Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Mohamed Alabbar, Bos Burj Khalifa yang Investasi di Indonesia Rp48,5 Triliun

Mengenal sosok bos Burj Khalifa yang gelontorkan investasi Rp48,5 triliun di Indonesia
Profil Mohamed Alabbar, Bos Burj Khalifa yang Investasi di Indonesia Rp48,5 Triliun/instagram Erick Thohir
Profil Mohamed Alabbar, Bos Burj Khalifa yang Investasi di Indonesia Rp48,5 Triliun/instagram Erick Thohir

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja mengumumkan taipan asal Uni Emirat Arab akan menyuntik investasi besar di Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan investor besar itu adalah bos properti Uni Emirat Arab (UEA), Eagle Hills dengan nilai investasi US$3 miliar atau sekitar Rp48,5 triliun.

Investasi tersebut, kata Erick, untuk meningkatkan aset-aset di BUMN, mulai dari untuk pengembangan kawasan properti, kawasan bandara, hingga ekosistem destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata dunia.

Profil bos Burj Khalifa Mohamed Ali Alabbar

Di belakang investasi jumbo tersebut, ada nama bos yang membangun gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa. Dia adalah Mohamed Ali Alabbar.

Dia adalah pengusaha kelahiran 8 November 1956 di Dubai, Uni Emirat Arab, dan merupakan anak tertua dari 12 bersaudara. 

Mohamed Ali Alabbar merupakan pendiri Emaar Properties, perusahaan pengembangan real estat yang turut mendirikan proyek-proyek seperti Burj Khalifa dan Dubai Mall. 

Dia juga merupakan pendiri dan pimpinan Eagle Hills, sebuah perusahaan investasi swasta dan pengembangan real estat yang berbasis di Abu Dhabi.

Pada 1970-an, Alabbar menempuh pendidikan The Albers School of Business and Economics di Seattle University dengan menggunakan beasiswa pemerintah untuk belajar keuangan dan administrasi bisnis.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Seattle pada 1981 dengan gelar di bidang Administrasi Bisnis. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan di bidang humaniora pada tahun 2007.

Pekerjaan pertama Alabbar setelah lulus kuliah adalah di Bank Sentral Uni Emirat Arab, yang mengawasi mata uang yang digunakan di Dubai dan enam kerajaan Teluk lainnya. Di sana dia sempat dikirim bertugas di Federal Reserve AS dan bank sentral Belanda.

Pada 1987 Alabbar bekerja di Singapura sebagai manajer Al Khaleej Investments, sebuah perusahaan pemerintah Dubai yang berinvestasi di real estate dan aset lainnya. Di situlah dia melihat potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari properti di Teluk Persia. 

Ketika kembali ke Dubai pada 1992, dia bergabung dengan pemerintahan, menjalankan Departemen Pembangunan Ekonomi, yang masih dia pimpin. 

Pada 1997, dia meluncurkan Emaar dengan nilai US$50 juta yang dikumpulkan dari rekanan dan tabungannya. Sejak itu, hidupnya menjadi semakin sibuk. 

Kini, dengan kekayaan bersih sekitar US$500 juta, Alabbar tinggal menikmati lapangan golf enam lubang miliknya di rumahnya yang megah di Dubai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper