Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Kesalahan Utama Pebisnis Saat Ekspansi ke Luar Negeri

Ekspansi global bisa menguntungkan bagi sebuah bisnis, namun juga bisa merugikan. Ini beberapa alasannya.
ilustrasi ekspansi
ilustrasi ekspansi

Bisnis.com, JAKARTA - Ada sejumlah kesalahan umum yang harus dihindari, ketika sebuah bisnis memutuskan untuk melakukan ekspansi global. 

Jika sebuah perusahaan dinilai sudah berjalan dengan cukup stabil di skala nasional, maka kebanyakan pengusaha menempuh langkah selanjutnya, yaitu melakukan ekspansi bisnis secara global. 

Umumnya, kesalahan tidak bisa dihindari selama ekspansi, terutama yang melibatkan pasar luar negeri. Namun, sebaik-baiknya rencana, kadang kala juga sering salah ketika sudah terjun di pasar.

Tak heran, jika banyak ungkapan sukses di tanah air tidak secara otomatis berarti sukses di luar negeri. Ekspansi internasional yang sukses membutuhkan rencana yang tepat, operasi yang tepat, dan orang yang tepat untuk memastikan budaya lokal dihargai sebagaimana mestinya.

Lantas, apa saja yang kesalahan umum yang harus dihindari ketika seorang pebisnis berniat untuk memperluas dan mulai mencelupkan kaki ke pasar internasional? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

1. Melompat ke pasar terlalu cepat

Tentunya, akan sangat menggoda ketika kita ingin mengambil keuntungan dari setiap peluang yang ada saat berekspansi ke pasar luar negeri. Biasanya, seorang pebisnis ingin memastikan Anda melakukan semua yang Anda bisa untuk menjamin pertumbuhan bisnis. 

Sayangnya, pendekatan ini lebih banyak menimbulkan masalah dibanding menghasilkan keuntungan.  Mencoba melakukan terlalu banyak sekaligus sering kali tidak menghasilkan apa-apa dengan baik.

Alih-alih menjadi 100 persen global, lebih baik Anda menguji beberapa produk Anda sebelum terjun. Dengan begitu, Anda dapat menguji, mendapat feedback dan mengevaluasi sedikit demi sedikt, sehingga bisnis Anda bisa diterima di pasaran. 

2. Tidak mempelajari aturan bisnis suatu negara

 Cara ekspansi bisnis ke luar negeri selanjutnya, Anda harus teliti dan memeriksa bagaimana peraturan dan hukum bisnis yang ada di negara tujuan.

Bukan tidak mungkin, nantinya Anda akan menghadapi tantangan dari peraturan hukum yang unik saat berekspansi ke negara lain.  Banyak, bisnis yang gagal berkembang karena terjadi bentrok antara produk dan aturan suatu negara. 

CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata menjelaskan seorang pebisnis harus benar-benar menangani aspek-aspek penting, seperti undang-undang ketenagakerjaan yang berlalu, prosedur bisnis, praktik organisasi, sengketa, merek dagang, bea cukai dan lainnya.

Carilah panduan ahli hukum yang berpengalaman dalam melakukan bidang bisnis di industri asing yang bertindak sebagai penghalang bisnis kamu.

3. Gagal memahami pelanggan negara tujuan

 Memahami perbedaan antara pasar dalam negeri Anda dan pasar luar negeri adalah kunci untuk mempresentasikan merek, produk, dan proposisi nilai Anda dengan sukses. Hal ini dilakukan agar Anda bisa mempersiapkan bisnis untuk beradaptasi atas penawaran, penetapan harga, perpesanan, saluran distribusi, bahkan praktik bisnis Anda yang sesuai dengan negara tujuan.

Tak jarang, meski Anda telah melakukan riset pasar umum sebelum mengambil keputusan ekspansi. Tetapi, ketika terjun langsung di pasar luar negeri, pastinya akan ada nuansa, norma, dan kebutuhannya tersendiri yang tidak bisa dihilangkan. 

Misalnya, Home Depot yang merasa percaya diri saat berekspansi ke pasar China. Faktanya, ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspansi secara global. Sayangnya, karena kurangnya pemahaman soal sosial budaya, membuat rencana tersebut tidak menghasilkan keuntungan apapun. 

Perusahaan tidak menyadari bahwa ada perbedaan kultur, di mana orang AS cenderung pindah ke pinggiran kota saat mereka mendapatkan kekayaan, sementara orang di China sendiri lebih cenderung membeli atau menyewa kondominium dan apartemen di kota saat mereka menjadi lebih kaya.

Alhasil, mereka gagal menyelaraskan merek dengan kebutuhan audiens geo-spesifik, menjadikan sebuah bisnis sulit untuk mengomunikasikan nilainya. Sehingga, Anda perlu mengenal budaya dan mengadopsi bahasanya (termasuk bahasa gaul). Hingga akhirnya, Home Depot meninggalkan China dalam waktu enam tahun.

Hal ini berbeda dengan Dunkin’ Donuts yang mampu melayani lebih dari 3.200 toko internasional di 36 negara, adapun kunci kesuksesan mereka adalah dengan menyesuaikan selera donat dengan masyarakat lokal. 

Selain itu contoh lainnya adalah, Nike yang berusaha melakukan revolusi bisnis dengan melakukan kustomisasi besar-besaran untuk lini produknya, sehingga memungkinkan pelanggan di seluruh dunia untuk menambahkan bakat budaya mereka sendiri.

Ingin mengarahkan perusahaan Anda ke pasar internasional? Inilah kunci untuk memastikan adaptasi budaya bisnis Anda berhasil.

4. Tidak melibatkan tenaga kerja lokal

Pertumbuhan mungkin menjadi tujuan dengan ekspansi global, tetapi hal itu datang dengan rintangan yang sangat tinggi seputar tenaga kerja. Mungkin sulit untuk mempekerjakan kandidat berpengalaman dengan kecepatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi ke luar negeri.

Dibanding sibuk dengan melakukan rekruitmen di negara orang. Maka, langkah awal yang paling baik adalah dengan melibatkan tenaga kerja lokal. 

Pasalnya, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diinginkan pelanggan . Mereka juga akan berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk memahami kebutuhan pelanggan dan berbicara kepada mereka sesuai kebutuhan.

Jika Anda memilih untuk mempertahankan pemasaran Anda sendiri, lakukan pendekatan seperti yang Anda lakukan pada setiap inisiatif baru. Uji pasar, dan investasikan di tempat yang Anda lihat paling efisien antara biaya pemasaran dan volume/kualitas akuisisi.

Berkolaborasi dengan pengguna lokal juga bisa bermanfaat. Misalnya, setelah mensurvei orang tua setempat, maka perusahaan bisa menemukan bahwa banyak anak yang kehilangan keterampilan penting selama setahun terakhir. Jadi, sebuah perusahaan tersebut dapat memanfaatkan peluang untuk mulai mengembangkan keterampilan hidup praktis (misalnya, kecerdasan emosional, empati, pemikiran kritis, dan sebagainya) untuk menjadi nilai tambah perusahaan Anda dalam mempekerjakan tenaga lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper