Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Kekayaan Michael Hartono yang Lengser dari Posisi Teratas Orang Terkaya Indonesia

Segini kekayaan Michael Hartono, yang turun ke posisi kelima orang terkaya di Indonesia
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mengawali tahun ini, kekayaan orang terkaya di Indonesia terus bergulir. Salah satunya yang turun dari tahta posisi wahid adalah Michael Hartono.

Menurut data Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Michael Hartono "menguap" dan membuatnya lengser dari posisi teratas ke posisi kelim dalam daftar.

Kekayaan Michael saat ini tercatat turun hingga menyentuh US$1,3 miliar atau sekitar Rp21,19 triliun di awal 2025. 

Sumber Kekayaan Michael Hartono

Michael dan saudaranya Budi Hartono merupakan pemilik bersama Grup Djarum, produsen sekitar 14% rokok yang diproduksi di Indonesia. Kedua bersaudara itu juga merupakan pemegang saham terbesar di Bank Central Asia, bank terbesar di Indonesia. Bank Central Asia memiliki pendapatan sebesar Rp108,3 triliun pada 2024.

Kekayaan Hartono bersaudara berasal dari bisnis yang diwarisi dari ayahnya dan dikendalikan melalui dua perusahaan induk Indonesia yang dimiliki secara tertutup. Asetnya yang paling besar bersumber dari 49% saham di PT Dwimuria Investama Andalan sementara saudaranya memiliki sisanya.

Melalui perusahaan induk tersebut, dia memiliki 28% saham Bank Central Asia yang diperdagangkan secara publik, bank terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, menurut pengajuan bursa saham Januari 2025. 

Dia juga memiliki 29% saham operator menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara melalui PT Sapta Adhikari Investama yang dimiliki secara tertutup, menurut pengajuan Januari 2025. 

Selain itu ada pula kepemilikan 34% saham Global Digital Niaga, sebuah perusahaan yang berbasis di Jakarta yang mengoperasikan platform e-commerce Blibli, menurut pengajuan Januari 2025.

Hartono bersaudara juga mewarisi Djarum, produsen rokok yang sangat tertutup yang mengungkapkan informasi publik yang terbatas. Analisis tersebut mengaitkan 50% saham kepada masing-masing saudara kandung, sesuai dengan saham mereka di perusahaan induk.

Menurut data Euromonitor, Djarum memproduksi sekitar 14% dari rokok yang dijual di Indonesia pada 2023. Pendapatan diperkirakan sekitar US$3,7 miliar. Perusahaan dinilai menggunakan nilai perusahaan rata-rata terhadap Ebitda dan kelipatan harga terhadap laba Gudang Garam.

Djarum sendiri dibentuk pertama kali oleh sang ayah, Oei Wie Gwan, yang memulai usaha pembuat rokok Djarum dari sebuah bengkel di Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, tempat dia mencampur tembakau dengan rempah cengkeh asli negara tersebut. 

Usahanya sempat mengalami kebakaran yang hampir menghancurkan pabrik rokok perusahaan tersebut pada 1963. 

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono kemudian mengambil alih bisnis tersebut setelah ayah mereka meninggal pada tahun yang sama. Mereka membangun kembali dan memodernisasi Djarum, mendirikan pusat penelitian dan pengembangan untuk menciptakan campuran kretek baru. 

Dua bersaudara itu mulai mengekspor rokok mereka pada 1972. Saat ini, sekitar 60.000 pekerja di pabrik mereka di Kudus melinting rokok kretek Djarum secara manual, yang sebagian besar dijual kepada orang berpenghasilan rendah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper