Bisnis.com, JAKARTA — Ong Beng Seng, seorang miliarder pemilik hotel yang berbasis di Singapura dan arsitek Grand Prix Formula Satu negara kota tersebut, mengaku bersalah pada hari Senin atas tuduhan bersekongkol dengan mantan menteri perhubungan S. Iswaran dalam skandal korupsi.
Ong, warga negara Malaysia berusia 79 tahun itu, mengaku bersalah atas satu dakwaan bersekongkol dengan Iswaran dalam menghalangi keadilan, dengan mengakui telah menyampaikan informasi sensitif tentang investigasi antikorupsi yang sedang berlangsung kepada menteri tersebut. Sidang vonisnya dijadwalkan pada 15 Agustus.
Kasus ini telah menarik perhatian Singapura, negara yang secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam antikorupsi global dan membanggakan integritas para pejabat publiknya, yang termasuk di antara pejabat dengan gaji tertinggi di dunia.
Sebagai tokoh bisnis terkemuka di Singapura, Ong merupakan adalah pendiri dan mantan direktur pelaksana Hotel Properties Ltd (HPL) dan dikenal luas setelah berhasil membawa balapan malam F1 ke Singapura.
Pada awal April 2025, dia mengundurkan diri sebagai direktur pelaksana HPL untuk menangani kondisi medis yang dialaminya terkait kanker yang tak kunjung sembuh.
Dia juga mengumumkan tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai direktur pada rapat umum tahunan perusahaan pada 29 April 2025.
Baca Juga
Profil Ong Beng Seng
Lahir sebagai warga negara Malaysia tahun 1944, Ong pindah ke Singapura di usia muda dan setelah meraih gelar di bidang asuransi.
Dia kemudian memulai kariernya di bidang asuransi perkapalan dan perdagangan minyak. Ong kemudian sukses menghasilkan jutaan dolar berkat prediksi akuratnya terhadap naik turunnya harga minyak selama bekerja di Kuo International, sebuah perusahaan perdagangan minyak milik ayah mertuanya, Peter Fu.
Dia lalu bergabung dengan perusahaan tersebut pada tahun 1975, dan modal yang dia peroleh selama bekerja di sana diduga turut membiayai investasi dan pengembangan propertinya di kemudian hari, yang menjadi dasar pendirian HPL.
Pada tahun 1980, Ong mendirikan HPL untuk membeli hotel Hilton Singapore seharga 72 juta dolar Singapura, menandai kiprahnya di sektor properti, perhotelan, dan ritel.
Perusahaan ini dengan cepat mengakuisisi lebih banyak hotel dan properti, terutama yang berlokasi di kawasan Orchard Road yang strategis.
Pada tahun 1982, Ong juga mengantar HPL melantai di bursa saham Singapura. Perusahaan ini kini menjadi konglomerat dengan kepemilikan yang mencakup kepemilikan, manajemen, dan operasional hotel, pengembangan properti, dan kepemilikan investasi.
Menurut laporan tahunan perusahaan hingga Desember 2024, divisi perhotelan HPL memiliki saham di 41 hotel di 17 negara, termasuk Bhutan, Indonesia, Jepang, Italia, Malaysia, Maladewa, Singapura, Inggris, dan AS.
Properti-propertinya beroperasi di bawah merek perhotelan seperti Como Hotels and Resorts, Concorde Hotels, Four Seasons Hotels and Resorts, Hard Rock Hotels, IHG Hotels & Resorts, Marriott International, dan Six Senses Hotels & Resorts.
Portofolio properti komersial dan ritel utama HPL di Singapura meliputi Forum The Shopping Mall dan Concorde Shopping Mall.
Grup ini sebelumnya memiliki tujuh unit di Ming Arcade, yang disepakati untuk dijual seharga 61 juta dolar Singapura pada Desember 2022.
Pada Mei 2022, HPL juga resmi bermitra dengan unit-unit perusahaan investasi Singapura Temasek, membeli aset real estat raksasa media Singapore Press Holdings senilai 2,8 miliar dolar Singapura.