Bisnis.com, JAKARTA - Dari berbagai perusahaan farmasi ternama di dunia, ada nama perusahaan Eli Lilly meski namanya tak setenar lainnya namun tercatat sebagai salah satu perusahaan farmasi dengan pendapatan terbesar di dunia.
Berdasarkan laporan Forbes dalam daftar 10 perusahaan terkaya di dunia, Eli Lilly Pharmaceuticals menempati urutan ke-10 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$840,04 miliar.
Angka tersebut bahkan lebih besar dari produsen obat dan vaksin yang ternama, terutama setelah pandemi Covid-19, seperti Novo Nordisk, Johnson & Johnson, Pfizer dan AstraZeneca.
Nama Eli Lilly memang lebih terkenal di Negeri Paman Sam atas temuan-temuan obat diabetes dan obat penurun berat badannya yang baru diluncurkan. Harga rata-rata insulin di AS lima kali lebih tinggi dibandingkan negara lain menjadikan kapitalisasi pasar perusahaan melejit.
Lalu, siapa sosok yang ada di balik perusahaan farmasi terbesar di dunia?
Sesuai namanya, perusahaan farmasi ini dibentuk oleh Kolonel Eli Lilly, yang mendirikan Eli Lilly and Company, sebuah perusahaan farmasi internasional yang berkantor pusat di Indianapolis.
Baca Juga
Eli yang lahir di Baltimore, Maryland, AS pada 8 Juli 1838 itu dinamai sama dengan nama kakeknya, dan merupakan anak pertama dari 11 bersaudara yang lahir dari pasangan Gustavus dan Esther Kirby Lilly.
Dia pindah ke Kentucky selama lebih dari satu dekade dan kemudian ke Indiana, keluarga tersebut menetap di Greencastle, Indiana. Lilly kemudian berkuliah di Indiana Asbury College, yang sekarang menjadi DePauw Unversity.
Dia memulai jejak kariernya di dunia farmasi dengan bekerja di The Good Samaritan Store milik pamannya, sembari belajar menjadi apoteker dan peracik obat.
Sebelum diperbolehkan meracik obat, dia mengerjakan beberapa pekerjaan seperti mencuci botol dan kemasan obat, melacak stok obat, dan berbagai pekerjaan lainnya dengan bayaran hanya 1-2 dolar per minggu.
Pada 1858, ketika pengetahuan farmasinya meningkat, dia mencoba bekerja di Israel Spencer and Sons, sebuah toko obat ritel. Tak lama kemudian, dia menjajal bekerja di tempat lain di Perkins and Coons di Indianapolis.
Pada 1860, Lilly kembali ke Green castle dan bekerja sebentar di Jerome Allen's Drugstore. Lalu, dengan bantuan modal dari ayahnya, Lilly membuka toko obatnya sendiri pada 1860.
Namun, di tahun yang sama, Perang Saudara pecah, dan Lilly akhirnya mendaftar di Union Army. Dia sempat ditangkap oleh Tentara Konfederasi sampai dibebaskan pada 1865 selama pertukaran tahanan. Sekembalinya bertugas, dia dipromosikan menjadi kolonel.
Setelah kembali ke Indianapolis, Lilly kembali membuka usahanya, “Eli Lilly, Chemist” pada 1876, bisnis yang suatu hari nanti menjadi Eli Lilly and Company.
Berkomitmen kuat untuk memproduksi produk berkualitas tinggi untuk digunakan oleh dokter, Eli Lilly menyewa sebuah bangunan kecil berlantai dua, lebar 18 kaki kali 40 kaki, di selatan pusat kota Indianapolis.
Dia membuka pintu untuk bisnisnya pada tanggal 10 Mei 1876. Di atas pintu toko kecil itu, dan mungkin pabrik farmasi terkecil di Amerika Serikat, tergantung sebuah tanda bertuliskan “Eli Lilly, Chemist”.
Bisnis ini berkembang menjadi salah satu perusahaan farmasi paling dihormati di dunia. Saat ini, Lilly beroperasi di 120 negara dan memiliki sekitar 33.000 karyawan di seluruh dunia. Lilly memperkenalkan insulin komersial pertama di dunia pada tahun 1923. Lilly adalah perusahaan publik di New York Stock Exchange (LLY) dengan pendapatan lebih dari US$28 miliar.
Kontribusi Eli Lilly untuk negaranya dan kota kelahirannya, Indianapolis, begitu besar dan sudah banyak dikenal. Orientasinya terhadap filantropi terus berlanjut hingga saat ini dengan Lilly Endowment, Inc., salah satu yayasan filantropi terbesar di dunia dan salah satu dana abadi terbesar di Amerika Serikat, yang didirikan pada 1937.
Eli Lilly sendiri meninggal pada 6 Juni 1898, dan dimakamkan di Pemakaman Crown Hill di Indianapolis.