Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Orang Terkaya di Afrika 2023, Ada yang Hartanya Rp205 Triliun

Pebisnis Aliko Dangote menjadi orang terkaya di Afrika pada 2023. Berikut daftar orang terkaya di Afrika 2023.
Naguib Sawiris/reuters
Naguib Sawiris/reuters

Total Kekayaan Anjlok

4. Abdulsamad Rabiu - Rp115,4 triliun

Rabiu pada tahun lalu berada di posisi kelima daftar orang terkaya di Afrika. Kekayaannya meningkat hingga Rp9 triliun pada tahun 2023. Pria berusia 62 tahun ini merupakan warga negara Nigeria dan kini tinggal di Lagos.

Rabiu merupakan pendiri BUA Group, konglomerat Nigeria yang aktif dalam produksi semen, penyulingan gula, dan real estat. Pada awal Januari 2020, Rabiu menggabungkan perusahaan swasta Obu Cement miliknya dengan perusahaan publik Cement Co. di Nigeria Utara, yang dikendalikannya.

Perusahaan gabungan yang kemudian disebut BUA Cement Plc, berdagang di bursa saham Nigeria dengan 98,2 persen kepemilikan di tangan Rabiu.

5. Nassef Sawiris - Rp109,4 triliun

Menempati posisi keempat sebelumnya, kekayaan Nassef diketahui turun sebesar Rp11 triliun di tahun 2023. Pria berusia 62 tahun ini merupakan warga negara Mesir yang saat ini tinggal di Kairo.

Kekayaan Nassef, selain dari perusahaan konstruksi Orascom Construction dan pabrik produksi pupuk nitrogen terbesar di dunia OCI, berasal dari investasinya di sejumlah proyek besar seperti Adidas, Madison Square Garden Sports, dan Aston Villa Football Club dari Premier League.

6. Mike Adenuga - Rp85 triliun

Kekayaan Adenuga turun sebesar Rp16 triliun dari tahun sebelumnya. Pria berusia 69 tahun ini berwarga negara Nigeria dan tinggal di Lagos.

Adenuga diketahui memiliki usaha jaringan telepon Globacom yang menjadi operator terbesar ketiga di Nigeria dengan 55 juta pelanggan. Dia juga menjalankan usaha eksplorasi minyak Conoil Producing yang diketahui mengoperasikan 6 blok minyak di Delta Niger.

7. Issad Rebrab dan keluarga - Rp69,9 triliun

Rebrab kehilangan sekitar Rp7 triliun kekayaannya di tahun 2022. Pria berusia 79 tahun ini merupakan warga negara Algeria.

Issad menjadi CEO Cevital, perusahaan kilang gula terbesar di Aljazair yang berkapasitas produksi 2 juta ton per tahun, selama 50 tahun sebelum memberikan jabatan tersebut ke anaknya, Malik.

Cevital juga memiliki perusahaan di Eropa, termasuk pembuat peralatan rumah tangga Prancis Groupe Brandt, pabrik baja di Italia, dan perusahaan pemurnian air di Jerman.

8. Naguib Sawiris - Rp50 triliun

Naguib Sawiris juga termasuk konglomerat yang mengalami penurunan kekayaan meski hanya Rp1 triliun, cukup kecil dibanding jajaran konglomerat lain. Sama dengan saudaranya Nassef pria berusia 68 tahun ini merupakan warga negara Mesir yang tinggal di Kairo.

Naguib menghimpun kekayaannya dari bidang telekomunikasi, sebagai ketua Orascom TMT Investments yang memiliki saham di manajer aset di Mesir dan perusahaan internet Italia Italiaonline.

Melalui Media Globe Holdings miliknya, Naguib memiliki 88 persen jaringan berita video dan TV berbayar pan-Eropa, Euronews.

9. Patrice Motsepe - Rp47,1 triliun

Motsepe berhasil mempertahankan kekayaannya sejak 2022. Pria berusia 60 tahun ini merupakan warga negara Afrika Selatan yang saat ini tinggal di Johannesburg.

Pada 1997, dia membeli poros tambang emas berproduksi rendah dan kemudian mengubahnya menjadi menguntungkan yang membawanya menjadi orang kulit hitam pertama yang masuk daftar miliarder di Forbes pada 2008.

Dia kini memiliki firma ekuitas swasta, African Rainbow Capital, yang berfokus pada investasi di Afrika.

10. Mohamed Mansour - Rp42,5 triliun

Mansour menjadi konglomerat lain yang berhasil meningkatkan kekayaannya dari 2022, yakni sebesar Rp4 triliun. Pria berusia 75 tahun ini merupakan warga negara Mesir yang kini tinggal di Kairo.

Mansour mengawasi bisnis keluarganya Mansour Group, yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1952. Dia juga mendirikan dealer General Motors di Mesir pada tahun 1975, kemudian menjadi salah satu distributor GM terbesar di dunia.

Mansour diketahui pernah menjabat sebagai menteri transportasi Mesir dari 2006 hingga 2009 di bawah rezim Hosni Mubarak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper