Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Executive hingga Colorbox, Ini Kisah Delamibrands Group yang Memulai dari Home Industry

Delamibrands Group kini sukses menaungi sejumlah brand ternama di Tanah Air, seperti Colorbox hingga Executive
Thomas Farial
Thomas Farial

Bisnis.com,  JAKARTA - Delamibrands Group, sebuah perusahaan fesyen ternama di Indonesia, telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu brand lokal yang mampu bersaing dengan merek-merek asing. 

Didirikan pada 1979 oleh Johanes Farial, perusahaan yang bermula dari home industry kini mampu membuat brand fesyen asli Indonesia kerap disangka produk luar negeri. 

Sejumlah brand seperti Wood, Executive, Colorbox, Et Cetera, Tirajeans, hingga Jenahara nyatanya karya milik anak bangsa yang berhasil merambah ke pasar global.

Berawal dari Home Industry

Thomas Farial menceritakan bagaimana awal mula Delamibrands Group berdiri. 

Menurutnya, kala itu dorongan untuk menciptakan produk yang berkualitas baik membawa visi yang semakin besar terus muncul dalam benak Ayahnya. 

“Waktu itu Ayah mulai dari brand wood, bikin celana, lalu didistribusikannya ke departemen store, seperti Matahari,” ujarnya dalam episode Momentum Talk yang dikutip Bisnis, Senin (26/6/2023). 

Bahkan, pada 1979, Johanes Farial, sang Ayah Thomas, menyampaikan keyakinannya pada sang Anak, pasar untuk pakaian jadi akan terus berkembang dan mengalami peningkatan baik dalam hal volume produksi maupun popularitasnya.

Dari Executive hingga Colorbox, Ini Kisah Delamibrands Group yang Memulai dari Home Industry

Sampai akhirnya, pada 1983, Delamibrands Group mengakuisisi brand Executive 99 yang pada saat itu hanya fokus pada penjualan celana untuk kelas menengah, satu level di bawah segmen pasar Wood. 

“Menariknya, brand Wood yang saat itu masih home industry, mengakuisisi Executive 99 yang sudah memiliki fasilitas pabrik sendiri. Jadi, kami ambil brand sekaligus industrinya untuk bisa mengelola secara keseluruhan,” kenang Thomas. 

Seiring berjalannya waktu, Delamibrands Group mulai mengekspor produk-produknya, terutama ke Jepang dan Amerika Serikat. 

Di sana, pihaknya mulai mempelajari standar kualitas, efisiensi produksi, dan tahap awal produksi yang efektif untuk main masif masuk ke pasar retail.

Terinspirasi dari Gap 

Pada saat yang bersamaan, putra Johanes, Thomas Farial yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur menyelesaikan pendidikannya pada 1990 setelah satu tahun berada di Jepang

“Saat kembali ke sini [Indonesia] saya lebih banyak berkecimpung di brand lokal. Sementara pak Yohannes fokus kepada pihak luar yang memesan produk Delami,” ungkapnya. 

Dia menceritakan, semua aspek pengembangan produk Delamibrands dari kemeja, jeans, hingga pakaian wanita terinspirasi oleh Gap yang dia temui selama berada di Amerika. 

Meski pelan tapi pasti, Thomas pun merintis sejumlah produk pakaian, hingga dia sukses mendirikan Colorbox pada 1993, yang khusus menyediakan pakaian wanita. 

Dirinya melanjutkan, pada 2014, Delamibrands Group mengambil keputusan strategis untuk menghentikan ekspor dan berkonsentrasi sepenuhnya pada pengembangan brand-brand mereka sendiri. 

Dari Executive hingga Colorbox, Ini Kisah Delamibrands Group yang Memulai dari Home Industry

Hal ini terjadi karena perkembangan pasar retail di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak 2010. 

“Saat ini, Delamibrands Group memiliki total tujuh brand yang semuanya merupakan merek lokal, sementara satu lisensi dari luar itu hanya Wrangler Jeans,” ungkapnya. 

Tantangan Bisnis Fesyen dalam Negeri

Dalam perjalanan bisnisnya, Delamibrands Group tentu pernah menghadapi berbagai tantangan dan perlu melakukan peningkatan terus-menerus agar brand mereka terus berkembang. 

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketika mereka memegang brand luar yang memiliki konsep speciality store, karena kita harus menghitung angka penjualan harian, rata-rata unit transaksi, dan belajar bagaimana mengoptimalkan produk-produk yang ditawarkan,” ungkapnya. 

Selain itu, Thomas menyadari dunia fesyen internasional dan Indonesia memiliki perbedaan. 

Baginya, tidak semua konsep dan tren dari brand luar dapat sepenuhnya diadopsi di Indonesia. 

Kadang-kadang, jika diterapkan tanpa pertimbangan yang tepat, konsep tersebut mungkin tidak berhasil di pasaran lokal dan tidak mendapatkan respon positif dari konsumen. 

"Oleh karena itu, diperlukan manajemen inventaris yang efektif untuk menghindari masalah seperti kelebihan stok yang dapat menyebabkan kerugian,” jelasnya. 

Dalam menghadapi tantangan ini, Thomas mengatakan penting untuk menyesuaikan strategi bisnis dengan kondisi pasar lokal dan terus mengembangkan brand mereka dengan mempertahankan identitas lokal yang kuat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper