Selasa siang di sebuah rumah yang disulap menjadi kantor sudut gang Jl. Madrasah II Kebon Jeruk Jakarta Barat. Seorang perempuan berkerudung tengah menyantap rujak buah ditemani kolega dan beberapa pegawainya.
Untuk menghapus rasa pedas sambal rujak buah tersebut, dia minum segelas air putih panas. Entah teori darimana, katanya rasa pedas makanan akan cepat hilang dengan menenggak minuman panas. Rasa puas menyantap rujak seperti tak terhindarkan.
“Saya baru saja pulang keliling Eropa selama tiga minggu, lama nggak makan rujak,” katanya di sela-sela obrolan.
Sosok perempuan yang dimaksud ini adalah Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka). Sosok ramah yang bersedia memberi waktu kepada siapa pun yang ingin bertemu dengannya. “Kita sambil jalan ngobrolnya,” katanya saat itu.
Lalu, pertemuan siang itu lebih banyak dihabiskan di atas kendaraan pribadinya, sembari menempuh perjalanan ke bank, pusat penukaran uang, dan pasar di kawasan Mayestik Jakarta Selatan. Gaya bicaranya lugas.
DOKTER MIKRO HIDRO
Tri Mumpuni yang lahir di Semarang dikenal sebagai tokoh penggiat sosial kemasyarakatan di bidang kelistrikan. Bidang yang sama sekali bertolak belakang dengan cita-cita semasa belia yakni menjadi seorang dokter.
Bersama suaminya, Iskandar B. Kuntoadji, ibu tiga anak ini menjelajah dari satu desa ke desa lain, bahkan hingga satu negara ke negara lain untuk membantu memecahkan persoalan masyarakat di bidang kelistrikan.
Kiprahnya mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) telah diakui baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pola pengembangan yang dilakukan bersama timnya pun lebih mengarah ke pendekatan kearifan lokal. Melibatkan masyarakat, tanpa harus membebani masyarakat itu sendiri.
Tak jarang, dirinya harus berhari-hari tinggal di satu desa yang jauh dari akses infrastruktur dan informasi, hanya untuk memastikan kesiapan masyarakat membangun listrik mikro hidro.
Dengan telaten, masyarakat di bekali pelatihan serta membentuk wadah agar kehadiran listrik mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Dulu saya berpikir cita-cita menjadi dokter karena bisa membantu masyarakat kecil, ternyata tanpa saya harus menjadi dokter saya juga bisa dekat dengan masyarakat seperti ini,” tuturnya.
Kiprah ‘dokter mikro hidro’ ini pun dikenal luas. Dalam acara Presidential Summit on Entrepreneurship beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat secara terang-terangan memuji perjuangan Tri Mumpuni dalam membangun kemandirian masyarakat melalui listrik.
LISTRIK MANDIRI
Di Indonesia, Tri Mumpuni bersama tim telah menjangkau sekitar 65 desa yang awalnya tak teraliri listrik, menjadi daerah berpenerangan mandiri.
Adapun di luar negeri, Filipina menjadi satu negara yang memasuki tahap implementasi pengembangan listrik mikro hidro, sedangkan Rwanda dan Kenya masih dalam tahap pelatihan.
Kini, aktivitas Tri Mumpuni lebih luas dan padat. Dirinya banyak diundang menghadiri acara dan menjadi pembicara dalam berbagai seminar yang digelar di Indonesia maupun luar negeri.
Dirinya banyak memiliki kesempatan bertemu dengan berbagai tokoh sosial kemasyarakatan lain dari berbagai penjuru dunia, bahkan tak sedikit pula bertemu dengan pemimpin negara dari sejumlah benua.
Berbekal pengetahuan dan aktivitas yang banyak dikenal kalangan internasional ini, tak sedikit orang yang menawarinya bergabung ke partai politik di dalam negeri.
Menanggapi ini, wanita yang biasa dipanggil dengan nama pendek Puni, langsung tegas menampiknya. Alasannya, kedewasaan berpolitik belum sepenuhnya tercipta di negara dengan penduduk tak kurang dari 230 juta jiwa ini.
“Ada sih partai politik yang menawari dengan alasan keterwakilan perempuan. Tapi coba lihat, mana ada enaknya pekerjaan dicaci maki. Saya belum pernah melihat orang memuji anggota dewan,” ungkapnya.
Menurut dia, tak sedikit anggota dewan yang masih memiliki nurani dan bekerja secara jujur, namun itu tak cukup untuk mengukur seluruh kinerja anggota dewan secara umum di mata masyarakat.
Mimpi Puni tak muluk. Intinya, bagaimana hidup yang dijalaninya saat ini bermanfaat bagi rakyat apapun bidang yang ditekuni, baik menjadi anggota parlemen, menjadi pemimpin, atau sekedar menjadi warga biasa.
Namun di balik mimpi yang tak muluk itu, ada keinginan yang lebih besar dalam bidang yang ditekuninya saat ini. “Saya mimpi Indonesia mempunyai 1.000 pembangkit listrik mikro hidro untuk menerangi daerah terpencil dan tertinggal,” ([email protected])
>BIODATA:
Nama: Tri Mumpuni
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 6 Agustus 1964
Pendidikan: -Leadership for Environment and Development Course (1993-1995)
-Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University,
Thailand (1993)
-Energy and Sustainable Development International Session, Universidad
da Costa Rica (1992)
-Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Pekerjaan: Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan.