JAKARTA: Indonesia dinilai potensial untuk pengembangan pasar farmasi terutama obat tanpa resep dokter atau over the counter (OTC) yang bernilai Rp18 triliun per tahun.Bagaimana pandangan pelaku industri farmasi dan rencana mereka menggarap pasar OTC yang begitu besar itu?Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Nils Moen, Director Consumer Health Care PT Merck Indonesia.Apa pendapat Anda mengenai Indonesia dan potensinya?Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi, baik kemampuan maupun sumber daya alam. Beberapa belahan dunia memang tidak terlalu mengenal Indonesia dan memiliki persepsi negatif terhadap negara ini.Namun, saya tegaskan, semua persepsi negatif itu tidak sepenuhnya benar. Saya pikir masyarakat Indonesia sangat terbuka, moderat, dan bersahabat. Pasar lokalnya juga sangat potensial untuk dikembangkan.Apa tantangan Indonesia untuk menciptakan potensi besar tersebut?Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Potensinya memang besar, tetapi pasar negara ini juga sangat kompleks. Infrastruktur menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia untuk membantu pemasaran produk.Hal itulah yang membuat sebagian perusahaan kesulitan mengembangkan pasar yang kompleks dan kompetitif ini. Perusahaan harus bisa mengembangkan pasar semaksimal mungkin dengan sejumlah tantangan yang ada.Selain pasar yang besar, Indonesia termasuk pasar yang sangat atraktif. Itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dibandingkan dengan pencapaian negara-negara lain.Untuk menggarap pasar negara ini diperlukan waktu yang lama dan berkelanjutan. Merck sudah berada di negara ini lebih dari 40 tahun. Indonesia menjadi pasar potensial di Asia, selain India dan China.Apakah keunggulan pasar OTC di Indonesia dibandingkan dengan negara lain?Salah satu keunggulan Indonesia adalah kekuatan perusahaan lokalnya sangat tinggi. Dalam bisnis OTC, setidaknya 80% dikuasai oleh perusahaan lokal, sedangkan perusahaan multinasional hanya menguasai sekitar 20%.Kami mengapresiasi keunikan itu. Strategi kami adalah meluncurkan produk dan menggencarkan edukasi kepada masyarakat.Apa kendalanya?Seperti saya katakan bahwa pasar Indonesia sangat kompleks. Karakteristik pasarnya berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain. Jadi, kami harus menyiapkan strategi khusus untuk mengembangkan pasar ini.Di Eropa, biasanya konsumen menghendaki produk berkualitas tinggi, tetapi di Indonesia tidak terlalu memedulikan itu.Jadi, kami arus mengerti dengan tantangan itu. Strategi berpromosi juga berbeda antara Indonesia dan negara-negara lain, terutama di Eropa.Apakah regulasi berpengaruh besar terhadap rencana bisnis Merck?Pemerintah sebenarnya telah terbuka untuk berdialog dengan pelaku industri, terkait dengan regulasi ekspor dan impor.Kami sering melakukan diskusi dengan Kementerian Perdagangan. Itu dilakukan dengan harapan mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.Selain itu, pemerintah telah mampu menerapkan standar nasional tersendiri melalui BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan].Upaya itu mampu menjaga persaingan kualitas produk di tingkat lokal.Saat ini, pemerintah memang masih fokus pada pemenuhan standar nasional, tetapi ke depan kenapa tidak? Indonesia harus mampu memiliki obat yang bersaing di kancah internasional.Berapa besar porsi ekspor Merck dan pemenuhan kebutuhan domestik?Kami fokus menggarap pasar lokal. Setidaknya 70% produk kami dipasarkan di dalam negeri, sedangkan 30% lainnya untuk pasar ekspor. Dari total ekspor itu, setidaknya 80% ditujukan ke pasar Asia Tenggara.Merck memiliki pangsa pasar yang kuat pada dua produk, yakni Sangobion dan Neurobion. Beberapa produk kami memiliki segmen tersendiri, mulai dari kelas bawah, menengah, hingga atas.Apa rencana ekspansi Merck di Indonesia dalam waktu dekat?Kami sedang melihat kondisi pasar yang semakin kompetitif seperti sekarang ini. Kami fokus mengembangkan pabrik yang ada terlebih dahulu, yakni di Cijantung, Jakarta Timur.Selain itu, kami ingin fokus meningkatkan kualitas produk dengan merilis produk baru dengan teknologi mutakhir.Berapa besar pasar bisnis OTC di Indonesia?Pasar OTC mencapai Rp18 triliun per tahun. Pangsa pasar Merck di bisnis OTC sekitar 1%, sedangkan di pasar vitamin mencapai 8%.Divisi Perawatan Kesehatan Konsumen Merck Indonesia bertanggung jawab untuk memproduksi, mendistribusikan, dan memasarkan obat-obatan bebas, yakni obat-obatan yang tersedia bagi konsumen tanpa memerlukan resep.Pada tahun lalu, pendapatan yang dihasilkan dari penjualan OTC turun 10% menjadi Rp180 miliar, dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp199 miliar.Pendapatan ini menyumbangkan 20% dari hasil penjualan total perseroan sepanjang tahun.Penurunan itu disebabkan oleh meningkatnya kompetisi yang berdampak pada ketidakseimbangan merek multinasional dan upaya mengonsolidasi sisi penjualan untuk mengurangi kebergantungan pada konsumen besar. (ra)
NILS MOEN: Pasar Indonesia Kompleks tapi sangat Atraktif
JAKARTA: Indonesia dinilai potensial untuk pengembangan pasar farmasi terutama obat tanpa resep dokter atau over the counter (OTC) yang bernilai Rp18 triliun per tahun.Bagaimana pandangan pelaku industri farmasi dan rencana mereka menggarap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

16 jam yang lalu
Ini Tips Generasi Muda Bisa Beli Rumah di Kala Harga Tinggi

1 hari yang lalu
Nafas Panjang Buah Kopi Gayo Kebanggaan Warga Aceh

1 hari yang lalu
Beda Nasib CFC dan KFC, Gerai Ayam Goreng yang Cuan dan Rugi
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
