Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik SilverQueen, Cokelat Lokal asal Garut Paling Laris saat Valentine

SilverQueen, menjadi cokelat lokal yang paling laris diserbu pembeli saat momen Valentine, simak sosok pemiliknya
Sosok di Balik SilverQueen, Cokelat Lokal Paling Laris saat Valentine/istimewa
Sosok di Balik SilverQueen, Cokelat Lokal Paling Laris saat Valentine/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Akhir pekan lalu, pada Jumat 14 Februari dirayakan sebagai Hari Valentine alias hari kasih sayang di seluruh dunia. 

Dalam perayaan tersebut, banyak pasangan yang saling berbagi tanda kasih sayang seperti membagikan cokelat atau bunga. 

Namun, ada satu merek cokelat lokal Indonesia yang paling laris diburu setiap perayaan Valentine di Indonesia, yaitu SilverQueen, yang bisa mengalami peningkatan permintaan hingga 20% setiap perayaan ini 

Dengan rasa yang nikmat, dan harga yang terjangkau mulai dari Rp9.500 untuk cokelat batanganya, ditambah lagi dengan inovasi seperti cokelat 1kg, menambah daya tarik tersendiri bagi merek cokelat satu ini. 

Sering disangka merek dari luar negeri, SilverQueen ini ternyata adalah cokelat asli Garut, Jawa Barat, yang bahkan disebut-sebut jadi salah satu cokelat kesukaan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. 

Sudah ada dari zaman Belanda, SilverQueen diproduksi oeh perusahaan cokelat tertua di Asia, Ceres N.V, yang berdiri di Garut, dan kemudian dibeli oleh pengusaha asal Burma, Myanmar, Ming Chee Chuang, pada 1942.

Di bawah kepemilikannya, Ming mempelopori produksi cokelat berbentuk batangan. Namun, karena Indonesia adalah negara tropis, membuat cokelat batangan saja mudah meleleh. 

Akhirnya, dia berinovasi dengan menambahkan kacang mede, yang khas Indonesia, agar cokelatnya lebih kokoh. Dari ide tersebut pula yang menjadi cikal bakal cokelat dengan kacang mede yang khas dari SilverQueen. 

Seiring dengan perkembangan usahanya, ditambah dengan aturan bahwa badan usaha harus dimiliki pribumi, Ming akhirnya mengubah nama perusahaannya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres pada 1950-an. 

Dia bahkan melebarkan sayapnya dan membuka cabang di Bandung, Jawa Barat. Langkah ini pula yang membuatnya dilirik Presiden Soekarno. 

Karena begitu menyukai cokelat dari perusahaan industri Ceres, perusahaan itu ditunjuk untuk menyediakan kudapan utama dalam Konferensi Asia Afrika pada 1955. 

Setelah bisnisnya semakin berkembang, Ming Chee Chuang mewariskan usahanya kepada kedua anaknya, John Chuang dan Joseph Chuang. 

John Chuang kini menjadi pengusaha di Singapura, yang mendirikan perusahaan cokelat di Singapura, Petra Foods, pada 1984 untuk melanjutkan usaha sang Ayah. 

Kini tak hanya produksi SilverQueen, Petra Foods juga memproduksi dan mendistribusikan berbagai merek cokelat seperti Delfi, Ritz, Biskuit Selamat, Meses Ceres, Briko, dan Top tak hanya di Indonesia tapi juga ke seluruh dunia. 

Dengan bisnis cokelatnya yang mendunia, John kemudian mengubah nama perusahaannya dari Petra Foods menjadi Delfi pada Mei 2016. 

John Chuang juga sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya dengan kekayaan mencapai US$615 juta atau setara dengan Rp7,9 triliun pada 2016.

Tak hanya besar di pasar Asia Tenggara, Petra Food kini juga telah berhasil merambah pasar Eropa dan memiliki pabrik di Meksiko, Brasil, dan beberapa negara Eropa. Hal ini pula yang membuat Petra Food menjadi produsen cokelat nomor tiga terbesar di dunia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper