Bisnis.com, JAKARTA -- Di era perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang makin pesat, banyak miliarer berlomba menggelontorkan investasinya pada teknologi tersebut, termasuk pada perusahaan robot AI.
Nama-nama orang terkaya dunia, mulai dari Elon Musk sampai Mark Zuckerberg masuk dalam deretan miliarder yang berinvestasi di industri robot AI. Namun, ada satu perusahaan yang bisa menarik investasi dari mereka.
Adalah Vicarious, sebuah perusahaan kecerdasan buatan yang menggunakan prinsip komputasional otak yang diteorikan untuk mencoba membangun perangkat lunak yang dapat berpikir dan belajar seperti manusia.
Vicarious menggambarkan teknologinya sebagai integrator solusi robotika siap pakai, yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengotomatiskan tugas yang terlalu rumit, layanannya juga serbaguna untuk otomatisasi tradisional.
Pada perusahaan ini, Elon Musk berinvestasi secara pribadi dengan cara mengakuisisinya melalui Intrinsic, sebuah perusahaan robotik AI di perusahaan induk Google, Alphabet.
Selain itu, Mark Zuckerberg juga menjadi investor utama dalam putaran investasi senilai US$40 juta di Vicarious pada 2014.
Selain itu, ada Peter Thiel yang juga menjadi salah satu pendukung awal Vicarious, berinvestasi mealui Founders Fund miliknya.
Tak ketinggalan, Dustin Moskovitz, miliarder yang menjadi direktur di perusahan ini, juga memimpin investasi pada putaran Seri A senilai US$15 juta dari Good Ventures, perusahaan milik Dustin.
Lantas siapa sosok di balik Vicarious?
Mengutip New York Times, perusahaan ini didirikan pada 2010 oleh D. Scott Phoenix dan Dileep George.
Sebelum mendirikan Vicarious, Phoenix yang lahir pada 1982 itu lulus dari Universitas Pennsylvania dengan gelar Sarjana Sains Terapan dalam Ilmu Komputer dan Kewirausahaan pada 2007.
Setelah lulus, Phoenix memulai perusahaan melalui program Y Combinator, dan kemudian bergabung dengan perusahaan modal ventura Founders Fund sebagai Entrepreneur in Residence.
Dia juga sempat menjadi CEO Frogmetrics, sebuah perusahaan analitik layar sentuh yang didirikannya melalui program inkubator Y Combinator.
Sementara itu, George sebelumnya adalah Chief Technology Officer di Numenta, sebuah perusahaan yang didirikannya bersama Jeff Hawkins dan Donna Dubinsky saat menyelesaikan gelar doktornya di Universitas Stanford pada 2005.
Pada 2010, George meninggalkan Numenta untuk bergabung dengan D. Scott Phoenix dalam mendirikan Vicarious, sebuah proyek penelitian AI yang didanai oleh miliarder internet Peter Thiel dan Dustin Moskovitz.
Setelah Vicarious diakuisisi, Phoenix menghabiskan satu tahun sebagai Chief Product and Revenue Officer Intrinsic, anak perusahaan Alphabet.