Bisnis.com, JAKARTA - Mantan taipan minyak asal Singapura Lim Oon Kuin, yang lebih dikenal sebagai OK Lim, dan kedua anaknya dinyatakan bangkrut setelah sebelumnya telah divonis hukuman 17,5 tahun penjara karena menipu HSBC Holdings Plc dan melakukan pemalsuan.
Mengutip Channel News Asia pada Sabtu (28/1/2024), Lim yang berusia 82 tahun dan kedua anaknya, Lim Huey Ching dan Evan Lim Chee Meng, pada September menyetujui putusan sebesar US$3,5 miliar atau S$4,7 miliar yang dijatuhkan kepada mereka.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki cukup aset untuk membayar semua penggugat dan akan mengajukan kebangkrutan.
Perintah kebangkrutan tersebut mulai berlaku pada 19 Desember dan dipublikasikan dalam lembaran negara pada Jumat (27/12/2024). Mereka akan mengelola harta pailit mereka melalui wali amanat Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory.
Keputusan untuk menyetujui putusan tersebut diambil di tengah-tengah persidangan perdata yang dibuka pada bulan Agustus 2023 dan diajukan oleh likuidator terhadap keluarga Lim.
Lim dan kedua anaknya diharapkan untuk bersaksi dalam persidangan, tetapi putusan persetujuan menggantikannya dan mengakhiri proses persidangan.
Putusan persetujuan dibuat dengan persetujuan semua pihak yang terlibat dan dimaksudkan sebagai hasil formal dari suatu kasus dan pernyataan kesepakatan.
Perusahaan yang didirikan Lim, Hin Leong, telah menderita kerugian sekitar US$808 juta dari perdagangan berjangka dan swap dari tahun 2010 hingga 2020. Kerugian yang diduga disembunyikan dengan melebih-lebihkan laba mencapai sebesar US$2,1 miliar pada periode yang sama.
Keluarga tersebut sengaja menyembunyikan kerugian Hin Leong dan menggambarkan perusahaan tersebut menguntungkan padahal sebenarnya "bangkrut besar".
Angka US$3,5 miliar tersebut adalah angka yang sama yang diminta Hin Leong, yang sedang dalam likuidasi wajib, untuk dibayarkan oleh keluarga Lim, dan merupakan jumlah penuh dari utang perusahaan yang tidak dijamin per April 2020.
Lim dihukum pada Mei tahun ini dalam persidangan pidana terpisah atas tuduhan menipu dan bersekongkol dalam pemalsuan. Bulan lalu, dia dijatuhi hukuman 17,5 tahun penjara setelah mengatur salah satu kasus penipuan pembiayaan perdagangan paling serius di Singapura.
Pengacaranya mengatakan saat itu bahwa Lim akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.