Bisnis.com, JAKARTA - Popularitas e-commerce ‘Temu’ telah mengalahkan sejumlah situs belanja online terbesar di Amerika seperti Amazon, Target sampai Walmart, lantaran harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
Menurut Sensor Tower, aplikasi yang baru dirilis pada September 2022 lalu di AS itu, ternyata langsung disambut baik oleh warga Paman Sam. Terbukti, aplikasi ini telah diunduh oleh lima juta pengguna iOS dan dua juta pengguna Android
Temu menawarkan berbagai kebutuhan lengkap di aplikasinya mulai dari barang rumah tangga, pakaian jadi, hingga elektronik.
Tagline-nya yaitu ‘bisa berbelanja layaknya miliarder’ membuat konsumen terhipnotis, karena mereka bisa menghabiskan banyak uang tapi juga mendapatkan banyak barang karena harga murah.
Bahkan, e-commerce ini seakan membanjiri warga AS dengan promosi ekstrem, seperti diskon 90 persen atau item di bawah US$1 dolar atau setara dengan Rp15.000
Lantas, seperti apa profil bisnis dari Temu ini?
Melansir dari Forbes, PDD Holdings yang terdaftar di AS (sebelumnya Pinduoduo) telah memelopori perdagangan sosial di Tiongkok.
Baca Juga
Aplikasi andalannya, Pinduoduo didirikan pada tahun 2015 dan berkembang pesat menjadi pemain ecommerce terbesar ketiga di negara itu berdasarkan penjualan, setelah Alibaba dan JD.com.
Berkat strategi pemasarannya yang agresif. Temu adalah terobosan pertama PDD ke ecommerce lintas batas dan menargetkan pasar AS terlebih dahulu, kemudian Kanada.
Menurut Statista, situs webnya diluncurkan di Boston pada tahun 2022 oleh perusahaan induk PDD Holdings Inc yang memiliki 751,3 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal pertama tahun 2022.
Startup China Banjiri Pasar Amerika
Harga murah ini dinilai menjadikan Temu sebagai pesaing aplikasi online fashion China, Shein, yang juga menawarkan berbagai pilihan pakaian murah dan perlengkapan rumah tangga, dan telah membuat terobosan signifikan ke pasar dunia termasuk Amerika Serikat.
Menurut Coresight Research, Shein menjadi salah satu pesaing Temu, bersama dengan peritel diskon yang berbasis di AS, Wish, dan AliExpress Alibaba.
Berdasarkan laporan BusinessofApps, AS adalah wilayah terbesar untuk pendapatan Shein dan terbesar kedua untuk penggunaan. Sayangnya, pendapatan Shein yang meroket hingga US$100 miliar pada awal 2022. Namun, di tahun 2023, nilainya turun menjadi US$64 miliar, sehingga ini menimbulkan pertanyaan apakah konsumen telah beralih dari pembelian yang sangat murah.
“Temu mungkin mengekspos ruang di pasar di mana merek telah berproduksi dengan biaya yang sangat rendah, dan di sepanjang rantai nilai ada begitu banyak biaya yang membengkak untuk margin," kata Mitra Asosiasi Perusahaan Konsultan Manajemen Kearney Michael Felice dilansir dari CNN.
Kini, hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, Temu menempati peringkat nomor tiga di Amerika pada 2023.
Habiskan Banyak Uang untuk Iklan
Iklan Super Bowl menjadi puncak dari kebangkitan Temu. PDD Holdings telah mengalokasikan sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp15.197 triliun untuk memasarkan aplikasi baru tersebut pada tahun 2023.
Saluran utama untuk upaya pemasaran digital Temu adalah platform sosial seperti Facebook dan Instagram Meta, yang hingga saat ini menjalankan sekitar 13.000 iklan.
Melansir dari Wired, Temu mengklaim, hal yang membuat harga tersebut menjadi sangat rendah karena mereka tidak menggunakan perantara, di mana vendor China bisa menjual langsung ke konsumen Amerika dan mengirim langsung dari China alih-alih jaringan gudang AS.