Bisnis.com, JAKARTA - Ditengah melemahnya daya beli masyarakat di masa pandemi, bisnis food and beverages masih bergerak positif.
Dalam prospek yang masih berkembang pesat, Dennish Tjandra selaku Co-Founder dan CEO Foodstory Group, melihat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha.
Tantangan yang dihadapi para pelaku usaha sendiri akses terhadap modal dan sumber daya. Kondisi ini sering kali menghambat dan dapat membuat bisnis yang sebelumnya berpotensi, kemudian menjadi tertutup.
Melihat fenomena tersebut, Foodstory Group, perusahaan startup Direct-to-Consumer (D2C) yang berfokus pada sektor F&B dengan 5 brand portofolio yang berkolaborasi dengan Jessica Milla dan Enzy Storia, dan Gaaram, kemudian berkomitmen untuk memberikan solusi bagi para pelaku usaha F&B agar dapat mengembangkan bisnis ke level yang lebih jauh.
Foodstory juga akan memberikan dukungan ekosistem dan manajemen untuk terus mendorong pertumbuhan kedepannya.
Dennish menjelaskan bahwa salah satu pengembangan bisnis yang Foodstory Group lakukan yaitu melakukan akuisisi brand F&B ternama yakni Gaaram.
Baca Juga
Dirinya kemudian juga menjelaskan bahwa melalui pendanaan yang mereka peroleh dari RND Kapital pada Oktober 2021 lalu, Foodstory Group telah berhasil mengakselerasi pertumbuhan masing-masing brand portofolio secara cepat, hingga lebih dari 100 virtual restaurants telah hadir secara total.
“Untuk tahun 2022, kami siap melakukan investasi pada sekitar 15 brand F&B berpotensi di Indonesia. Kami terus bergerak mencari brand-brand yang kami lihat potensial. Kami juga terbuka kepada setiap pelaku bisnis F&B yang memiliki visi meningkatkan skala bisnis mereka ke tingkat yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria kami.” ucapnya.
Foodstory Group juga terbuka untuk brand yang produknya scalable dan telah teruji di pasar. Hal ini meliputi telah memiliki 3 - 5 cabang dengan tingkat penjualan tertentu, dan berfokus pada penjualan secara online seperti melalui food delivery platform.