Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi mode raksasa asal China, Shein, kembali diluncurkan di India, setelah lima tahun dilarang oleh Pemerintah Delhi. Kehadirannya dibawa oleh miliarder terkaya India Mukesh Ambani.
Dilansir BBC, perusahaan Ambani, Reliance Retail disebut telah menandatangani kesepakatan lisensi jangka panjang dengan perusahaan induk untuk menjual produk yang diproduksi dan bersumber di India pada platform tersebut. Namun, grup tersebut belum membuat pengumuman resmi.
Menteri Perdagangan India Piyush Goyal pada Desember lalu menyebutkan bahwa masuknya kembali Shein ke pasar India disertai dengan persyaratan yang ketat, yang mencakup penyimpanan semua data di dalam negeri.
Pada 2020, India sempat melarang Shein dan puluhan aplikasi China lainnya termasuk TikTok
Aplikasi ini diluncurkan di India pada Jumat malam dan sejauh ini telah diunduh oleh lebih dari 10.000 orang. Aplikasi ini menawarkan pakaian mode dengan harga mulai dari US$2,30 atau semurah Rp30.000.
Saat ini Shein baru bisa beroperasi mengirimkan barang ke konsumen di kota Delhi, Mumbai, dan Bengaluru, tetapi akan segera bisa melakukan pengiriman ke seluruh India dalam waktu dekat.
Baca Juga
Shein dalam beberapa tahun terakhir telah berubah dari merek yang kurang dikenal di kalangan hingga menjadi salah satu pengecer mode cepat terbesar di dunia.
Saat ini, Shein mengirimkan barang ke pelanggan di 150 negara di seluruh dunia.
Lantas siapa pemiliknya?
Jarang tersorot media atau muncul di hadapan publik, pemilik Shein ternyata adalah salah satu miliarder terkaya di China.
Xu Yangtian atau Chris Xu termasuk orang terkaya di Tiongkok, tetapi kurang dikenal dibandingkan tokoh-tokoh seperti Jack Ma dari Alibaba, atau Pony Ma dari Tencent. Dia menolak wawancara dan jarang berkomentar di depan umum, kecuali sesekali dikutip dalam siaran pers.
Mengutip berbagai sumber dia disebut sebagai seorang keturunan Tionghoa-Amerika yang belajar di Universitas George Washington. Dia lahir di Shandong, China pada 1984, dan melanjutkan studi di Universitas Sains dan Teknologi Qingdao.
Media-media China menggambarkannya sebagai mahasiswa biasa dari latar belakang miskin, yang harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri selama kuliah. Dia kemudian belajar dan mengembangkan keterampilan dalam optimasi mesin pencari (SEO) yang kini menjadi pendorong kesuksesannya.
Sebelum mendirikan Shein, pada 2008, dia sempat mendirikan bisnis e-commerce lintas batas, Nanjing Dianwei Information Technology, dengan dua mitra yakni Wang Xiaohu memiliki bagian yang sama dan Li Peng sebagai konsultan dengan 10% saham.
MengutipThe Guardian, Li pernah mengatakan bahwa ketiganya menyewa kantor kecil, dan mencoba menjual apa saja mulai dari teko hingga telepon, sebelum beralih ke pakaian.
Sambil berjalan, mereka kemudian mengasah model untuk jadi dasar acuan sistem mereka, yaitu mengirimkan pesanan langsung ke pelanggan dalam jumlah kecil dan dikirimkan dari pemasok kecil, yang diproses dengan cepat. Selanjutnya, menggunakan keterampilan SEO, Xu bisa menemukan tren untuk promosi.
"Kami menginginkan margin rendah dan jumlah besar," kata Li.
Pada 2011, Xu mendirikan SheInside, pengecer gaun pengantin daring yang berbasis di Nanjing dan menjadi pendahulu Shein. Namun, pada perusahaan kedua ini Xu disebut menghadapi kontroversi karena memecat Li dan Wang.
Menurut Li, Xu menghilang dari kantor suatu hari dengan kendali atas akun PayPal perusahaan, dan mengabaikan semua panggilan.
Dua tahun setelah memulai SheInside, dalam salah satu unggahan media sosial publiknya yang diketahui, Xu menulis di Facebook bahwa perusahaan telah berkembang pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan.
Kemudan pada 2015, perusahaan tersebut mengubah namanya menjadi Shein dan memindahkan kantor pusatnya ke Guangzhou, dan membuka kantor di AS.
Di bawah Xu, Shein mulai mengembangkan rantai pasokannya sendiri. Perusahaan tersebut mempekerjakan lulusan perguruan tinggi teknik untuk menjelajahi internet guna mencari desain yang populer.
Perusahaan tersebut juga membentuk tim desain internal, dan membeli pesaing Romwe, perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Li dan pacarnya saat itu. Iklan dan produk Shein tersebar luas, membanjiri internet, dan menjadi pengguna utama iklan yang didorong oleh para influencer, selebritas, dan media sosial, khususnya TikTok.
Jarang jadi sorotan, pada Februari 2022, Reuters melaporkan bahwa Xu telah menjadi penduduk tetap Singapura. Tak pindah sendiri, dia juga membawa aset-aset utamanya termasuk kantor pusat operator resmi situs web Shein, Roadget Business, yang dipindahkan dari China ke negara-kota tersebut.
Perpindahan tersebut juga dapat membantu menghindari regulasi Tiongkok yang ketat dan sering kali tidak dapat diprediksi terkait IPO di luar negeri.