Josephine Philips hingga Thelma Zablocki
1. Josephine Philips Pendiri & CEO Sojo
Josephine yang berusia 24 tahun telah mengambil alih industri mode dan fokus bisnis ini ada pada ekonomi sirkular atau melingkar dan berkelanjutan. Sojo sebagai startup pun dinilai berkembang dengan pesat lewat tagline-nya “Deliveroo untuk perbaikan pakaian”.
Diluncurkan pada tahun 2021, Sojo menghubungkan pelanggan ke layanan perbaikan pakaian lokal, dan, saat pakaian diambil dan diturunkan oleh kurir sepeda, pelanggan dapat melakukan perbaikan dan penggantian tanpa harus meninggalkan rumah dengan menggunakan model D2C, di mana model penjualan dilakukan tanpa perantara.
Startup ini mengumpulkan € 2,2 juta awal tahun ini. Diketahui, Josephine menyelesaikan studi di Kings College London. Dia pun memulai perjalanan wirausahanya sendiri dengan Sojo, setelah selesai bekerja di Depop.
Startup ini berkembang pesat dan Josephine adalah pendiri yang menarik banyak perhatian karena pendekatan inovatifnya dalam menjaga kelestarian bumi dengan mengadaptasi tiga komponen, yakni ekonomi sirkular, sustainability dan teknologi.
Startup ini juga baru saja terpilih sebagai bisnis yang mendapatkan pendaan oleh oleh Google's Black Founders Fund
2. Sami Osman Co-Founder & CEO Quartr
Sami adalah pendiri muda yang ambisius di belakang Quartr sebuah startup yang menjembatani kesenjangan antara perusahaan dan pemangku kepentingan.
Sami mendirikan Quartr pada tahun 2020 setelah lulus dari Universitas Gothenburg. Dengan gaya GenZ yang sebenarnya, ia bertemu dengan salah satu pendirinya komunitas keuangan Twitter #FinTwit bahkan startup tersebut diluncurkan bahkan sebelum tim bertemu secara langsung.
Secara bersama-sama, tim telah mengembangkan aplikasi yang memberi siapa pun, terlepas dari keahlian dan jaringan investasi mereka, akses ke informasi penting perusahaan. Sami adalah CEO dari perusahaan rintisan yang berkembang pesat, dan di usianya yang baru 25 tahun. Sementara, platformnya sudah mencantumkan lebih dari 5 ribu perusahaan dari 19 pasar yang berbeda.
3. Ricard Guillem Pendiri Cafler
Ricard baru berusia 17 tahun dan telah menarik perhatian publik di ekosistem startup Eropa. Memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi, menjadikan dia mendirikan Cafler ketika dia baru berusia 16 tahun.
Cafler adalah pasar layanan on-demand yang bertindak sebagai one-stop-shop untuk semua kebutuhan kendaraan. Dari membawa kendaraan ke garasi, membawanya untuk dibersihkan, mengisi bahan bakar atau membawa untuk tes inspeksi, platform ini membuat kepemilikan kendaraan menjadi sederhana dan sudah mengumpulkan lebih dari € 5 juta.
Pendiri muda dari Barcelona ini dinilai sudah mengambil alih pasar, setelah memulai operasinya di 25 kota Spanyol serta Paris. Selanjutnya, layanan ini akan beroperasi ke wilayah tpusat London, Berlin dan Milan.
4. Sebastian Haugeto, Founder of Dealflow
Pendiri startup, Sebastian Haugeto, adalah pengusaha muda yang membuat pembaharuan di bidang fintech.
Didirikan pada tahun 2021, startup miliknya yakni Dealflow menyediakan aplikasi pembayaran bersama untuk pembuat konten dapat mengirim faktur ke suatu merek dan menerima pembayaran pada hari yang sama.
Adapun, Sebastian terinspirasi ketika dia berada di penjelajahan dunianya, di mana ia ingin mewujudkan impian Gen Z yang bisa membuat konten tanpa harus menghabiskan waktu untuk masalah administrasi dan lamanya waktu untuk mengkreditkan uang.
Melalui peluncuran Dealflow, Sebastian telah menghadapi sejumlah tantangan, namun, dengan tetap berpegang teguh pada pentingnya kecocokan tim dan keyakinan pada produk, tim tersebut baru saja mendapatkan modal baru dari 10 investor.
5. Thelma Zablocki Co-Founder & COO CardiaTec
GenZ Thelma Zablocki membuat kehadirannya dikenal di bidang teknologi kesehatan. Dia adalah salah satu pendiri dan Chief Operating Officer (COO) CardiaTec Biosciences, sebuah perusahaan berbasis di Cambridge yang memerangi penyakit kardiovaskular menggunakan AI.
Lulusan University of Cambridge MPhil di Bioscience Enterprise, Thelma adalah bagian penting dari misi perusahaan rintisan untuk meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup – memberikan dampak nyata bagi mereka yang terkena dampak penyakit parah. Didirikan pada tahun 2021, CardiaTec baru-baru ini mengumpulkan sekitar € 1,3 juta dalam pendanaan Pre-Seed untuk platformnya yang menggunakan AI untuk memahami data kardiovaskular skala besar. Ini adalah pendekatan baru untuk penemuan medis dan pengembangan menarik di bidang teknologi kesehatan .