Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang terjadi selama hampir dua tahun terakhir ini membuat banyak orang memiliki waktu luang dan menemukan hobi baru atau mengeksplorasi hobi yang mereka miliki. Tidak jarang yang kemudian menekuni hobinya dan menjadikan sebagai ladang cuan yang menjanjikan.
Meski terkesan sederhana dan menyenangkan, membangun bisnis dari hobi tidaklah semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan perencanaan yang matang, strategi bisnis berkelanjutan, naluri bisnis yang tajam serta profesionalitas sehingga hobi yang dibisniskan tersebut bisa menghasilkan keuntungan.
Banyak sebetulnya contoh pengusaha yang sukses menjalankan bisnis bermula dari hobi, salah satunya Angel Chyntia yang mampu mengembangkan hobinya dalam bermake up menjadi sebuah bisnis menjanjikan di bawah brand Goban Cosmetics.
Angel mengatakan keinginannya membangun brand makeup muncul sejak dirinya melakukan studi ke Korea. Saat itu dia melihat banyak produk kosmetik dari Korea yang bagus dan berkualitas tetapi memiliki harga terjangkau sehingga dia yang pada dasarnya hobi makeup membeli banyak produk.
“Ternyata saat saya pulang ke Indonesia, nggak ada brand-brand makeup kayak di sana, sehingga saya melihat ini sebagai opportunity lalu memutuskan untuk fokus ke beauty dan membuat brand makeup sendiri,” tuturnya.
Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan mengambil kursus sebagai makeup artist hingga ke Perancis dan sepulangnya ke Indonesia dia langsung menekuni profesi sebagai makeup artist selama 3 tahun. Saat menjadi seorang makeup artist, Angel mempelajari banyak hal tentang kulit orang Indonesia yang bermanfaat dalam pengembangan brand kosmetiknya ke depan.
Selain itu, Angle juga mempelajari tentang formulasi makeup hingga ke Perancis. Dia pun menggandeng temannya yang mengerti dunia farmasi sehingga produk yang dihasilkan benar-benar terjamin kualitasnya.
“Saya melakukan ini untuk mengimbangin hobi dan skilll saya menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan,” ucapnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Angle juga selalu melakukan inovasi dengan membuat berbagai gebrakan baru yang dapat menjawab kebutuhan make up masyarakat dan industri beauty Indonesia. Melalui inovasi serta trial-and-error, banyak hal baru yang dapat dipelajari sekaligus mengulik lebih dalam dunia kecantikan yang belum pernah ditemui sebelumnya.
“Selain dapat terus memacu semangat dan ketertarikan terhadap hobi yang telah dijalankan selama bertahun-tahun, hal ini juga sekaligus menjadi salah satu strategi pengembangan produk yang efektif,” kata Angle.
Untuk mengeksplorasi hal-hal baru, Angle bersama Goban Cosmetics selalu menekankan kolaborasi dan menggali inspirasi dari berbagai tokoh yang mengemban visi serupa. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan akan makin maju dan di saat yang bersamaan juga dapat terhindar dari rasa jenuh.
Dengan segala konsistensi dan profesionalitasnya dalam mengembangkan hobi menjadi bisnis, saat ini Goban Cosmetics telah merilis lebih dari 30 produk dan mampu menjual hingga ribuan makeup setiap bulanya dengan range harga mulai Rp99.000 hingga Rp130.000.
Selain Angel, pelaku usaha lainnya yang juga sukses berbisnis dari hobi adalah Nova Dewi pemilik usaha Suwe Ora Jamu. Wanita asal Surabaya ini memang sudah terbiasa mengonsumsi jamu setiap harinya, dia pun hobi meracik berbagai jenis jamu dengan resep turun temurun.
Bisnis ini pun bermula pada 2012, ketika Nova pindah ke Jakarta dia melihat bahwa masih sedikit orang yang mengonsumsi jamu. Dari situ dia lantas berpikir untuk mengemas hobinya mengonsumsi dan meracik jamu menjadi usaha yang lebih modern dan bisa diterima masyarakat urban.
“Aku ingin mengenalkan jamu kepada masyarakat urban, caranya dengan melakukan personal relationship dan membangun cerita serta mengemas tempatnya menjadi lebih asyik dan modern,” tuturnya.
Dengan pengemasan yang lebih modern, apalagi di masa pandemi saat ini ketika banyak masyarakat yang makin sadar dengan kesehatan holistik, bisnis jamu miliknya pun kini makin berkembang. Bahkan Kedai Suwe Ora Jamu telah tersebar di sejumlah kota-kota besar di Indonesia.
Nova menyadari salah satu tantangan yang dihadapi ketika membangun bisnis dari hobi adalah memposisikan diri antara hobi yang digemari dengan bisnis yang harus terus berjalan dan dikembangkan.
Dalam menjawab tantangan tersebut, dia pun berpikir objektif serta beradaptasi dengan memasang mindset bahwa hobi yang digemari kini bukan lagi kegemaran pribadi, tetapi telah bertransformasi menjadi sebuah bisnis yang menyangkut kepentingan banyak pihak, sehingga memerlukan strategi bisnis yang matang.
Diakui olehnya dalam perjalanan hingga saat ini, Suwe Ora Jamu tak luput dari permasalahan bisnis. Salah satu hal yang selalu saya terapkan apabila dihadapkan pada sebuah tantangan bisnis adalah menyusun skala prioritas dan mengubah mindset.
“Merupakan suatu hal yang penting bagi para pebisnis dalam memasang mindset yang lebih strategis, holistik, dan berorientasi pada bisnis. Pendelegasian tugas juga menjadi suatu hal yang krusial ketika hobi sudah berkembang menjadi bisnis yang semakin sustainable,” ujarnya.
Sementara itu, Yoris Sebastian, Founder of OMG Consulting & Co-Founder of Inspigo mengatakan saat seseorang mengubah hobi atau karya menjadi sebuah peluang bisnis maka memiliki privilesenya sendiri.
Sebab, penggiat hobi tersebut memiliki kedekatan personal dengan produk atau karya yang dihasilkan serta industri yang digeluti, sehingga bisnis yang didirikan bisa membawa sentuhan cerita yang unik, orisinil, dan personal guna menciptakan brand yang lebih melekat di hati konsumen.
Namun, usaha tersebut harus diimbangi dengan kegiatan marketing dan branding yang mengacu pada preferensi dan perilaku konsumen, serta bagaimana hobi tersebut dapat menjawab kebutuhan konsumen.
“Pada akhirnya, riset pasar yang diimbangi dengan story telling yang personal, lambat laun akan menggaet komunitas konsumen yang loyal.”
Selain itu, pemilik bisnis juga harus terus mengeksplorasi hob dan membuat manajemen bisnis serta profesionalitas. Sebab, bisnis yang berawal dari hobi dapat menjadi bumerang dan beban. Lebih-lebih, hobi yang awalnya menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan, justru bisa mengundang kejenuhan.
Demi menghindari kedua hal tersebut, pebisnis dapat menantang diri untuk menggali hal-hal baru yang belum pernah disentuh sebelumnya. Dengan begitu, semangat eksplorasi dan keingintahuan akan terus menyala seiring dengan perkembangan bisnisnya.