Bisnis.com, JAKARTA - Penyedia layanan coworking space, WeWork, dikabarkan akan mulai menutup sejumlah kantor cabangnya di beberapa negara.
Hal ini menyusul anjloknya harga saham yang membuat WeWork akan mengajukan kebangkrutannya pekan depan.
Mengutip BBC, Jumat (3/11/2023), penutupan cabang akan dimulai dari salah satu gedung di pusat kota London yang berdekatan dengan stasiun Blackfriars.
Adapun, ditutupnya sejumlah kantor WE disebut sebagai strategi untuk meningkatkan likuiditas dan memperkuat neraca keuangan.
Para karyawan dan penyewa coworking space di Southbank London telah diminta untuk keluar dari gedung paling lambat pada 30 November. WeWork akan mencarikan mereka solusi tempat kerja alternatif.
Sinyal kebangkrutan mulai terlihat ketika startup asal Amerika Serikat ini mulai kesulitan dan bergulat dengan masalah keuangan. Bahkan, awal pekan ini WeWork mengatakan kepada regulator keuangan AS bahwa mereka akan menunda pembayaran sebagian utang kepada kreditor. dan telah disepakati bersama.
Baca Juga
Sebelumnya, WeWork pernah memiliki valuasi bisnis US$47 miliar pada 2019, namun kini amblas ke level US$64,9 juta. Banyak yang menduga tingginya suku bunga perbankan menjadi biang kerok ambruknya bisnis properti ini.
Bahkan, di penghujung Oktober 2023 lalu, harga saham WE hanya US$2,28 atau turun 99,42 persen dengan kapitalisasi pasar yang tersisa US$121 juta. sejak awal 2023 harga saham WE telah turun 96 persen.
Menurut Wall Street Journal, kondisi tersebut membuat WeWork berencana untuk mengajukan kepailitannya pada pekan kedua November.
Perusahaan ini memiliki utang bersih jangka panjang sebesar US$2,9 miliar pada akhir Juni dan sewa jangka panjang lebih dari $13 miliar, pada saat meningkatnya biaya pinjaman merugikan sektor real estat komersial.
Sosok di Balik Berdirinya WeWork
Mengutip berbagai sumber, salah satu sosok utama di balik berdirinya WeWork adalah Adam Neumann. Pria keturunan Israel-Amerika kelahiran 25 April 1979 itu merupakan seorang pengusaha dan investor miliarder.
Di masa kecilnya, dia sempat menderita disleksia dan tidak bisa membaca dan menulis sampai duduk di kelas tiga. Dia kemudian menghabiskan masa remajanya, di sebuah kibbutz atau desa buatan di Israel selatan.
Dia juga sempat menjadi perwira di Angkatan Laut Israel dan mengenyam bangku pendidikan di Zicklin School of Business di Baruch College di New York City.
Sebelum mendirikan WeWork, Neumann pernah mendirikan perusahaan pakaian anak-anak, Krawlers. Dari perusahaan itu Neumann dan Miguel McKelvey mulai bekerja bersama, setelah bertemu melalui seorang teman, di Green Desk pada 2008.
Green Desk juga merupakan sebuah bisnis ruang kerja bersama yang berfokus pada keberlanjutan, hal ini yang menjadi pemicu adanya WeWork.
Keduanya kemudian menjual kepemilikan mereka di Green Desk dan menggunakan dana tersebut bersama dengan investasi US$15 juta dari pengembang real estate Brooklyn Joel Schreiber untuk 33 persen kepemilikan di perusahaan tersebut.
Mereka kemudian mendirikan WeWork pada tahun 2010 dan Adam menjabat sebagai CEO sejak 2010 hingga 2019.
Neumann menyatakan bahwa dengan WeWork, dia bermaksud untuk meniru perasaan kebersamaan dan rasa memiliki yang dia rasakan ketika hidup di Israel dan yang menurutnya kurang terasa di Barat.
Pada 2019, dia juga ikut mendirikan kantor keluarga yang diberi nama 166 2nd Financial Services bersama istrinya, Rebekah Neumann, untuk mengelola kekayaan pribadi mereka, dan menginvestasikan lebih dari satu miliar dolar di bidang real estat dan perusahaan rintisan.
Terlibat Skandal
Pada 22 September 2019, terdapat laporan di antaranya dari The Wall Street Journal, bahwa sejumlah direktur WeWork berencana meminta Neumann untuk mundur sebagai CEO setelah tersiar kabar bahwa Neumann memiliki perilaku eksentrik dan penggunaan narkobanya terungkap.
The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan bahwa dia telah mengambil US$700 juta dari WeWork sebelum IPO dan "merusak" posisinya di perusahaan tersebut.
Neumann juga mengarahkan We Holdings LLC, perusahaan yang menaungi WeWork untuk membatalkan transaksi saham senilai US$5,9 juta yang dibayarkan perusahaan sebagai imbalan atas merek dagang "We".
Menyusul meningkatnya tekanan dari investor berdasarkan pengungkapan yang dilakukan dalam pengajuan penawaran umum, Neumann mengundurkan diri sebagai CEO WeWork dan menyerahkan kendali suara mayoritas pada 26 September 2019, dan Artie Minson serta Sebastian Gunningham ditunjuk sebagai penerusnya.
Tak pensiun begitu saja, Neumann mengalihkan fokusnya ke investasi properti di Miami pada 2022. Pada Agustus, diumumkan bahwa Andreessen Horowitz telah berinvestasi di perusahaan real estat perumahan baru milik Neumann, Flow, yang diperkirakan akan diluncurkan pada 2023.
Marc Andreessen, salah satu pendiri Andreessen Horowitz, yang memberi isyarat dalam sebuah memo bahwa Flow mungkin melakukan upaya untuk menciptakan lebih banyak ekuitas di pasar perumahan dengan membantu penyewa untuk menjadi pemilik tetap dari unit yang mereka sewa.
Selain itu, pada Mei 2022, Neumann juga dikabarkan berada di belakang Flowcarbon, sebuah platform perdagangan kredit karbon yang berbasis tokenisasi yang berjalan di blockchain.
Sampai dengan Mei 2023, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya berjumlah sekitar US$2,2 miliar.