Bisnis.com, JAKARTA – Koin kripto Terra Luna tengah menjadi sorotan usai mengalami kemerosotan drastis pekan ini.
Nilai Terra Luna babak belur pada 9 Mei 2022 ketika harga stablecoin TerraUSD (UST) mulai merosot. Saat ini UST diperdagangkan dengan nilai 40 sen, jauh merosot dari patokan US$1, sedangkan Luna hanya sekitar 1 sen dari patokan US$100 sebelumnya.
Do Kwon, pendiri dari Stablecoin Terra LUNA kini ikut menjadi perbincangan.
Do Kwon lahir pada 6 September 1991. Dirinya berasal dari Korea Selatan.
Kwon diketahui berimigrasi ke Kanada dan melanjutkan pendidikan tinggi, hingga pindah ke Stanford.
Kwon berkuliah di Universitas Stanford. Dirinya memperoleh gelar ilmu komputer pada tahun 2015. Do Kwon diketahui sempat bekerja sebagai insinyur di Microsoft dan Apple.
Baca Juga
Pada tahun 2016, Do Kwon mendirikan perusahaan komunikasi peer-to-peer yakni Anify. Kwon menjadi CEO perusahaan tersebut hingga 2017.
Kemudian pada tahun 2018, Do Kwon ikut mendirikan Terraform Labs, bersama dengan eksekutif bisnis Daniel Shin.
Kwon sendiri pernah masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 dalam kategori Finance & Venture Capital pada tahun 2019.
Terraform Labs perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan mata uang kripto yang terdesentralisasi dengan harga yang stabil.
Korporasi juga memproduksi stablecoin LUNA, yang digunakan sebagai mata uang asli di blockchain Terra.
Sebelum masalah terjadi, diketahui bahwa Do Kwon dan binisnya berkembang pesat. Organisasi kripto seperti Binance, Polychain Capital dan Arrington XRP, menginvestasikan sebesar US$32 juta ke Terra.
Dalam kondisi saat ini, Hany Rashwan selaku CEO perusahaan aset kripto berbasis di Swiss yakni 21 Shares AG, mengatakan kepada Bloomberg (13/5/22) bahwa Terra Luna berpotensi dihapus dari bursa.