Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Investor Kakap yang Bikin Prajogo Pangestu Makin Kaya

Simak profil pimpinan investor kakap di perusahaan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
prajogo pangestu/baritopacific
prajogo pangestu/baritopacific

Bisnis.com, JAKARTA -- Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia, dengan kekayaan US$52,1 miliar atau Rp809,67 triliun dan menjadi orang terkaya ke-25 di dunia. 

Salah satu yang memacu kekayaannya adalah hadirnya sejumlah investor kakap baru di perusahaan batu bara miliknya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). 

Berdasarkan data Bloomberg, terdapat tiga investor institusi yang baru pertama kali tercatat sebagai pemegang saham CUAN akhir tahun lalu.

Perbankan investasi asal Amerika Serikat (AS), JPMorgan Chase & Co, menjadi salah satu investor institusi yang baru saja masuk ke saham CUAN pada kuartal IV/2023. 

Tercatat, mereka memulai perjalanan dengan memiliki 2.200 lembar per akhir 2022. Adapun, jumlah saham CUAN yang dimiliki oleh JPMorgan belum mengalami perubahan hingga Jumat (5/1/2024).

Selanjutnya, FlexShares Trust menempuh langkah serupa dengan memborong 24.000 lembar saham CUAN pada kuartal IV/2023. Posisi itu juga belum bergerak hingga akhir pekan pertama Januari 2024.

Kemudian, Krane Funds Advisors LLC yang membeli 29.800 saham CUAN akhir tahun lalu. Terkini atau hingga Jumat (5/1/2024), jumlah lembar yang mereka miliki belum mengalami perubahan.

Simak orang yang berada di balik tiga perusahaan investasi raksasa tersebut:

1. Jamie Dimon

Di balik perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS), JPMorgan Chase & Co, ada tangan dingin sang bos, Jamie Dimon. Dia telah menjadi pimpinan di perusahaan investasi tersebut selama 18 tahun. 

Di bawah kepemimpinannya, Dimon membawa JPMorgan mencetak kenaikan harga saham hingga empat kali lipat, dan mencetak berbagai kesuksesan lainnya, seperti menjadi juru selamat bank yang hendak kolaps di AS. 

Hal itu membuatnya menjadi bos yang begitu diidolakan di Amerika Serikat. 

Berdasarkan data Forbes Real Time Net Worth hingga Senin (8/1/2024), Jamie Dimon memiliki kekayaan bersih US$2 miliar atau sekitar Rp31,08 triliun. Dimon memulai karier keuangan di American Express 1982. Kemudian, Forbes menyebut dia membantu pengembangan Citigroup.

Pria yang merupakan lulusan The Harvard Business School itu bergabung dengan JPMorgan Chase pada 2004. Selanjutnya, dia menduduki posisi sebagai CEO.

Dimon menjadi salah satu sosok yang ditemui oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam pembahasan krisis pagu utang pada medio Mei 2023. Pasalnya, dia merupakan anggota dewan The Bank Policy Institute.

2. Michael O'Grady

Mengutip laman resmi FlexShares Trust, perusahaan investasi tersebut dikelola oleh Northern Trust yang kini dipimpin oleh Michael O'Grady. 

Michael O'Grady kini menduduki jabatan sebagai Chief Executive Officer Northern Trust. Dia bergabung dengan Northern Trust pada 2011 dari Bank of America Merrill Lynch, di mana dia menjabat sebagai direktur pelaksana di Investment Banking Group perusahaan tersebut.  Dia bergabung dengan Merrill Lynch pada 1992. Sebelum Merrill Lynch, Mike bekerja untuk Price Waterhouse.

Mike memperoleh gelar sarjana administrasi bisnis dari Universitas Notre Dame dan MBA dari Harvard Graduate School of Business.

Dia juga merupakan anggota dewan Field Museum, Museum of Contemporary Art Chicago, Catholic Extension dan Dewan Direksi Northwestern Medical Group. Dia menjabat di Dewan Keuangan Keuskupan Agung Chicago, Dewan Penasihat Badan Amal Katolik, dan Klub Komersial Komite Sipil Chicago.

3. Jonathan Krane

Jonathan Krane adalah pendiri dan CEO KraneShares, sebuah perusahaan manajemen aset yang menyalurkan dana perdagangan bursa yang berfokus di China dan kepada investor global. 

Dia telah menghabiskan 20 tahun terakhir bekerja dengan perusahaan di China. KraneShares mayoritas dimiliki oleh China International Capital Corporation (CICC).

Jonathan merupakan lulusan Columbia Business School dan mendapat gelar MBA dan BA dari Connecticut College. Selain menjadi CEO dan Founder KraneShares dia juga merupakan anggota dewan Connecticut College dan anggota Young Presidents Organization (YPO). 

Krane mendirikan KraneShares pada 2013, yang melihat potensi pertumbuhan kelas menengah China dan segala kemungkinan yang akan dia ciptakan ketika dia tinggal di sana.  

Investasi ke China dibuka pada 2002 melalui program Qualified Foreign Institutional Investor (QFII), yang memungkinkan investor institusi asing mengakses perdagangan di bursa saham Shenzhen dan Shanghai di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper