Bisnis.com, JAKARTA - Kebiasaan para konglomerat Indonesia yang membeli properti mewah di luar negeri sedang menjadi sorotan publik.
Hal ini, setelah munculnya kabar pembelian tiga unit hunian mewah senilai Rp2,27 triliun oleh keluarga misterius di kompleks perumahan elit Singapura, banyak masyarakat yang mulai menelusuri jejak orang kaya asal Indonesia tersebut.
Salah satu pengusaha Indonesia yang memiliki properti di luar negeri yakni Bachtiar Karim, pengusaha kilang minyak sawit terbesar di Indonesia pun muncul ke permukaan.
Sosoknya seakan menambah panjang daftar konglomerat Indonesia yang memiliki aset mewah di luar negeri.
Mengenal Bachtiar Karim, Penguasa Pasar Minyak Goreng Indonesia
Meski lebih banyak bermukim di Singapura, nyatanya Bachtiar Karim lahir tetap mempertahankan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI)
Pria yang lahir pada 5 November 1957 ini terlahir dari keluarga pengusaha. Melansir dari Forbes, Ayahnya Anwar Karim mendirikan Pabrik Sabun Nam Cheong di Medan pada 1932.
Baca Juga
Karim telah belajar mengelola bisnis di usia dua puluhan ketika dirinya membantu mengelola pabrik sabun dan margarin yang didirkan Ayahnya. Bahkan, di bawah arahannya produksi perusahaan meningkat dari 120 ton menjadi 400 ton per bulan.
Karim lulus dari National University of Singapore dengan gelar Sarjana Teknik Mesin, yang memberinya keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan teknologi dan operasional di perusahaan tersebut.
Seiring kepemipinannya, sebagai generasi kedua Bachtiar pun diserahi tanggung jawab lebih besar. Di sana, dia mulai terjun ke industri minyak sawit, mendirikan kilang minyak sawit pertama di Indonesia pada 1970.
Selang dua tahun kemudian, Bachtiar mendirikan Musim Mas. Bersama kedua saudaranya Burhan dan Bahari, mereka menjalankan perusahaan kelapa sawit ini.
Dari yang awalnya hanya memasok minyak sawit ke pasar Asia, kini Musim Mas sukses memperluas bisnisnya ke Eropa dan Amerika.
Meski merintis usaha dari Medan, namun Musim Mas Pte Ltd kini memiliki kantor pusat di Singapura. Bahkan, pendapatannya mencapai US$9,9 miliar atau setara dengan Rp145,5 triliun per 2021.
Saat ini Grup Musim Mas telah memproduksi beberapa merek minyak goreng, seperti SunCo, Tani, M&M, Amago, Good Choice, dan Voila.
Mengutip dari Forbes, dengan kekayaan bersih US$4 miliar atau setara dengan Rp58,7 triliun per 2022, Bachtiar relatif menjalani kehidupan secara tertutup.
Justru, putranya Chayadi Karim yang terlihat lebih aktif. Di mana, saat ini dirinya tengah memimpin Invictus Developments, perusahaan butik investasi real estate milik sang Ayah.
Deretan Properti Milik Bachtiar Karim
Selain jadi pengusaha kelapa sawit, keluarga Karim sering melakukan transaksi properti di sejumlah negara, berikut properti yang berhasil mereka beli, antara lain:
1. Quest Woolloongabba, Australia
Mengutip dari The Hotel Conversation, keluarga Karim telah membeli properti senilai US$43,8 juta atau Rp641,9 miliar dari Pellicano group pada Maret 2023.
Quest Woolloongabba adalah sebuah hotel yang terletak di Woolloongabba, sebuah pinggiran kota di Brisbane, Queensland, Australia.
Properti ini terdiri dari 132 kunci dan empat toko ritel di lantai dasar.
2. House of Tan Yeok Nee, Singapura
Selang beberapa tahun, dia kembali menghebohkan publik, dengan membeli rumah bersejarah Tan Yeok Nee di 101 Penang Road Singapura yang harganya hampir Rp1 triliun pada Maret 2022.
Rumah tersebut pernah menjadi milik Tan Yeok Nee, pengusaha kelahiran Chaozhou, Guangdong, China, yang membangunnya pada 1885.
Bangunan ini dianggap bersejarah karena merupakan salah satu contoh terakhir dari arsitektur rumah tradisional Tionghoa yang masih bertahan di Singapura.
Bahkan, rumah itu sempat menjadi pusat operasi gereja Kristen Protestan Bala Keselamatan selama lebih dari 50 tahun, kecuali selama pendudukan Jepang di Singapura.
3. Harbour Rocks Hotel, Australia
Berdasarkan laporan Australia Financial Review, keluarga Karim telah menyelesaikan pembelian hotel perdananya, yaitu Harbour Rocks Hotel di distrik The Rocks Sydney dengan harga sekitar US$40 juta atau Rp587,2 miliar pada Oktober 2022.
Melansir dari Travel Weekly Asia, melalui Invictus Pacific Alpha Management, istrinya Dewi Sukwanto dan sang putra Chayadi Karim melakukan akuisisi pada hotel bintang lima dengan 59 kamar yang dikelola oleh MGallery.
Chayadi Karim, pemilik Invictus Developments, mengatakan mereka berkomitmen untuk melakukan investasi lebih lanjut di sepanjang pesisir timur Australia yang sedang pulih dari pandemi dengan kehadiran wisatawan lokal dan internasional.
“Kami berambisi membangun dan menambah nilai portofolio hotel butik dan hotel mewah di Singapura, Indonesia, Australia, dan Jepang,” jelasnya.
Pada Desember 2022, pihaknya berencana untuk membeli lebih banyak hotel di Sydney setelah membeli Harbour Rocks Hotel.
Mereka juga sedang melihat peluang di Brisbane dan Canberra untuk membangun portofolio multi-aset yang cukup besar.
Keluarga Karim memiliki US$500 juta atau Rp7,3 triliun untuk diinvestasikan dan yakin bahwa pasar hotel di Australia sedang berkembang.
4. Royal Darby Park Executive Suites, Singapura
Melansir dari Forbes, Bachtiar Karim membeli Royal Darby Park Executive Suites seharga US$117 juta atau Rp1,7 triliun dari Royal Group milik miliarder Singapura, Asok Hiranandani pada Oktober 2019.
Berdasarkan Property Review Singapore, properti ini terletak di Distrik 10 dengan luas tanah 36.311 kaki.
Hal yang membuat harga properti ini menjadi sangat fantastis, lantaran wilayahnya sangatlah strategis, mulai dari stasiun MRT dan jalan tol, sekolah hingga kantor kedutaan.