Bisnis.com, JAKARTA - Nama Garibaldi Thohir, atau biasa dikenal dengan Boy Thohir kini tengah menjadi bahan perbincangan.
Pasalnya, terungkap dirinya bersama Jerry Ng, pemilik emiten sektor pembiayaan, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mengumumkan akan melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan V Tahap III Tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1,1 triliun.
Sebagai kakak dari Erick Thohir, Boy Thohir sendiri merupakan konglomerat di Indonesia, di mana dirinya merupakan CEO dan pemegang saham penting Adaro Energy, salah satu eksportir batubara terbesar di dunia. Bahkan, dirinya tercatat menjadi orang terkaya ke-15 di Indonesia dengan harta kekayaan sebesar US$3,45 miliar atau setara dengan Rp51,8 triliun.
Kendati demikian, nyatanya perjalanan karier Boy tak selamanya mulus. Dia pernah mengalami gagal bisnis tapi juga dilarang sang Ayah untuk menjadi pegawai di sebuah perusahaan.
Lantas, seperti apa sosok dari Boy Thohir? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Kehidupan Awal Boy Thohir
Baca Juga
Boy Thohir lahir di Bandar Lampung pada 1 Mei tahun 1965. Dia menceritakan bahwa sebelum sang Ayah sukses menjadi pengusaha, kehidupan masa kecilnya tak jauh beda dengan anak-anak, di mana sang Ayah, Teddy Thohir kala itu harus berjuang dan merintis karier dari nol. Sehingga, sejak kecil dia sudah diajarkan untuk hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan.
Tapi, berkat kerja keras sayang Ayah, di mana dirinya berani untuk memulai kariernya sebagai karyawan Astra. Alhasil, dengan kiprahnya yang bagus, membuat dia dipercaya menjadi pimpinan dari Grup Astra, alhasil membuat nasib keluarga sedikit demi sedikit berubah ke arah yang lebih baik.
Dilarang jadi Karyawan oleh Sang Ayah
Ketika kondisi perekonomian keluarga mulai stabil, Boy Thohir pun berhasil disekolahkan oleh sang Ayah di Universitas Northrop, Amerika Serikat (AS) dan meraih gelar Master, di mana pada saat itu anak kedua dari tiga bersaudara memang sudah bercita-cita mengikuti jejak sang Ayah, melakoni hidup sebagai seorang entreprenuer.
Sayangnya, ketika dia kembali ke Tanah Air, akibat terpengaruh atas lingkungan pertemanannya, membuat dia punya keinginan untuk bekerja di perusahaan bergengsi, seperti Citibank, American Express dan IBM seperti kebanyakan temannya.
Namun, keputusan tersebut dilarang oleh sang Ayah.
“Saya bilang ke Ayah saya, kalau saya mau kerja di Amex, Citibank yang gajinya Rp4 juta. Tapi, Daddy saya bilang, ‘saya sudah investasi (sekolahkan) kamu mahal, nggak balik tuh uang saya,’ Sempat saya berpikir kok sama anak perhitungan ya, tapi seiring berjalannya waktu, saya mengerti dan membuat saya balik ke mimpi saya menjadi pengusaha,” jelasnya yang dilansir dari seri Youtube 'Boy Thohir, Beban Jadi Anak Pengusaha', Senin (23/1/2023).
Mengalami Kebangkrutan Berulang Kali
Boy menceritakan, selain sang Ayah, dia pun mendapat dorongan kuat untuk menjadi pengusaha dari sang Ibu.
“Insting bisnisnya sangat tajam. Terutama, kalau beliau dapat uang dari Ayah, nah itu langsung dibelikan tanah. Jadi, dari umur 11 tahun, saya itu sudah mendampingin Ibu untuk beli tanah. Sejak kecil, saya jadi tahu mana tanah bagus hingga tanah yang bermasalah,” ujarnya.
Dari pengakuannya tersebut, akhirnya pada 1991 dia terbesit untuk mendirikan bisnis properti.
Sayangnya, usaha itu tidak berjalan mulus. Beberapa kali dirinya mengalami kegagalan dalam pembebasan lahan. Baginya, di Indonesia berbisnis tanah adalah suatu hal yang tidak mudah.
Melanjutkan kariernya, dia pun memulai bisnis di bidang baru, yaitu perusahaan tambang di Sawah Lunto. Tapi sayang mitra bisnisnya, meninggalkan Indonesia karena saat banyak terjadi kerusuhan.
“Saya sempat shifting dulu tuh, saya urusin perusahaan keluarga. Khususnya di main dealership Greater Jakarta, saya bantu-bantu keluarga. Coba mengembangkan dan membesarkan perusahaan tersebut. Sampai pada akhirnya saya coba kembali membuta bisnis baru,” ungkapnya dilansir dari Youtube 'Blak-blakan Boy Thohir Genggam Saham ADRO, GOTO Hingga AntarAja' Senin, (23/1/2023).
Pada 1997, Boy pun memulai bisnis multifinance atau kredit motor yang bernama PT WOM Finance. Tapi, harus kembali menelan pil pahit tertimpa krisis moneter di 1998.
Namun, atas strategi jitu, Boy akhirnya mampu melewati fase kritis itu. Bahkan, di 2003, Pria kelahiran Jakarta tersebut sukses mengantarkan WOM Finance melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah berbagai macam kebangkrutan yang dirinya alami, membuat Boy Thohir terus mengasah kemampuannya dalam berbisnis.
Pada 2005, Boy pun memberanikan diri untuk terjun ke bisnis tambang batu bara hingga kini dirinya dikenal sebagai sosok paling berperan dalam membangun kejayaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang mengoperasikan pertambangan batu bara tunggal terbesar di Indonesia (di Kalimantan Selatan) dan bertujuan menjadi grup pertambangan dan energi besar di Asia Tenggara.
Singkat cerita, Adaro pun sukses dan tercatat sebagai salah satu dari 50 perusahaan terbaik versi Forbes tahun 2018. Adaro sendiri sudah 30 tahun lebih suplai untuk PLN.
Terakhir, dengan terus meningkatnya pertumbuhan Adaro, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2022, para pemegang saham menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi PT Adaro Energy Indonesia Tbk. Perubahan ini menandakan status Perseroan sebagai perusahaan nasional
Terinspirasi dari Perintis Astra
“Besar di keluarga besar astra, sosok William Soerjadjaja sangat melekat. Karena saya melihat dan kenal langsung dengan Opa Wiliam, saya melihat bagaimana Om Wiliam itu berinteraksi dengan jajaran manajemen hingga karyawan, kalau boleh bilang idola saya itu atau panutan saya Om Wiliam, Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Ayah saya," tuturnya.
Sebagai informasi, Astra International didirikan oleh William Soeryadjaya, sementara Teddy Rachmat, adalah keponakan William Soeryadjaya dan juga Teddy Thohir di antara mantan pegawai Astra yang berhasil merintis Astra hingga menjadi raksasa otomotif dan kini punya banyak lini bisnis di Indonesia.
Bagi Boy, selain nama besar dan reputasi dari sang Ayah, tentunya kerja keras, niat baik, integritas yang baik menjadikan dirinya tangguh dan bisa terus bangkit lagi untuk bisa membuktikan dirinya berhasil membangun perusahaan Adaro Energy.