Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Mihal Lazaridis, Pendiri BlackBerry yang Bangkit dari Kubur di Tengah Ancaman Siber

Sosok pendiri BlackBerry yang kembali bangkit sebagai perusahaan keamanan siber.
Blackberry/reuters
Blackberry/reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan smartphone asal Kanada, BlackBerry, yang sempat tenar karena smartphone dengan keyboard qwerty-nya kembali muncul setelah sempat pamit mundur dari pasar smartphone dan meyetop layanan tukar pesan utamanya, BlackBerry Messenger, pada Januari 2022. 

BlackBerry kembali mencuat namanya setelah mencetak kinerja yang apik, bahkan melampaui proyeksi setelah menemukan sumber pendapatan baru.

Perusahaan yang dahulu berjaya dengan smartphonenya kini beralih dengan menjajakan produk baru berupa perangkat lunak untuk keamanan siber, yang kini menjadi penopang pendapatan pada kuartal I/2024.

Serangan siber yang makin marak dilakukan oleh peretas ternyata menjadi berkah bagi Blackberry.

Aksi peretasan yang kian marak membuat banyak perusahaan dan lembaga pemerintah meningkatkan belanja keamanan siber mereka untuk melindungi data dari peretas dan malware. Hal ini meningkatkan permintaan terhadap layanan dari perusahaan keamanan siber termasuk BlackBerry.

Melansir Reuters, pendapatan kuartalan perusahaan tersebut mencapai US$144 juta, mengalahkan perkiraan rata-rata analis sebesar US$134,1 juta menurut data LSEG. Sementara itu, saham BlackBerry, yang terdaftar di AS, juga naik 7,2% setelah penutupan perdagangan. 

Sosok di Balik BlackBerry

Perusahaan teknologi ini dibangun salah satunya oleh Mihal Lazaridis, atau dikenal sebagai Mike Lazaridis. Pria kelahiran 14 Maret 1961 ini adalah seorang pebisnis dan investor dalam pengembangan teknologi komputasi kuantum. 

Selain mendirikan BlackBerry, dia juga menjadi pelopor yang menciptakan dan memproduksi perangkat genggam nirkabel alias smartphone BlackBerry.  

Sebelum menemukan BlackBerry, masa kecil Lazaridis dihabiskan di Windsor, Ontario, Kanada. Lazaridis menyukai sains sejak kecil dan selalu terpesona dengan cara kerja berbagai hal.  

Dia dan teman-temannya sering menghabiskan waktu berjam-jam di ruang bawah tanah mereka, membuat roket, radio, dan banyak hal lain yang memiliki dasar ilmiah. Pada usia 12 tahun dia bahkan memenangkan penghargaan karena telah membaca setiap buku sains di Perpustakaan Umum Windsor.  

Di sekolah menengah, Lazaridis juga mengambil kursus sains agar memenuhi syarat untuk masuk universitas, sambil mengikuti kursus bisnis.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan teknik elektro di University of Waterloo, di mana pada 1984 dia membentuk Research In Motion (RIM) bersama Doug Fregin, teman dekat Lazaridis sejak kecil. 

RIM merupakan perusahaan teknologi nirkabel yang menjadi pionir dan merevolusi industri komunikasi dengan perkembangan BlackBerry.

Perusahaan tersebut didirikan sebagai bisnis konsultasi ilmu elektronik dan komputer yang nantinya akan fokus pada pengembangan teknologi untuk transmisi data nirkabel, seperti email dan pesan teks, serta membangun terminal point-of-sale untuk pelanggan secara nirkabel.

Mereka kemudian bergabung dengan sesama mahasiswa Michael Barnstijn. Pada 1986, ketika para pemuda tersebut masih pelajar, RIM dianugerahi kontrak US$600.000 oleh General Motors.

Pekerjaan RIM menarik perhatian lulusan Harvard Business School, Jim Balsillie. Pria berusia 31 tahun ini sangat percaya pada teknologi perusahaan Lazaridis sehingga dia menggadaikan rumahnya dan mendukung perusahaan rintisan itu dengan dana US$125.000.  

Dia kemudian bergabung dengan RIM sebagai salah satu pendiri dan salah satu CEO setelah melakukan investasi tersebut.

Selanjutnya, pada 1996 RIM mulai membangun pendahulu ponsel pintar BlackBerry, yakni RIM Inter@ctive Pager 900. Pager dua arah ini dilengkapi dengan keyboard QWERTY dan mampu mengirim faks dan email. 

Saat memberi nama pada perangkat baru, para eksekutif branding merasa keyboardnya mirip dengan biji stroberi, sehingga mendorong mereka untuk mengeksplorasi nama buah dan sayuran. Mereka akhirnya memberi nama perangkat tersebut "BlackBerry", karena cocok dengan casing hitam perangkat tersebut.

Keberhasilan perusahaannya meroket, sebagian besar disebabkan oleh pengembangan BlackBerry. RIM berkembang dari sebuah perusahaan kecil dengan sekitar 10 karyawan pada 1992 menjadi perusahaan internasional yang bernilai lebih dari US$68 miliar pada akhir tahun 2007. 

Sejalan dengan perkembangan BlackBerry, membawa Lazaridis menjadi orang terkaya ke-11 di Kanada menurut Canadian Business dengan perkiraan kekayaan bersih setara dengan US$4 miliar. 

Namun, pada 2007, ketika industri teknologi bergerak maju, Apple mulai memimpin dengan iPhone yang diperkenalkan pada tahun itu. RIM masih bisa terus berkembang, mencapai penjualan hampir US$20 miliar pada tahun fiskal 2011, namun enggan memasukkan tren baru, seperti kamera atau pemutar MP3, ke dalam ponsel pintarnya.

Pada akhir tahun 2011, iPhone dan ponsel Android menjadi lebih populer dibandingkan Blackberry di Kanada, Amerika Serikat, dan Inggris, dan hampir 60 persen penjualan RIM berasal dari negara lain. Hal itu membuat pertumbuhan RIM mulai melambat

Pada 2012, RIM mengalami penurunan harga saham hampir 55 persen. Pemegang saham juga menyerukan perubahan, khususnya dalam kepemimpinan perusahaan.

Setelah mengalami tekanan selama berbulan-bulan, perombakan eksekutif diumumkan secara publik pada 22 Januari 2012. Balsillie dan Lazaridis digantikan sebagai co-CEO oleh chief operating officer Thorsten Heins dan peran bersama mereka sebagai ketua dewan diambil alih oleh Barbara Stymiest.  

Lazaridis kemudian ditunjuk untuk mengemban jabatan baru sebagai wakil ketua dewan dan ketua komite inovasi baru dewan, sementara Balsillie tetap menjadi anggota dewan direksi hingga dia mengundurkan diri pada 29 Maret 2012. 

Setahun kemudian, pada 28 Maret 2013, juga Lazaridis mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan yang didirikannya tiga dekade sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper