Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar duka kembali menyelimuti Tanah Air. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Kabinet Pembangunan VI, Letnan Jenderal TNI Tiopan Bernhard Silalahi atau yang dikenal dengan sebutan TB Silalahi meninggal dunia pada usia 85 tahun.
Pria yang dikenal dengan sapaan Ltjen TB Silalahi itu meninggal dunia pada Senin (13/11/2023) di Rumah Sakit Medistra, Jakarta dan dimakamkan di Hall of Silence TB Silalahi Center, Balige, Toba Samosir, Sumatra Utara.
TB Silalahi merupakan pria kelahiran Pematang Siantar, 17 April 1938. Dia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung pada 1965 dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah tinggi Hukum Militer pada 1995.
Sebelum menjadi menteri, mendiang TB Silalahi mengabdi menjadi anggota militer. Perjalanannya menjadi anggota militer dimulai dari menjadi lulusan Akademi Militer Nasional pada 1961. Dia mengabdikan diri sebagai Danton Yonkav 6 Siliwangi di Jawa Barat pada 1962.
Kariernya terus menanjak, hingga ditugaskan di Kairo, dan menduduki jabatan Mayor Jenderal TNI pada 1986.
Melanjutkan karier militernya, dia kemudian didapuk menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi pada 1988 dan kemudian pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dia diberi kepercayaan sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pangkatnya naik menjadi Letnan Jenderal TNI pada 1993.
Karier politiknya pun tak berhenti sampai di situ. TB Silalahi kemudian menjadi kader partai Demokrat dan menjadi tim kampanye Susilo Bambang Yudhoyono. Atas kemenangannya, pada masa pemerintahan SBY, TB Silalahi ditunjuk menjadi penasihat presiden pada 2004.
Bangun Yayasan dan Museum
Menjadi salah satu tokoh berpengaruh asal Sumatra Utara, dia juga kemudian membangun sebuah yayasan dan museum yang berisi koleksi sejarah dan peninggalan budaya masyarakat Batak, yang dikenal dengan TB Silalahi Center.
Selain itu, museum tersebut juga dibangun untuk melestarikan warisan budaya Batak di antara budaya modern yang sedang berlangsung. Museum ini juga bertujuan menyatukan enam sub etnis Batak di Sumatera Utara antara lain Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Angkola, dan Pakpak.
Museum ini pula yang akan dijadikan tempat persemayaman terakhir beliau. Selain museum tersebut, TB Silalahi juga membangun Yayasan Soposurung, yang mendirikan dan mengelola sebuah sekolah unggulan di Balige, Sumatra Utara.
Bersama teman-teman Alumni SMA Soposurung, TB Silalahi mendirikan Yayasan Soposurung, dengan konsep asrama yang menampung siswa dan siswi lulusan SMP yang akan melanjutkan ke jenjang SMA melalui seleksi ketat.
Setiap tahun, yayasan ini menerima 40 orang putra-putri terbaik bonapasogit. Kemudian, seiring berjalannya tahun, sejak 2008 kapasitasnya ditambah menjadi 80 orang dan sekarang menjadi 120 orang.