Bisnis.com, JAKARTA - Minuman soda rasa cola, Pepsi, dikabarkan kembali hadir di Indonesia, setelah sempat hengkang tiga tahun lalu.
Setelah tiga tahun hengkang, Pepsi kembali di boyong ke Indonesia melalui PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) dengan membawa investasi senilai US$200 juta atau setara dengan Rp3 triliun.
Pepsi bakal membangun pabriknya di Cikarang, Jawa Barat di atas lahan seluas 60.000 meter persegi. Selain memproduksi minuman soda, Pepsi juga akan memproduksi makanan ringan yang sempat ikut ditarik mundur tiga tahun lalu.
Sejarah Pendirian Pepsi-Cola
Minuman yang menjadi saingan terberat Coca Cola ini sudah berdiri selama 130 tahun. Didirikan pertama kali dengan nama Brad's Drink oleh seorang ahli farmasi bernama Calem D' Bradham.
Pada 1983, Bradham yang menjadi seorang ahli farmasi dan pengusaha mulai menjual minuman buatannya di apotek miliknya di Carolina Utara, Amerika Serikat. Bradham merupakan lulusan University of North Carolina dan sempat melanjutkan pendidikan farmasi di University of Maryland School.
Namun, pada sekitar 1890 dia mengundurkan diri dari University of Maryland School karena bisnis ayahnya yang bangkrut. Dia kemudian hijrah ke Carolina Utara dan bekerja sebagai guru sebelum akhirnya membuka apotek pertamanya, bernama Bradham Drug Company.
Baca Juga
Dia kemudian meracik sebuah minuman yang dibuat dari ekstrak biji kola, vanila, dan minyak esensial yang diberi nama Bradham Drink.
Namun kemudian dia merubah nama minuman itu menjadi Pepsi-Cola karena diklaim bisa menyembuhkan gangguan pencernaan, sesuai namanya Pepsi yang berasal dari kata Pepsin yang merupakan enzim pencernaan.
Pada 1902 Bradham kemudian mematenkan formulanya dengan rasa yang mirip pesaing Coca Cola, dan mendirikan Pepsi Cola Company setahun setelahnya.
Tak berjalan mulus, setelah Perang Dunia I, di puncak kesuksesannya dengan membuka waralaba Pepsi-Cla di lebih dari 24 negara bagian di Amerika, Bradham mengumumkan resmi bangkrut pada 31 Mei 1923.
Salah satu yang membuat bisnisnya jatuh adalah kenaikan harga gula hingga 28 persen per pon. Setelah dia membelinya dalam jumlah banyak, harga gulanya justru kembali jatuh.
Akibat kebangkrutan ini, aset-aset perusahaannya terpaksa dia jual ke Craven Holding Company senilai US$30.000. Setelah usaha minumannya bangkrut dia kembali menjadi seorang apoteker.
Namun, di bawah Craven Holding Company, nama Pepsi-Cola bisa semakin berkembang dan bersaing dengan Coca Cola yang sudah lebih dulu menjadi nama besar, lantaran menjual minuman dengan ukuran lebih besar dan lebih murah dibanding pesaingnya itu.
Pepsi di Indonesia
Pepsi-Cola secara resmi masuk ke Indonesia pada Oktober 1973, setelah lisensi produksi Pepsi diberikan pertama kali kepada PT Sinar National Bottling Industries (SNBI) di Jakarta. Tak berselang lama, pada 1976, perusahaan pembotolan Pepsi kedua di Indonesia, yaitu PT Tirtorejo Utama di Surabaya, turut resmi beroperasi.
Beberapa nama lainnya yang juga pernah memegang Pepsi di Indonesia yakni PT Karsa Agung Sari, Grup Mantrust lewat PT Pancaran Citra atau PT Mantrust Beverages, PT Pabrik Es Siantar.
Pada 22 Desember 1993 PT Pepsi-Cola Indobeverages didirikan, dengan kepemilikan saham PT Gapura Usahatama 51 persen dan PepsiCo 49 persen.
PepsiCo selanjutnya diambil alih oleh PT Indofod Asahi Sukses Beverages dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur.