Bisnis.com, JAKARTA - Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong lulusan sekolah bisnis bisa membangun dan mengembangkan ekosistem bisnis yang ramah lingkungan.
Dalam acara 47 Tahun Graduation 2022 IPMI International Business School, Menteri Sandiaga Uno menjelaskan bahwa ekosistem bisnis di sektor pariwisata dengan nilai triliunan dolar Amerika Serikat, menyumbang delapan persen emisi karbon dunia.
Diketahui bahwa roda perekonomian tersebut berasal dari penggunaan transportasi yakni dari jalur darat, laut ataupun udara.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mewujudkan pariwisata ramah lingkungan melalui pengawalan program Carbon Footprint Calculator dan Offsetting (CFCO). Untuk itu, maka Sandiaga Uno menjelaskan bahwa para lulusan dapat berkontribusi dan mendukung keberlangsungan ekonomi berkelanjutan.
"Maka dari itu, lulusan IPMI dapat berkontribusi pada masa depan bangsa dan mendukung keberlangsungan ekonomi berkelanjutan yang sesuai dengan tren pariwisata yakni personalized, customized, localize, dan smallers impact," Ucapnya.
Prof. Emil Salim, yakni Mantan Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa jika model bisnis tidak menerapkan ekonomi hijau maka akan sulit bagi Indonesia untuk lepas dari perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca Juga
Dirinya kemudian juga menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan potensi-potensi terbaik bangsa untuk menuju Indonesia Emas 2045 melalui ekonomi hijau dan rendah karbon. Untuk itu, masih ada waktu selama 23 tahun terutama bagi generasi penerus untuk membangun bangsa ini menjadi negara yang maju.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah III DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani, juga menjelaskan bahwa kampus dapat menjadi tempat untuk membangun SDM yang lebih unggul.
"Kampus menjadi tempat membangun SDM yang unggul dengan trend masa depan, dimana cara kerja kita di masa depan akan jauh lebih berbeda dengan yang kita alami saat ini. Ketika persaingan ekonomi global semakin ketat, pendidikan menjadi penting yang berkaitan erat dengan perekonomian bangsa," Ucapnya dalam acara tersebut.
Paristiyanti Nurwardani kemudian juga menjelaskan bahwa para lulusan harus lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan yang besar. Perubahan tersebut seperti disrupsi teknologi, iklim global, demografi, sosial ekonomi, pasar tenaga kerja, dan termasuk perubahan lingkungan akibat pandemi Covid-19.