Bisnis.com, JAKARTA -- Keripik kulit ikan sudah menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia. Karena, selain harganya terjangkau dan rasanya yang gurih nikmat, kulit ikan juga memiliki banyak manfaat.
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa kulit ikan punya berbagai manfaat seperti membantu pembentukan jaringan otot, baik untuk kesehatan jantung, dan kesehatan kulit.
Di Indonesia, ada pula berbagai UMKM yang memproduksi keripik kulit ikan, salah satunya Cimandala Makmur yang didirikan oleh Ciptoyoso sejak 2020.
Bukan berasal dari latar belakang bisnis maupun perikanan, Ciptoyoso sebelumnya adalah profesional di bidang farmasi.
Hingga saat memasuki masa pensiun dini, dia mulai menjajal beberapa usaha pengolahan, dan bertemu dengan mitra yang punya latar belakang sekolah tinggi perikanan.
"Sejak 2017, kami trial error, coba-coba membuat produk yang memiliki umur simpan panjang dengan bahan baku yang relatif mudah dicari di Indonesia. Kebetulan partner kami punya spesialisasi di pengolahan pascapanen. Jadi, kami sesuaikan dengan yang dimiliki partner ini, usaha keripik kulit ikan," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (7/3/2025).
Baca Juga
Pada 2020 Ciptoyoso meresmikan usahanya, membentuknya menjadi CV. Namun, usahanya sempat terpuruk diterpa pandemi Covid-19.
"Kami sempat terpuruk juga selama pandemi itu. Kami itu baru mulai pulih itu di akhir 2022 cukup cepat. Begitu Covid-19 sudah dinyatakan berlalu, kemudian kami mulai berproduksi lagi," terangnya.
Lima tahun membangun usaha, kini Cimandala Makmur Sejahtera sudah memiliki total 15 orang karyawan, di mana separuhnya mengandalkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar fasilitas produksi, dan sisanya dari kalangan anak-anak muda.
"Mudah-mudahan dari karyawan yang sudah ada, kami berharap bisa kami kembangkan untuk selanjutnya itu menjadi tim inti kami nanti dan untuk meningkatkan produksi," ujarnya.
Adapun, Cimandala Makmur Sejahtera kini sudah bisa memproduksi hingga 10.000 bungkus keripik ikan per bulan, dengan harapan bisa memaksimalkan kapasitas hingga 30.000 bungkus per bulan.
Saat ini produknya dipasarkan baik lewat supermarket dan pusat oleh-oleh di Jabodetabek, dijual secara online di platform e-commerce. Penjualan online sendiri menyumbang 70% dari total penjualan, dengan varian Telur Asin menjadi yang paling laris.
Ada pula produknya yang diekspor ke beberapa negara, seperti ke Australia dan Taiwan, namun kontribusinya belum besar terhadap penjualan.
Ke depan, Ciptoyoso juga berharap bisa mendapatkan peluang-peluang pasar yang baru sehingga usahanya bisa berproduksi dengan kapasitas penuh dan bisa memberikan manfaat terhadap penyerapan tenaga kerja.