun juga memberikan banyak likuiditas kepada pemiliknya. Jika Trump menerima 30 persen dari cash-out, maka kesepakatan tersebut akan meningkatkan kepemililikan likuidnya dari sekitar US$110 juta atau Rp1,5 triliun, menjadi hampir US$300 juta atau Rp4,2 triliun
Uang tunai tersebut dapat berguna bagi Trump untuk beberapa tahun kedepan. Hal ini seperti pinjaman lain yang akan jatuh tempo. Selain itu, Trump juga memiliki memiliki utang sebesar US$738 juta atau Rp10 triliun yang akan jatuh tempo selama tiga tahun ke depan. Jika dia berhati-hati, dia seharusnya bisa melewatinya.
Contohnya, Trump memiliki pinjaman senilai US$100 juta untuk property ruang kompersial di dalam Trump Tower atau sekitar Rp1,4 triliun. Trump sebenarnya bisa membiayai pinjaman ini juga.
Real estat bernilai sekitar US$275 juta atau Rp3,9 triliun, dan bank harus bersedia menawarkan US$100 juta baru untuk itu. Jika Trump tidak dapat menemukan perusahaan untuk membiayai kembali Trump Tower, Trump bisa membauar kembali dengan dananya sendiri.
Dua bulan setelah pinjaman Trump Tower jatuh tempo, Trump juga memiliki pinjaman pada gedung pencakar langit New York City bernama 1290 Avenue of the Americas yang akan jatuh tempo. Trump memiliki 30 persen kepemilikan kemitraan terbatas di 1290 Avenue of the Americas bersama Vornado, yang memegang 70 persen lainnya. Jika Vornado membiayai kembali gedung itu juga, Trump dapat dengan mudah mengekstrak US$75 juta lagi atau sekitar Rp1 triliun.
Pada tahun 2023, Trump juga memiliki pinjaman lainnya seperti Trump Doral, sebuah resor golf di Miami dan hotel Trump di DC dan Chicago.
Jika Trump memiliki banyak uang tunai yang dapat ditimbun pada masa ini, maka Trump akan semakin aman hingga nanti. Hal ini walaupun akan meningkatkan beban utangnya untuk sementara waktu.