Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NFT Laris Manis, Dua Pendiri OpenSea Jadi Crazy Rich Versi Forbes dengan Aset Puluhan Triliun

Devin Finzer dan Alex Atallah masing-masing memiliki harta sekitar US$2,2 miliar menurut perkiraan Forbes, dengan perkiraan 18,5 persen saham di OpenSea.
Tampilan situs Opensea, marketplace yang menjual karya non-fungible token (NFT) terbesar di dunia/opensea.io
Tampilan situs Opensea, marketplace yang menjual karya non-fungible token (NFT) terbesar di dunia/opensea.io

Bisnis.com, JAKARTA - Popularitas non fungiable token (NFT) ikut mengangkat nama dua pendiri marketplace aset digital OpenSea. Devin Finzer dan Alex Atallah kini masuk dalam daftar orang terkaya versi majalan Forbes.

Keduanya masing-masing memiliki harta sekitar US$2,2 miliar atau Rp31,46 triliun menurut perkiraan Forbes, dengan perkiraan 18,5 persen saham di OpenSea.

Finzer dan Atallah yang masing-masing berusia sekitar 30 tahun, memiliki riwayat hidup seperti miliarder teknologi muda kebanyakan.

Finzer, CEO, dibesarkan di Bay Area, menempuh pendidikan di Brown University dan bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Pinterest. Pada tahun 2015, dirinya mendirikan startup pertamanya yakni sebuah mesin pencari bernama Claimdog dan kemudian dijual ke Credit Karma.

Dilansir dari Forbes, Finzer sendiri mengatakan bahwa visi misinya adalah menjadi tujuan bagi ekonomi digital terbuka yang baru untuk berkembang.

Sementara itu, Chief Technology Officer kelahiran Colorado Atallah terbukti menjadi ahli spreadsheet sejak usia muda. Saat dirinya menjadi mahasiswa di Stanford, Atallah bekerja di Palantir dan setelah lulus dirinya bekerja di startup Silicon Valley, Zugata dan Whatsgoodly.

OpenSea didirikan empat tahun yang lalu, merupakan startup yang berbasis di New York City, pemain awal di pasar NFT pada awal tahun 2021. Diketahui, OpenSea memiliki nilai sebesar US$1,5 miliar kini telah bernilai US$13,3 miliar per akhir 2021.

NFT adalah file komputer yang digunakan untuk melacak kepemilikan aset digital unik seperti seni, musik dan bahkan blockchain.

Sementara itu, OpenSea menyebut dirinya sebagai platform peer-to-peer dimana pengguna dapat membuat, membeli, dan menjual semua jenis NFT, dengan imbalan potongan sebesar 2,5 persen dari setiap penjualan.

OpenSea mengatakan berencana untuk meningkatkan jumlah karyawannya, dengan fokus pada tim. Kini, OpenSea menghadapi persaingan yang meningkat yakni dari Coinbase yang pada bulan Oktober mengumumkan rencana untuk meluncurkan pertukaran NFT sendiri dan adanya potensi penipuan di NFT oleh para kritikus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper