Bisnis.com, JAKARTA -- Memiliki masa kecil yang erat dengan para pengrajin batik membuat Pipiet Noorastuti bertekad melestarikan dan membangkitkan kembali budaya batik nusantara dengan mendirikan usaha batik lokal di bawah bendera usaha Nona Rara Batik.
Usaha yang dijalankan sejak 2011 lalu ini menggandeng para pengrajin batik daerah untuk memproduksi batik-batik dengan desain kasual dan hanya menggunakan batik tulis maupun batik cap.
“Kehidupan masa kecil saya dikelilingi para pengrajin batik, karena nenek saya waktu itu merupakan seorang pengrajin batik. Namun, krisis ekonomi pada 1998 membuat usaha batik nenek saya terpaksa gulung tikar. Dan sekarang saya bertekad melestarikan batik dengan membangun Nona Rara Batik, terangnya.
Saat memulai usaha, Pipiet menjalankan dengan 3 orang. Ketika itu dia memasarkannya melalui facebook. Perlahan tapi pasti, Nona Rara Batik terus berkembang hingga beberapa bulan kemudian, mereka pun resmi membuka toko Nona Rara Batik pertama kali di ITC Kuningan dengan produksi skala rumahan.
Selain memiliki kenangan di masa kecil, Pipiet juga melihat peluag dan potensi bisnis fesyen terus berkembang. Apalagi banyak brand lokal yang produk dan kualitasnya tidak kalah saing dengan produksi luar negeri.
Adapun keistimewaan dari Nona Rara Batik sendiri ialah batik yang ditawarkan merupakan batik hasil karya pengrajin lokal serta tidak menggunakan batik yang diproduksi melalui mesin cetak.
Dengan demikian, setiap koleksi yang dikeluarkan juga terbatas serta memiliki motif yang tidak sama dengan motif-motif di pasaran. Selain itu, potongannya juga dibua nyaman untuk dipakai saat bekerja maupun beraktivitas.
Setiap bulannya, Nona Rara Batik terus meluncurkan 2 koleksi baru, dimana setiap peluncurannya kerap mengusung tema kain tertentu atau pesan khusus sehingga memperkenalkan berbagai jenis wasta Indonesia.
Model-model yang biasa dikeluarkan adalah atasan, gaun, blazer, jaket, celana, rok yang umumnya dapat digunakan ke kantor tetap dengan variasi non-formal. Kisaran harga sekitar Rp250.000 hingga Rp550.000 dengan tetap mengusahakan agar batik siap pakai ini masih relatif terjangkau masyarakat luas.
“Untuk produk-produknya saat ini yang best seller adalah atasan, masih banyak diincar oleh pelanggan, sehingga berbagai jenis atasan menjadi produk yang paling banyak kami produksi,” ungkapnya.
Namun, karena batik yang digunakan merupakan batik tulis dan cap, kadang kala dia harus menghadapi tantangan terutama dalam menjaga konsistensi hasil artikel yang dipengaruhi berbagai faktor.
“Salah satu permasalahannya ialah faktor cuaca. Beda kloter juga bisa beda hasil warna makanya kami juga selektif memilih pengrajin yang menyanggupi untuk produksi massal,” tuturnya.
Saat ini, Nona Rara Batik terus berkembang apalagi setelah mereka menjalin kemitraan dengan Hypefast sejak 2020 lalu. Diakui olehnya sejak bergabung dengan Hypefast, pertumbuhan bisnisnya meningkat cukup tajam dibandingkan tahun sebelumnya karena banyak solusi yang diberikan Hypefast terhdap tantangan bisnis yang mereka hadapi.
Selain itu, mereka juga memiliki berbagai strategi bisnis di masa pandemi yakni dengan fokus melalui penjualan secara online dan beberapa marketplace. Pihaknya juga mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan gaya hidup saat ini seperti memproduksi masker kain batik yang telah lama dilakukan sebelum adanya pandemi.
“Kami juga memaksimalkan source yang ada sehingga produksi dapat terus berjalan serta aktif mengikuti berbagai kampanye online, seperti belanja pada hari batik dan sebagainya, membantu meningkatkan penjualan,” ujarnya.
Bahkan, Festival Belanja Batik yang pernah Nona Rara Batik ikuti juga telah membawa pertumbuhan transaksi sebanyak 6 kali dibandingkan dengan hari biasanya.
Sebagi salah satu brand fesyen yang menjalin kerjasama dengan Hypefast, ternyata Nona Rara Batik juga pernah muncul di videotron Times Square New York. Kemunculannya tersebut menjadi semacam teaser karena Hypefast menargetkan brand-brand lokal, seperti Nona Rara Batik, bisa mencapai ke pasar global dengan cara yang lebih efektif dan scalable pada akhir tahun 2022 nanti.
“Bagi Nona Rara Batik, kesempatan muncul di NYC walaupun dalam bentuk videotron, merupakan harapan bahwa brand lokal bisa meng-global,” ujarnya.
Memang dari sisi penjualan tidak ada dampak langsung yang dirasakan oleh Nona Rara Batik. Namun, sebagai brand fesyen lokal tentu saja ada rasa kebanggaan dari para pembeli dan pengikut Nona Rara yang mungkin berdampak tidak langsung pada penjualan.