Bisnis.com, JAKARTA — Kikkoman bukan sekadar merek kecap, ini adalah simbol warisan kuliner Jepang yang telah bertahan lebih dari 300 tahun lamanya.
Kikkoman adalah merek kecap asin asal Jepang yang telah mendunia dan menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai masakan khas Jepang. Diproduksi sejak tahun 1917, kecap ini dibuat hanya dari empat bahan utama: kedelai, gandum, garam, dan air.
Meski sederhana, kombinasi ini menghasilkan rasa yang kaya, gurih dan asin, dengan sentuhan asam dari proses fermentasi serta manis yang sangat halus. Cita rasa umaminya yang seimbang menjadikan Kikkoman cocok digunakan untuk mencelup, memasak, maupun meracik saus.
Sejarah Kikkoman
Dilansir dari laman resmi Kikkoman, Rabu (30/07/2025), sejarah Kikkoman dapat ditelusuri hingga abad ke-17, ketika leluhur keluarga Mogi mulai memproduksi kecap berwarna coklat tua dari kedelai, gandum, air, dan garam di kota Noda, Jepang.
Kota itu terletak di dekat tepi Sungai Edo, yang menyediakan akses mudah ke pasokan bahan mentah dan pengiriman cepat ke kota Edo yang sedang berkembang, yang sekarang disebut Tokyo.
Seiring dengan pertumbuhan pasar kecap asin, pada tahun 1917 keluarga Mogi, Takanashi dan Horikiri menggabungkan bisnis mereka untuk membentuk Noda Shoyu Co. Ltd. Nama perusahaan diubah menjadi Kikkoman Shoyu Co. Ltd. pada tahun 1964 dan kemudian menjadi Kikkoman Corporation pada tahun 1980.
Nama Kikkoman sendiri berasal dari gabungan kata "kikko" yang berarti cangkang kura-kura dan "man" yang berarti 10.000. Di Jepang, kura-kura melambangkan kemajuan yang stabil dan umur panjang, bahkan dipercaya bisa hidup hingga 10.000 tahun.
Dan pada tahun 2016, Kikkoman memulai ekspansi bisnisnya di Indonesia dengan menjalin kemitraan bersama produsen saus dan kecap lokal, PT Artha Karya Utama (Akufood). Kini, produk Kikkoman telah tersedia untuk masyarakat Indonesia secara luas setelah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Strategi bertahannya Kikkoman
Kemampuan untuk tetap tanggap terhadap permintaan pasar menjadi kunci bagi produsen kecap asal Jepang ini dalam mengembangkan bisnisnya selama kurang lebih 300 tahun.
Disadur dari Sustainable Japan, Kikkoman mulai mengekspor produknya ke Amerika Serikat sebelum Perang Dunia II, dengan pasar utama adalah komunitas Jepang-Amerika dan orang Jepang yang bekerja di sana. Setelah perang, perusahaan melanjutkan ekspor kecap asin ke pasar luar negeri karena meskipun ekonomi domestik pulih, konsumsi bumbu tidak selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis lebih lanjut, Kikkoman mengadopsi dua strategi baru. Pertama, mendiversifikasi bisnis sebagai respons terhadap perubahan budaya makanan Barat. Perusahaan memperluas lini produknya dengan mengakuisisi hak pemasaran di sebagian besar wilayah Asia dan Oseania untuk produsen buah dan sayur olahan Del Monte, serta memulai bisnis anggur dengan merek Manns Wines.
Strategi kedua adalah melakukan globalisasi bisnis. Kikkoman yakin dengan kualitas produknya berdasarkan umpan balik dari jurnalis, pendidik, dan pihak lain dari AS yang pernah berkunjung ke Jepang setelah perang.
Dengan pendekatan ini, produsen kecap asin tersebut membuka anak perusahaan penjualan pertamanya di Amerika Serikat pada tahun 1957. Pabrik luar negeri pertamanya mulai melakukan pengiriman pada tahun 1973.
Berkontribusi pada Masyarakat
Mogi, direktur Kikkoman, menyatakan bahwa sejak tahun 1925 perusahaan telah menanamkan pemikiran kepada para karyawannya untuk menjalankan bisnis dengan keyakinan bahwa kepentingan masyarakat juga merupakan kepentingan pribadi.
Setiap keluarga pendiri memiliki prinsip masing-masing, seperti pandangan bahwa tujuan perusahaan bukan hanya untuk meraih keuntungan, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang bermakna bagi masyarakat.
“Ratusan tahun lalu, mereka sudah menegaskan apa yang dibutuhkan perusahaan di zaman kami,” kata Mogi. “Alasan kami bisa bertahan selama ini adalah karena filosofi itu menjadi tulang punggung kami, filosofi hidup berdampingan dengan komunitas dan masyarakat.” Cara berpikir inilah yang membentuk filosofi bisnis Kikkoman saat ini, yaitu menjadi perusahaan yang berarti bagi masyarakat dan planet kita, tambahnya, dikutip dari Sustainable Japan.
Kini Produk Kikkoman sudah di jual di lebih dari 100 negara di seluruh dunia dengan berbagai macam saus bumbu. Mulai dari kecap asin (soy sauce), kecap manis, saus teriyaki, saus bulgogi, dan berbagai saus lainnya yang cocok untuk masakan Jepang dan internasional. (Muhamad Ichsan Febrian)