Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Tiga Saudara Pendiri Bata Group, Perusahaan Sepatu yang Ternyata Bukan dari Indonesia

Banyak yang mengira merek sepatu Bata merupakan karya anak bangsa Indonesia. Yuk kenalan dengan pemiliknya.
Koleksi sepatu Bata/Istimewa
Koleksi sepatu Bata/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bata menjadi salah satu produsen sepatu terbesar di dunia dengan lebih dari 5.300 toko yang tersebar di lebih dari 70 negara yang sudah ada sejak 1894.

Sayangnya, PT Sepatu Bata Tbk., produsen sepatu merek Bata di Indonesia tengah membukukan kerugian sebesar Rp105,91 sepanjang 2022 atau membengkak sebesar 106,85 persen dari rugi bersih tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp51,20 miliar.  

Bahkan, manajemen mengungkapkan tidak ada penjualan ke pelanggan secara individual yang melebihi 10 persen dari jumlah penjualan di 2022 maupun 2021. 

Kabar ini tentu menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi sejumlah pimpinan global Bata Shoe Organization. Namun, sebenarnya siapa pemilik dari Bata ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Sejarah Awal Bata Group 

Perusahaan sepatu T. & A. Bata memang didirikan pada tanggal 21 September 1894 oleh Tomas, Anna, dan Antonín Bata. 

Mereka adalah generasi kedelapan keluarga Bata yang bergerak di bidang pembuatan sepatu. Perusahaan ini awalnya didirikan di kota Zlín, Moravia (sekarang Republik Ceko). 

Mereka seakan mewariskan keahlian keluarga dengan menginvestasikan tabungannya di beberapa mesin pembuat sepatu sederhana yang kemudian merevolusi industri pembuatan sepatu 

Awalnya, mereka hanya menjual sepatu buatan tangan dari kulit dan kanvas kepada penduduk lokal yang dirancang dengan baik dan tahan lama dengan harga yang terjangkau bagi semua orang.

Bahkan, ketika Perang Dunia I pecah, Bata mendapatkan pesanan sepatu dari tentara Austro-Hongaria sebanyak lebih dari 50.000 sepatu sepanjang perang tersebut. 

Sejak saat itu, bisnis sepatu Bata berhasil berkembang pesat dan menyebar ke seluruh Eropa, dengan pabrik di berbagai negara seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Pada 1931, Bata membuka pabrik di Kanada dan pada tahun 1932, toko sepatu Bata pertama di Amerika Utara dibuka di kota Syracuse, New York.

Namun, selama Perang Dunia II, keluarga Bata terpaksa meninggalkan Ceko dan beralih ke Kanada dan Swiss. Seolah tak pernah padam, bisnis sepatu Bata ini terus berkembang di seluruh dunia, termasuk di Asia dan Afrika. Pada 1947, Bata pun membuka pabrik di India dan Kenya. 

Seiring dengan berkembangnya bisnisnya, Bata mulai memperluas lini produknya dengan menambahkan aksesori dan tas ke dalam produk-produknya.

Saat ini, Bata Shoe Organization masih menjadi perusahaan keluarga dan dimiliki oleh keturunan pendirinya. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Swiss dan memiliki operasi di lebih dari 70 negara. 

Perkembangan Bata di Indonesia

Berdasarkan situs resmi perusahaan, di Indonesia sendiri  Bata pada awalnya sudah melakukan kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok sejak 1931. 

Selang enam tahun, Tomas Bata memutuskan untuk mendirikan pabrik Sepatu ditengah perkebunan karet di area Kalibata, beralamat di Jl. Kalibata Raya Jakarta Selatan. Selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.

Bata makin serius pada bisnisnya di Indonesia. Bahkan, perusahaan PT Sepatu Bata memilih melantai di Bursa Efek Jakarta. Per 1982 perusahaan terdaftar sebagai emiten dengan kode saham BATA

Tak hanya itu, sebagai bisnis yang berspesialisasi pada produk sepatu injeksi untuk konsumsi dalam dan luar negeri, Bata pun merampungkan konstruksi pabrik sepatu di Purwakarta pada 1994, 

Hingga saat ini, merek Bata di Indonesia benar-benar telah mempunyai perjalanan panjang. Hal ini termasuk merek lainnya yaitu Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, and Weinbrenner.

Tidak dapat disangkal, bahwa Sepatu Bata sebagai alas kaki dan pemasar terkemuka di negara ini, telah mengoperasikan rantai ritel 435 toko di seluruh negeri, yang terdiri dari Family and City Stores.

Bata Indonesia juga mengoperasikan Wholesale Departemen yang melayani Ritel Dealer independen.

Sandeep Katarina, Warga India yang jadi Pemimpin Bata Global Pertama

Melansir dari Business Today, Sandeep Kataria yang merupakan warga keturunan India menjabat sebagai CEO Bata Group sejak Desember 2020. 

Dirinya mengambil alih posisi ini, usai Alexis Nasard yang mengundurkan diri setelah hampir lima tahun menjabat, Kataria menjadi orang India pertama yang diangkat ke peran global Perusahaan Bata.

Sebelumnya Kataria sudah pernah memimpin perusahaan sebagai CEO Bata India dari Agustus 2017 hingga Desember 2020. 

Dengan pengalaman lebih dari 24 tahun, dia telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan terkenal seperti Unilever, Yum Brands dan Vodafone di India dan Eropa. Sehingga, tak heran apabila sosoknya dipercaya untuk mengisi peran strategis tersebut 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper