Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asal China, Huayou, resmi menggantikan LG Energy Solution dalam proyek baterai berbasis nikel terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia.
Berdasarkan catatan Bisnis, Huayou tak hanya akan memastikan proyek investasi kendaraan listrik (EV) senilai US$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun itu tetap berjalan sesuai rencana, tapi juga menambah nilai investasinya di Indonesia.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinator Bidang Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, Zhejiang Huayou Cobalt Co bakal menggelontorkan investasi senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp335 triliun di Indonesia.
Tak hanya sebagai pengganti LG Energy Solution di proyek rantai pasok baterai Indonesia, Huayou juga berencana untuk mengembangkan kawasan industri di Pomala, Sulawesi Tenggara.
Sosok Miliarder di Balik Huayou
Di balik Zhejiang Huayou Cobalt Co. ada seorang miliarder, yang menurut data Forbes hingga 2023 memiliki kekayaan US$1,3 miliar, atau setara dengan Rp19,25 triliun.
Dia adalah Chen Xuahua, pendiri dan ketua Zhejiang Huayou Cobalt, salah satu bisnis pertambangan terbesar di China.
Baca Juga
Huayou adalah pemasok produk kobalt dan nikel untuk industri kendaraan listrik dunia.
Tak banyak informasi tentang kehidupan pribadinya, Chen mendirikan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. pada 2002 dan berkantor pusat di Tongxiang, Zhejiang.
Pada 2006, perusahaan melakukan penawaran perdana saham (IPO) di China, dan dengan cepat menjadi salah satu dari 500 perusahaan teratas China serta 500 perusahaan swasta teratas China.
Kemudian pada 2015, Huayou juga melakukan IPO di bursa saham Shanghai, serta mulai melebarkan sayapnya mendirikan Huayou New Energy Technology (Quzhou) Co., Ltd.
Berdiri 23 tahun, perusahaan ini membangun pola bisnis dengan sumber daya luar negeri, manufaktur internasional, dan pasar global.
Huayou telah membentuk lima sektor bisnis industri energi baru, industri material baru, industri nikel Indonesia, industri sumber daya Afrika dan industri daur ulang.
Bisnisnya mencakup seluruh rantai industri bahan baterai lithium-ion energi baru, termasuk pengembangan sumber daya kobalt, nikel dan lithium, pemurnian hijau logam non-ferrous, penelitian dan pengembangan dan pembuatan bahan baterai lithium-ion, dan daur ulang sumber daya.
Pada 2022, Huayou juga telah mengeluarkan investasi ke Indonesia untuk bergabung dengan Ford dan Vale Indonesia dalam proyek ekstraksi bahan kimia nikel di Indonesia.