Bisnis.com, JAKARTA — Usia boleh saja membuat dahi Ida berkeriput. Namun, ketika membicarakan bisnis bank sampah, semangatnya seolah tak kendur. Berkat inisiasinya bersama 11 waga lain, Bank Sampah Mekar Sari kini mampu menghasilkan cuan berlipat.
Ida atau bernama lengkap Djuraidah Machmud (64) ini merupakan salah satu pendiri Bank Sampah Mekar Sari yang terletak di Kelurahan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Bank sampah tersebut sudah berdiri sejak 2014 dan tetap bertahan hingga kini.
Artinya, Ida bersama warga lainnya telah memilah sampah dari masyarakat selama 10 tahun terakhir. Jatuh bangun dirasakan kala merintis Bank Sampah Mekar Sari. Mulai dari organisasi yang kurang solid hingga kurangnya minat masyarakat dalam memilah sampah.
"Agenda rutinnya adalah tidak pernah lelah untuk mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari rumah," ujarnya saat ditemui di Kelurahan Mampang Prapatan, Jumat (19/7/2024).
Berkat edukasi yang dilakukan secara terus-menerus, kini Bank Sampah Mekar Sari sudah memiliki 320 nasabah. Adapun hasil penimbangan mencapai sebesar 2.600 kilogram per bulan, dan mendongkrak nilai tambah sekitar Rp5,3 juta per bulan.
Bank sampah merupakan konsep pengumpulan dan pemilahan sampah kering yang dijalankan layaknya bank. Melalui bank sampah, masyarakat dapat menabung sampah dan mendapatkan uang. Nasabah juga bisa meminjam uang yang nanti dikembalikan dengan menyetor sampah.
Baca Juga
Ida menuturkan bahwa Bank Sampah Mekar Sari sudah mampu meminjamkan uang kepada nasabah untuk mengambil kredit kendaraan bermotor. Terbaru, Mekar Sari turut melayani peminjaman uang untuk cicilan laptop senilai Rp6 juta ke nasabah.
Kegigihan dan konsistensi Mekar Sari selama 10 tahun terakhir lantas dilirik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Sejak 2022, Bank Mandiri turut berpartisipasi dalam mendorong nilai berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Bank Sampah Mekar Sari.
Langkah perseroan merupakan wujud dari program Urban Livin’, sebuah gerakan yang mengajak masyarakat perkotaan untuk hidup lebih baik, ramah lingkungan, dan peduli terhadap sesama. Sasaran program ini mencakup penduduk di kawasan sub-urban melalui pendekatan Sustainable Development Goals (SDGs) ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi.
Urban Livin’ memiliki dua program utama yakni Mandiri Pilah Sampah dan Mandiri Sekolah Kejar Paket. Kedua program ini memiliki kesinambungan. Melalui Mandiri Pilah Sampah, perseroan menggandeng masyarakat untuk mengelola sampah organik.
Dalam program itu, Bank Mandiri memberikan infrastruktur pendukung seperti buku tabungan, renovasi kantor sekretariat, alat timbangan, kendaraan pengangkut serta alat biodigester.
Sementara itu, terkait program Mandiri Sekolah Kejar Paket, Bank Mandiri memberikan beasiswa paket A, B, dan C kepada penerima manfaat yang dinaungi Nara Kreatif. Syaratnya, penerima manfaat wajib menyetorkan sampah ke Bank Sampah yang dikelola perseroan.
Untuk di Jakarta, Program Mandiri Pilah Sampah dilaksanakan di 10 bank sampah yang tersebar di wilayah Kelurahan Mampang Prapatan dan Kelurahan Kebon Baru. Salah satu contoh suksesnya adalah Bank Sampah Mekar Sari dan Mekar Wangi di Mampang Prapatan.
Perseroan mencatat total nasabah di 10 bank sampah selama satu tahun terakhir mencapai 1.044 orang. Mereka mampu menghasilkan sampah non-organik yang terkelola hingga 87,5 ton, sampah organik mencapai 7,2 ton, dan jumlah minyak jelantah seberat 926 kilogram.
Regional CEO Kantor Wilayah V/Jakarta 3 Bank Mandiri Lourentius Aris Budianto menyampaikan bahwa perseroan secara konsisten mendukung operasional bank sampah sebagai usaha dalam memberdayakan masyarakat.
"Lewat program ini, masyarakat bisa mengolah suatu barang menjadi bernilai ekonomi, dan pada saat yang sama ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan," ujar Aris.