Bisnis.com, JAKARTA -- Tanaman bambu dikenal sebagai salah satu sumber daya alam yang melimpah di Tanah Air. Bambu mudah diperbaharui, memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Dari segi bisnis, bambu adalah bahan baku yang murah dan relative mudah didapatkan dan peminatnya pun semakin banyak.
Ada sejumlah alasan mengapa barang-barang yang terbuat dari bambu lebih dipilih konsumen. Selain lebih murah, bambu dinilai lebih ramah lingkungan sebab pemanfaatannya tidak harus menggunduli hutan seperti halnya furnitur dari kayu.
Kondisi ini membuat pengolahan material bambu kini semakin meluas. Tidak hanya dibuat menjadi perkakas atau furnitur rumah, kini semakin banyak perajin yang berkreasi menggunakan bahan bambu.
Salah satu yang sukses memanfaatkan bambu menjadi barang bernilai ekonomi tinggi yakni Gun Gun Gunawan.
Di bengkel kerjanya yang berlokasi di Jalan Papatan Garut nomor 94 RT 06/RW 10 Kelurahan Cibangkong, Bandung, Jawa Barat, dia menghasilkan berbagai produk unik dari bahan bambu.
Salah satu kreasinya yang sudah tenar hingga ke manca negara adalah frame sepeda dari batang-batang bambu yang diberi merek Haur.
Sepeda yang dibuatnya bukan hanya sekedar untuk pajangan, melainkan benar-benar dapat berfungsi menjadi alat transportasi.
Usaha pengolahan bambu dengan nama dengan merek Haur ini dirintis Gun Gun berdua bersama rekannya sejak 2007 dengan modal sekitar Rp40 juta.
Dia ingin membuat sepeda yang berbeda dengan yang sudah ada. Bambu pun dipilihnya karena memiliki nilai kelenturan yang tinggi, awet, serta lebih ramah lingkungan. Selain itu, nilai etnik dan tradisional bambu dianggapnya mampu menjadi nilai unggul.
Perlu waktu sekitar satu tahun untuk melakukan penelitian dan pengembangan sebelum Gun Gun memulai produksi sepeda pertamanya.
Dia hanya menggunakan bambu jenis Phyllostachys Aurea yang dinilainya memiliki karakter paling cocok untuk dijadikan batang sepeda. Bahan bakunya dipasok dari beberapa daerah seperti Lembang, Purwokerto dan Subang.
“Sebenarnya jenis bambu yang lain juga bisa,tetapi setelah melewati penelitian, jenis bambu tersebut memiliki daya regang yang paling tinggi,” tuturnya.
Ayah dua anak ini menceritakan perlu waktu sekitar 10 hari untuk memproduksi satu frame sepeda dari bambu. Ada sejumlah tahapan yang harus dilakukan untuk mengolah bambu menjadi rangka sepeda.
Proses pertama, pemilihan jenis bambu sesuai dengan diameter yang diperlukan. Kemudian bambu dibawa ke tahap heat treatment berupa pemanasan atau pengawetan. Pada tahap ini kandungan air dan kadar gula dalam bambu akan dikurangi untuk menghindarkan bambu dari hewan yang berpotensi menjadikannya keropos.
Selanjutnya, batang bambu akan dirakit dengan menggunakan tali rami dan bahan perekat khusus. Rangka tersebut dipasangkan dengan berbagai komponen yang menyatukan bambu dengan berbagai logam seperti head tube, seat post, bottom bracket dan rear drop out.
Dia juga melakukan pengukuran presisi untuk mengecek tingkat kelurusan, fleksibilitas, dan ukuran yang diperlukan. Tahapan terakhir yakni pengecatan dengan menggunakan cat glossy untuk menghindarkan air masuk ke serat bambu.
Gun Gun yang dibantu oleh 20 orang pekerja rata-rata membuat 12 sepeda dalam sebulan meski kapasitas optimalnya mencapai 60 sepeda per bulan.
“Saat ini kami sedang mengerjakan pesanan dari bapak Walikota Ridwal Kamil dan Gubernur Ahmad Heryawan. Selain itu, tahun ini kami juga mendapat pesanan sebanyak 10 sepeda setiap bulan selama setahun dari buyer di Amerika Serikat,” ucapnya.
Ya, pelanggan sepeda Haur bukan hanya sebatas dari dalam negeri. Menurut Gun Gun, mayoritas pembelinya berasal dari pasar luar negeri. Sepeda buatannya sudah pernah merambah berbagai negara seperti Perancis, Brazil, Malaysia, Jerman, Amerika dan Australia.
Dari beberapa pembeli yang ditanyakannya, menurutnya, alasan konsumen mengincar produknya karena keunikannya. Selain itu, produk yang dibuat secara handmade dengan sistem per pesanan juga meningkatkan nilai gengsinya.
“Kalau kata mereka [pembeli] sepeda bambu ini tidak kalah pamor dengan motor merek Harley. Tak hanya itu, kualitas produk yang kami buat juga memang benar-benar terjaga dan awet hingga bertahun-tahun,” ucapnya.
Harga yang dipatok untuk satu rangka sepeda bervariasi tergantung jenisnya dengan tarif mulai dari Rp7 juta untuk jenis sepeda balap, city bike dan mountain bike. Sementara untuk jenis sepeda lain seperti sepeda tandem dan sepeda downhill harganya bisa dua kali lipat.
Satu rangka sepeda umumnya memiliki bobot sekitar 1,8 hingga 2,5 kg dengan daya angkut mencapai hingga 500 kg. Biasanya Gun Gun hanya menjual rangka sepedanya saja. Akan tetapi, jika klien ingin membeli sepeda yang sudah dirangkai utuh juga dapat dia ladeni dengan penyesuaian harga.
“Kami bisa konsultasi dulu dengan klien tentang bagaimana komponen atau aksesori sepeda yang mereka inginkan. Jadi sepeda yang dibuat dapat disesuaikan dengan keinginan, model dan budget klien,” jelasnya.
Selain memproduksi sepeda, di bengkel kerjanya Gun Gun juga membuat aneka jenis produk lain dari bambu. Dia menawarkan jasa membuat konstruksi dari bambu untuk kafe, kantor, hotel hingga amplitheater dengan harga mulai dari Rp2,3 juta per m2.
Selain itu ada juga produk lain seperti alat musik dari bambu seperti biola dan gitar, kaos dari serat bambu, kripik dari anak bambu.
“Dalam waktu yang akan datang, kami akan segera meluncurkan mobil bambu pakai listrik dengan harga mulai Rp120 juta. Sebenarnya produknya sudah ada dan sudah ada peminat dari Malaysia yang memesan 40 buah tetapi belum kami luncurkan secara resmi,” tuturnya.