Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Bisnis Transmart, Jaringan Hipermarket Milik Chairul Tanjung

Transmart pelan-pelan gugur meskipun berada di bawah naungan Chairul Tanjung
Gerai Transmart ITC Kuningan, Jakarta sudah tutup permanen, Senin (30/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Gerai Transmart ITC Kuningan, Jakarta sudah tutup permanen, Senin (30/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Trans Retail Indonesia atau dikenal dengan Transmart mulai berguguran.

Berdasarkan catatan Bisnis, sudah ada sekitar delapan gerai Transmart yang ditutup secara permanen.

Beberapa gerai yang tutup permanen di antaranya Transmart Mangga Dua Square, Transmart ITC Kuningan, Transmart ITC Permata Hijau, Transmart ITC Cempaka Mas, Transmart Mal Ambasador, Transmart Tamini Square, dan Transmart Keprimall Batam. Dan terakhir adalah Transmart Blok M Square.

Historia Bisnis

Transmart mengawali jejaknya saat Trans Corp mengakuisisi 40 persen saham perusahaan hipermarket asal Prancis, Carrefour, yang sudah menjejakkan kaki di Indonesia sejak 1996. 

Berdirinya Carrefour di Indonesia dibawa oleh PT Tigaraksa Satria Tbk. dengan kepemilikan saham 70-30 persen. Kemudian.

Pada 2007 untuk memperluas pasarnya, Carrefour mengumumkan rencana akuisisi supermarket Alfa, PT Alfa Retailindo, milik Djoko Susanto dengan membeli 75 persen saham senilai Rp680 miliar. Kemudian dibuka dengan nama Carrefour Express berkonsep compact store. 

Menghadapi berbagai tekanan selama berdiri, pada 2010, Carrefour akhirnya memutuskan beraliansi dengan konglomerat Chairul Tanjung, pemilik Para Group dan merupakan induk usaha Trans Corp. 

Dari hasil negosiasi dan berbagai pertimbangan, CT akhirnya memutuskan untuk membeli 40 persen saham Carrefour dari rencana sebelumnya membeli 100 persen. Saham yang dibeli menelan biaya senilai US$300 juta - US$400 juta atau sekitar Rp3 triliun. 

Dana yang digunakan untuk mengakuisisi Carrefour bersumber dari kredit empat bank asing, Credit Suisse, Citibank, JP Morgan, dan ING Commercial Bank. CT menilai, akuisisi oleh perusahaan nasional ke perusahaan multinasional tersebut bisa menjadi titik balik untuk perkembangan ekonomi nasional. 

Pasca-akuisisi, Trans Corp memiliki kesempatan untuk mengambil empat posisi dalam jajaran komisaris di Carrefour Indonesia, namun Trans Corp hanya menempatkan tiga orang, yaitu CT sendiri, AM Hendropriyono, dan Suroyo Bimantoro. 

Dari hasil akuisisi ini, CT membawa Carrefour melakukan berbagai ekspansi ke luar Pulau Jawa dan melakukan berbagai gebrakan bisnis seperti Diet Kantong Plastik. 

Kemudian pada 2012, Carrefour Prancis akhirnya melepas saham di Carrefour Indonesia sepenuhnya. CT kemudian membeli sisa 60 persen saham Carrefour Indonesia senilai US$750 juta atau sekitar Rp7,5 triliun. 

Setelah akuisisi 100 persen, di bawah kendali CT, Carrefour pelan-pelan mulai berganti nama menjadi Transmart Carrefour, dimulai dari gerai di Cikokol Tangerang.

Konsep Transmart Carrefour

Konsep Transmart Carrefour dibuat berbeda dengan Carrefour sebelumnya, dengan memadukan pusat belanja dengan gaya hidup seperti pusat elektronik, toko pakaian merek internasional, dan taman bermain anak serta restoran. 

Setelah mempertahankan nama Carrefour, pada 2015 - 2017 nama Carrefour mulai ditinggalkan dan pada 2021 menjadi batas akhir penggunaan nama perusahaan asal Prancis itu. Namun, setelah perubahan nama Transmart tampaknya bisnisnya kurang berjalan mulus. 

Pada 2020, Transmart terdampak Covid-19. Transmart mulai menutup gerai di Supermall Karawaci dan Mall of Indonesia. Selain itu, Transmart juga melakukan efisiensi dengan PHK karyawan. 

Tahun 2023 Transmart menutup gerainya di Blok M Square, Jakarta Selatan. Transmart Blok M Square ditutup secara bertahap dari lantai 2 mulai Maret 2023 dan lantai 3 sejak tahun lalu.  

Sebelum resmi ditutup, gerainya Transmart di Blok M Square sempat melakukan berbagai upaya dan melakukan banyak kegiatan strategis untuk penyegaran toko, di antaranya resizing, promo yang signifikan dan berkelanjutan, kerja sama dengan landlord untuk menciptakan traffic builder termasuk kerja sama dengan komunitas, dan lainnya. 

Selain itu, Transmart juga melakukan feedback analisa lebih lanjut yang mendalam, baik terkait dengan perubahan perilaku customer yang memengaruhi segmen pasar Transmart, utamanya di sekitar lokasi. Namun, ternyata kebijakan mereka untuk menutup toko merupakan salah satu strategi untuk tetap mampu menciptakan efisiensi di internal perusahaannya dan tidak membebankan manajemen. 

Meskipun mengalami penurunan, ke depan Transmart masih punya rencana akan membuka gerainya di sejumlah daerah. Namun, belum ada bocoran kapan dan di mana gerai baru itu akan dibangun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper