Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang pesat, kawasan ekonomi khusus (KEK) telah menjadi magnet bagi sejumlah konglomerat.
Melansir dari kek.go.id, KEK yang memiliki kemampuan untuk menampung berbagai kegiatan industri ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Menyadari potensi yang besar, tidak mengherankan sejumlah konglomerat telah membangun beragam fasilitas mewah di KEK, dengan investasi yang mencapai puluhan triliun.
Lantas, siapa saja konglomerat yang sudah berinvestasi di KEK?
1. Hary Tanoesoedibjo, KEK Lido
KEK Lido merupakan Kawasan Ekonomi Khusus pertama di wilayah Jabodetabek.
Area yang dimiliki Hary Tanesoedibjo sebagai pendiri MNC Group ini pun telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat (31/3/2023).
KEK Lido dikembangkan seluas 1.040 Ha merupakan bagian dari total 3.000 Ha kawasan pariwisata MNC Lido City yang akan dibangun secara bertahap.
Baca Juga
Lokasinya terletak di antara Gunung Salak, Gede, dan Pangrango sehingga udaranya berkisar 22-25 derajat di ketinggan 600 meter di atas permukaan laut.
Pada tahap pertama pembangunan, sejumlah fasilitas atraksi telah dibangun sebagai daya tarik bagi investasi dan wisatawan, baik dari mancanegara maupun dalam negeri.
Salah satu fasilitas mewah di KEK Lido adalah Movieland. Dibangun oleh PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), unit bisnis media MNC Group, Movieland merupakan kompleks studio terbesar dengan luas 21 hektar, baik dalam bentuk outdoor maupun indoor.
Fasilitas Movieland ini diklaim sebagai yang terbaik dan terlengkap untuk para kreator, mencakup proses pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi berstandar internasional.
Lalu, adapula lapangan Golf 18-Hole, Golf Club, dan Private Clubhouses yang berstandar World Championship
Tak hanya itu, KEK Lido juga memiliki area residensial yang mencakup hunian mewah, villa eksklusif, dan kondominium.
Fasilitas berupa ‘Lido Music & Arts Center’ seluas lima hektar juga nantinya dipergunakan festival musik dan seni, baik nasional maupun internasional
Di area penginapan, KEK Lido menghadirkan 125 kamar hotel tambahan yang terintegrasi dengan Lido Lake Resort & Lido Adventure Park ini direncanakan untuk dapat beroperasi pada Q4-2023.
Proyek ini juga berdampingan dengan Danau Lido, sehingga akan dikembangkan Lido Adventure Park, kegiatan rekreasi air, ruang acara dan berbagai fasilitas pendukung.
Terakhir, akan ada MNC World Lido, sebuah taman bermain dengan standar kelas dunia seluas 47 hektar dan Retail Dining & Entertainment (RD&E) seluas 8 hektar yang akan menjadi pusat kuliner nusantara terbesar dan terlengkap, serta mendukung pengembangan UMKM Indonesia.
2. Keluarga Eka Tjipta Widjaja, KEK Nongsa
KEK Nongsa dikembangkan oleh Grup dari perusahaan yang dibangun oleh keturunan (alm) Eka Tjipta Widjaja melalui Sinar Mas Land.
Setidaknya, Sinar Mas Land telah mengucurkan investasi Rp350 miliar untuk membangun kawasan ekonomi digital yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
Letaknya yang dekat dengan Singapura, membuat KEK Nongsa sebagai pintu masuk bagi perusahaan teknologi berkelas internasional.
Selain menarik perhatian investor di bidang IT, KEK Nongsa menarik perhatian investor dan wisatawan luar dan dalam negeri dengan adanya kegiatan pendukung berupa pariwisata seperti hunian sinematik, villa residential, café restoran, ferry terminal, serta area komersial dan entertainment
Dalam laman resminya, CEO Digital Tech Ecosystem & Development–Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan Nongsa Digital Park merupakan proyek ekspansi dari Digital Hub yang dikembangkan Sinar Mas Land dan Citra Mas Group.
NDP dilengkapi dengan fasilitas digital yang lengkap, mulai dari pusat pendidikan digital, co-working space, perkantoran, kawasan industri animasi, dan perfilman hingga pusat data center.
Tidak tanggung-tanggung, proyeksi investasi yang dapat diserap di KEK Nongsa sampai dengan 2030 ditaksir mencapai Rp16 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 16.500 orang.
Kini dengan potensi sebesar itu, PT GDS IDC Service tengah membangun data center dengan nilai investasi Rp4 triliun di lahan seluas 28.730 meter persegi.
Sebagai perusahaan asal Hong Kong, nantinya data center ini bakal memiliki kapasitas 40 MW ini bakal dikembangkan dalam dua tahap.