Bisnis.com, JAKARTA - Shipper kini menuai sorotan, usai startup logistic ini mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 65 orang pekerja atau 8 persen dari total 812 karyawan.
PHK ini dilakukan setelah startup yang berfokus pada logistik dan pergudangan ini menilai secara menyeluruh proses bisnis dan membuat rencana untuk mempercepat rencana keberlanjutan.
Budi Handoko adalah sosok dibalik pendiri Shipper. Lahir dan besar di Singkawang Indonesia, dia meraih gelar master di bidang teknologi informasi dan komunikasi dan gelar sarjana di bidang ilmu komputer dari University of Wollongong. Keduanya dengan penghargaan High Distinction.
Sebelum mendirikan Shipper pada tahun 2017, Budi telah mendirikan beberapa start-up teknologi. Pada tahun 2011, dia menciptakan OCash, sistem mata uang virtual di Australia untuk membantu sistem pembayaran bagi para gamer Australia. Performa bisnis Ocash yang luar biasa sangat menarik bagi bisnis yang lebih besar yang akhirnya diakuisisi oleh MOL Malaysia. Budi memimpin proses akuisisi ini dan kemudian bertindak sebagai Direktur MOL Australia.
Sebagai ex-CEO dari MOL Global dan seorang profesional dengan 12 tahun pengalaman kerja di bidang layanan pembayaran dan logistik, Budi menggunakan keahliannya untuk membuat Shipper menjadi yang terdepan di kancah e-commerce.
Didorong oleh semangat inovasi itulah, Budi pun mengembangkan sebuah bisnis, Shipper berupa proses pengiriman dan pemenuhan dan untuk menciptakan pengalaman logistik terbaik bagi pelanggan.
Baca Juga
Sementara itu, setelah bertahun-tahun di bidang konsultasi dan modal ventura, Phil Opamuratawongse seorang mantan konsultan McKinsey bertemu dengan salah satu pendirinya, Budi Handoko, yang meyakinkannya bahwa pengiriman logistik adalah masa depan negara dan kariernya.
Phil sendiri memegang gelar Bachelor of Sciences dalam Ilmu Matematika dan Komputasi dari Stanford dan magister dalam Riset Operasi dari Columbia.
Berkat kerja keras dan pengalaman keduanya, Tidak heran, jika bisnis yang mereka jalankan lulus di Y-Combinator Sebagai informasi, Y Combinator adalah benih pemercepat Amerika yang dimulai pada bulan Maret 2005. Fast Company menyebut YC sebagai "start-up inkubator paling kuat di dunia". Fortune menyebut Y Combinator "tempat melahirkan perusahaan teknologi raksasa"
Hasil dari inkubator bisnis tersebut, menghasilkan pembiayaan dari investor papan atas seperti Lightspeed Venture Partners, Floodgate, Insignia Ventures Partners, dan Convergence Ventures.
Hingga kini, Shipper meraih pendanaan seri B sebesar US$63 juta atau setara dengan Rp982 miliar dengan 300 gudang di 35 kota dan 5.700 perusahaan.