Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurniati Rachel Berbisnis Kreasi Produk dengan Konsep Reuse Lewat Popsiklus

Produk Popsiklus sendiri telah sampai ke berbagai negara. Contohnya, seperti ada pelanggannya yang membeli di Indonesia, dan membawanya ke Jepang dan Jerman.
PS Red bag
PS Red bag

Bisnis.com, JAKARTA - Popsiklus, adalah bisnis yang mengandalkan konsep reuse hingga menghasilkan produk seperti notebook dan tote bag yang bergantung pada kesediaan limbah.

Sosok dibalik kreasi ini adalah Kurniati Rachel Sugihrehardja atau yang dipanggil Nia. Popsiklus dimulai pada tahun 2009 dari sampah karton susu dirumahnya. Nama awal bisnisnya adalah bikinbikincraft.id.

Di rumahnya, sampah tidak selalu diangkut setiap hari. Dengan sampah yang menumpuk, munculah ide hingga Nia melahirkan produk pertamanya yakni Milk Carton Notebook Covers.

“Modal awal yakni dari kardus dan lainnya modal untuk cari kain, lem, kuas, jilid, bagian isi kertas” Ujarnya ketika dihubungi oleh Bisnis (31/3/22).

Dengan ketekunannya, produknya kemudian tersebar secara organik dan semakin berkembang. Dirinya kemudian mendapat undangan seperti dalam mengikuti pameran.

Produk Popsiklus sendiri telah sampai ke berbagai negara. Contohnya, seperti ada pelanggannya yang membeli di Indonesia, dan membawanya ke Jepang dan Jerman.

Akhir-akhir ini Popsiklus juga memenangkan dalam kategori Others Naturals Material dalam acara Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2022 kemarin.

Keunikan Popsiklus

Jika biasanya bisnis memiliki jumlah stock atau produksi tetap, Nia menjelaskan bahwa desain setiap produk dan stock produk tidak bisa dipastikan. Hal ini lantaran mengikuti ketersediaan limbah yang Nia terima.

“Sebenarnya orang bisa memesan produk yang sama, contohnya jika menggunakan bahan kardus. Hal ini dikarenakan memang stock kardus sendiri paling banyak di Popsiklus”.

“Namun, biasanya saya memberitahu para konsumen bahwa Anda bisa mendapat produk yang sama, namun bisa saja ada perbedaan seperti pada warna. Contohnya pada tote bag tali rajutan yang diikat, warna yang ia terima tidak akan sama, tergantung dari (limbah) apa yang didapatkan” Jelas Nia dalam menjelaskan melalui salah satu contoh produknya yakni Milk Carton Tote Bag.

Kemudian, sektor yang membeli produk dari Popsiklus sendiri berasal dari middle up. Produk Popsiklus sendiri dijual dari kisaran harga Rp225 ribu hingga Rp550 ribu.

Tantangan Popsiklus

Tantangan Popsiklus sendiri berada dalam pengumpulan, sistem produksi hingga pandangan dari beberapa customer yang didapatkan.

Hal ini dikarenakan Popsiklus menggunakan sistem produksi reuse (memperpanjang usia) sehingga limbah yang ia terima perlu masih dalam keadaan baik. Kemudian, sistem produksi juga membutuhkan proses yang cukup panjang.

Nia sendiri masih memegang proses produksi, seperti menjahit kardus untuk dijadikan sebuah produk. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerapian dan kualitas produk, contohnya seperti dalam jahitan atau potongan.

Kemudian, Nia juga pernah mendapatkan komentar atau pandangan negatif atas produknya. “Saya pernah dibilang menjual sampah” ujarnya.

Nia mengaku sering ingin berhenti. Namun selalu ada saja yang membuat Nia malah tidak bisa berhenti.

“Setiap kali saya ingin berhenti, semesta selalu mempertemukan saya dengan hal-hal yang membuat saya tidak bisa berhenti melakukannya” Ucap Nia.

Tips dan harapan kedepannya

Dalam menjalani bisnis seperti reuse, Nia menyarankan perlunya kecintaan untuk menjalani sebuah produk, semangat dan memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini perlu dimiliki mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi.

Dirinya juga berharap kedepannya Popsiklus bisa menemukan teknik tertentu atau terbaru dalam produksi. Popsiklus juga memiliki berbagai prototype yang belum diluncurkan di pasaran.

Untuk kedepannya, Nia berharap bahwa masyarakat bisa lebih mempedulikan dan lebih bertanggung jawab pada lingkungan. Hal ini dikarenakan sampah atau limbah merupakan sebuah permasalahan yang tidak bisa berhenti di muka bumi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper